Kronologi Teror Maut Virus Corona: Dari Buruk Menjadi Lebih Buruk
A
A
A
JAKARTA - China telah menutup 18 kota ketika negara itu berjuang untuk membendung dan mengatasi virus corona jenis baru, 2019-nCoV , yang hingga hari ini sudah menewaskan 41 orang. Lebih dari 1.300 temuan kasus virus telah dikonfirmasi di China dan beberapa negara,
Penyakit mematikan ini pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan , Provinsi Hubei, pada akhir Desember 2019. Lantaran muncul dan mewabah di Wuhan, virus 2019-nCoV juga dijuluki sebagai virus Wuhan.
Mengutip data AFP, Sabtu (25/1/2020), inilah kronologi perkembangan penyakit tersebut dari buruk menjadi lebih buruk.
31 Desember 2019
Pada 31 Desember, China memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang beberapa kasus pneumonia di Wuhan, sebuah kota pelabuhan dengan 11 juta orang di provinsi Hubei. Detail virus saat itu belum diketahui. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
1 Januari 2020
Beberapa dari mereka yang sakit bekerja di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di kota Wuhan ditutup pada 1 Januari. Saat itu para ahli berupaya mengidentifikasi virus ketika jumlah orang yang teinfeksi lebih dari 40.
5 Januari 2020
Para pejabat China mengesampingkan virus SARS, penyakit yang berasal dari China dan menewaskan lebih dari 770 orang di seluruh dunia selama 2002-2003.
7 Januari 2020
WHO mengumumkan telah mengidentifikasi virus baru di Wuhan. Itu berasal dari keluarga coronavirus, yang meliputi SARS dan flu biasa, dan dinamai secara resmi sebagai 2019-nCoV.
11 Januari 2020
China mengumumkan kematian pertama akibat virus 2019-nCoV, yaitu seorang lelaki berusia 61 tahun yang telah membeli barang-barang dari sebuah pasar di Wuhan.
13 Januari 2020
WHO melaporkan sebuah kasus di Thailand, yang pertama di luar China. Yakni, seorang wanita yang datang dari Wuhan.
16 Januari 2020
Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan temuan kasus virus 2019-nCoV, yakni seorang pria yang juga telah mengunjungi kota Wuhan.
Hari berikutnya, ketika kematian kedua dilaporkan di Wuhan, otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) mengumumkan dimulainya penyaringan di tiga bandara untuk para penumpang yang tiba dari kota Wuhan. (Baca: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat...." )
Pihak berwenang di AS, Nepal, Prancis, Australia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Vietnam dan Taiwan mengonfirmasi temuan kasus virus selama beberapa hari berikutnya.
20 Januari 2020
China melaporkan kematian ketiga dan lebih dari 200 orang infeksi. Kasus-kasus itu dilaporkan mencakup luar provinsi Hubei, termasuk di Beijing, Shanghai dan Shenzhen.
Pakar China tentang penyakit menular, Zhong Nanshan, mengatakan kepada penyiar CCTV bahwa virus dapat dari manusia ke manusia lain.
Negara-negara Asia memperkenalkan wajib cek di terminal kedatangan bandara untuk para penumpang dari daerah berisiko tinggi di China.
22 Januari 2020
Angka kematian di China melonjak menjadi 17 dengan lebih dari 550 orang terinfeksi. Banyak bandara di Eropa meningkatkan pemeriksaan penerbangan dari Wuhan.
23 Januari 2020
Kota Wuhan diisolasi atau di karantina efektif pada 23 Januari, di mana layanan keberangkatan penerbangan dan kereta api ditangguhkan.
Langkah-langkah yang sama diumumkan untuk dua kota lagi di provinsi Hubei, yakni di Xiantao dan Chibi.
Pada tanggal ini WHO belum menyatakan keadaan darurat global meski virus sudah menyebar ke berbagai negara. WHO menyatakan tidak ada bukti temuan virus di luar China menyebar dari manusia ke manusia.
24 Januari 2020
Jumlah kematian di China mencapai 26, dan pemerintah melaporkan lebih dari 830 orang terinfeksi.
Jumlah kota yang ditutup di Hubei meningkat menjadi 13, yang memengaruhi 41 juta orang. Shanghai Disneyland ditutup dan beberapa kota mengumumkan penutupan tempat hiburan. (Baca juga: Saat Virus Corona Mengganas, Beredar Video Pria China Makan Bayi Tikus )
Pihak Beijing mengatakan bagian dari Tembok Besar China dan landmark terkenal lainnya juga akan ditutup.
25 Januari 2020
Beijing membatalkan acara untuk Tahun Baru Imlek yang jatuh 25 Januari 2020. Para pejabat melaporkan kematian pertama akibat virus 2019-nCoV untuk wilayah luar Hubei.
Pembatasan perjalanan diberlakukan pada lima kota lagi di provinsi Hubei, sehingga jumlah keseluruhan orang yang terkena dampak menjadi 56 juta.
Pada hari ini angka kematian melonjak menjadi 41, dengan hampir 1.300 orang terinfeksi dilaporkan di China.
Penyakit mematikan ini pertama kali dilaporkan muncul di Wuhan , Provinsi Hubei, pada akhir Desember 2019. Lantaran muncul dan mewabah di Wuhan, virus 2019-nCoV juga dijuluki sebagai virus Wuhan.
Mengutip data AFP, Sabtu (25/1/2020), inilah kronologi perkembangan penyakit tersebut dari buruk menjadi lebih buruk.
31 Desember 2019
Pada 31 Desember, China memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang beberapa kasus pneumonia di Wuhan, sebuah kota pelabuhan dengan 11 juta orang di provinsi Hubei. Detail virus saat itu belum diketahui. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
1 Januari 2020
Beberapa dari mereka yang sakit bekerja di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di kota Wuhan ditutup pada 1 Januari. Saat itu para ahli berupaya mengidentifikasi virus ketika jumlah orang yang teinfeksi lebih dari 40.
5 Januari 2020
Para pejabat China mengesampingkan virus SARS, penyakit yang berasal dari China dan menewaskan lebih dari 770 orang di seluruh dunia selama 2002-2003.
7 Januari 2020
WHO mengumumkan telah mengidentifikasi virus baru di Wuhan. Itu berasal dari keluarga coronavirus, yang meliputi SARS dan flu biasa, dan dinamai secara resmi sebagai 2019-nCoV.
11 Januari 2020
China mengumumkan kematian pertama akibat virus 2019-nCoV, yaitu seorang lelaki berusia 61 tahun yang telah membeli barang-barang dari sebuah pasar di Wuhan.
13 Januari 2020
WHO melaporkan sebuah kasus di Thailand, yang pertama di luar China. Yakni, seorang wanita yang datang dari Wuhan.
16 Januari 2020
Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan temuan kasus virus 2019-nCoV, yakni seorang pria yang juga telah mengunjungi kota Wuhan.
Hari berikutnya, ketika kematian kedua dilaporkan di Wuhan, otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) mengumumkan dimulainya penyaringan di tiga bandara untuk para penumpang yang tiba dari kota Wuhan. (Baca: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat...." )
Pihak berwenang di AS, Nepal, Prancis, Australia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Vietnam dan Taiwan mengonfirmasi temuan kasus virus selama beberapa hari berikutnya.
20 Januari 2020
China melaporkan kematian ketiga dan lebih dari 200 orang infeksi. Kasus-kasus itu dilaporkan mencakup luar provinsi Hubei, termasuk di Beijing, Shanghai dan Shenzhen.
Pakar China tentang penyakit menular, Zhong Nanshan, mengatakan kepada penyiar CCTV bahwa virus dapat dari manusia ke manusia lain.
Negara-negara Asia memperkenalkan wajib cek di terminal kedatangan bandara untuk para penumpang dari daerah berisiko tinggi di China.
22 Januari 2020
Angka kematian di China melonjak menjadi 17 dengan lebih dari 550 orang terinfeksi. Banyak bandara di Eropa meningkatkan pemeriksaan penerbangan dari Wuhan.
23 Januari 2020
Kota Wuhan diisolasi atau di karantina efektif pada 23 Januari, di mana layanan keberangkatan penerbangan dan kereta api ditangguhkan.
Langkah-langkah yang sama diumumkan untuk dua kota lagi di provinsi Hubei, yakni di Xiantao dan Chibi.
Pada tanggal ini WHO belum menyatakan keadaan darurat global meski virus sudah menyebar ke berbagai negara. WHO menyatakan tidak ada bukti temuan virus di luar China menyebar dari manusia ke manusia.
24 Januari 2020
Jumlah kematian di China mencapai 26, dan pemerintah melaporkan lebih dari 830 orang terinfeksi.
Jumlah kota yang ditutup di Hubei meningkat menjadi 13, yang memengaruhi 41 juta orang. Shanghai Disneyland ditutup dan beberapa kota mengumumkan penutupan tempat hiburan. (Baca juga: Saat Virus Corona Mengganas, Beredar Video Pria China Makan Bayi Tikus )
Pihak Beijing mengatakan bagian dari Tembok Besar China dan landmark terkenal lainnya juga akan ditutup.
25 Januari 2020
Beijing membatalkan acara untuk Tahun Baru Imlek yang jatuh 25 Januari 2020. Para pejabat melaporkan kematian pertama akibat virus 2019-nCoV untuk wilayah luar Hubei.
Pembatasan perjalanan diberlakukan pada lima kota lagi di provinsi Hubei, sehingga jumlah keseluruhan orang yang terkena dampak menjadi 56 juta.
Pada hari ini angka kematian melonjak menjadi 41, dengan hampir 1.300 orang terinfeksi dilaporkan di China.
(mas)