Rusia: Ukraina Telah Jadi Tambang Emas bagi Produsen Senjata Barat

Minggu, 22 Desember 2024 - 06:51 WIB
loading...
Rusia: Ukraina Telah...
Rusia menilai Ukraina telah menjadi tambang emas bagi produsen senjata Barat. Foto/defense.gov
A A A
NEW YORK - Pemerintah Rusia menilai Ukraina telah menjadi peluang yang menguntungkan bagi produsen senjata Barat, yang mendapat untung dari pasokan senjata yang memperpanjang konflik.

Penilaian itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia. Berbicara dalam pengarahan Dewan Keamanan PBB, Nebenzia menuduh negara-negara anggota NATO mengeksploitasi konflik di Ukraina untuk memperkaya industri pertahanan mereka.

”Sudah diketahui umum bahwa Ukraina telah menjadi tambang emas sejati bagi kompleks industri militer [AS dan Inggris] dan sekutu-sekutunya. Namun, perusahaan-perusahaan Amerika-lah yang paling banyak mendapat untung dari konflik tersebut,” tegasnya, yang dilansir Russia Today, Minggu (22/12/2024).



Diplomat Rusia itu menuduh negara-negara Barat lebih mengutamakan keuntungan ekonomi daripada perdamaian.

“Menurut data terbaru, setengah dari total penjualan senjata pada tahun 2023 diproses oleh 41 perusahaan AS dari 100 perusahaan teratas. Mereka menerima USD317 miliar, atau 50% dari pendapatan penjualan senjata global,” kata Nebenzia.

Perwakilan Rusia di PBB mengutip laporan terbaru dari Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), yang mencatat bahwa pendapatan gabungan dari 100 produsen senjata terbesar di dunia pada tahun 2023 mencapai USD632 miliar.

“Akan sangat naif untuk berharap bahwa para pedagang yang tidak bermoral ini, yang telah merasakan nikmatnya uang, akan menyerah menaiki kereta gravy ini demi orang-orang Ukraina yang malang itu,” katanya.

Nebenzia melanjutkan dengan menyatakan bahwa perusahaan militer Barat sering bertindak dalam persekongkolan dengan rezim Kyiv, dengan mengutip contoh 25 firma lobi dan konsultan asing yang mulai mewakili kepentingan Ukraina tanpa biaya setelah konflik dimulai.

Dia secara khusus menyebutkan BGR Government Affairs, yang pimpinannya secara terbuka mengadvokasi peningkatan bantuan militer ke Kyiv dan yang juga mewakili Raytheon Company, pemasok senjata utama AS.

Nebenzia juga menuduh bahwa kompleks industri militer AS mendanai lembaga think tank, yang kesimpulannya kemudian dikutip oleh media.

Pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan di Moskow melaporkan bahwa Ukraina menembakkan enam rudal ATACMS sumbangan AS dan empat rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris, ke pabrik kimia Kamensky di Wilayah Rostov di Rusia selatan.

Pada hari Jumat, sebagai balasan atas serangan itu, militer Rusia menegklaim telah menyerang pusat komando Ukraina dan menargetkan instalasi sistem rudal antipesawat Patriot yang dipasok AS.

Rusia secara konsisten menyatakan bahwa bantuan Barat tidak dapat mencegah pasukan Moskow mencapai tujuan operasi militer mereka atau mengubah hasil akhir konflik. Moskow berpendapat bahwa dengan mendukung Kyiv, Barat hanya memperpanjang konflik.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Siapa Siddharth Nandyala?...
Siapa Siddharth Nandyala? Bocah 14 Tahun yang Mampu Membuat Aplikasi AI untuk Mendeteksi Penyakit Jantung
AS Baru Saja Kalah Perang...
AS Baru Saja Kalah Perang dengan Rusia, Berikut 3 Alasannya
Ingin Tetak Eksis, Mantan...
Ingin Tetak Eksis, Mantan Wapres AS Kamala Harris Punya Ambisi Politik Baru
Kolonel Perempuan AS...
Kolonel Perempuan AS Dipecat karena Tidak Suka Politik dan Berani Berbeda Sikap dengan Wapres
4 Alasan Michelle Obama...
4 Alasan Michelle Obama Memilih Menyendiri di Tengah Rumor Perceraian, Salah Satunya Ambisi Suami saat Jadi Presiden AS
Apa Itu Program Nuklir...
Apa Itu Program Nuklir Iran Serta Apa Maunya AS dan Israel? Ini Penjelasannya
Helikopter Wisata Jatuh...
Helikopter Wisata Jatuh ke Sungai Hudson New York, 6 Orang Tewas
Hampir 1.000 Prajurit...
Hampir 1.000 Prajurit Angkatan Udara Israel Teken Petisi Tolak Perang Gaza
Lawan Tarif Trump, Xi...
Lawan Tarif Trump, Xi Jinping: China Tak Takut!
Rekomendasi
KPK Tanda Tangani Surat...
KPK Tanda Tangani Surat Pemanggilan Ridwan Kamil Pekan Ini
Satgas Operasional Idulfitri...
Satgas Operasional Idulfitri 1446H Resmi Ditutup
Syawal Momen Penguatan...
Syawal Momen Penguatan Silaturahim dan Perayaan Kearifan Lokal untuk Kebersamaan
Berita Terkini
Siapa Siddharth Nandyala?...
Siapa Siddharth Nandyala? Bocah 14 Tahun yang Mampu Membuat Aplikasi AI untuk Mendeteksi Penyakit Jantung
33 menit yang lalu
Siapa Noppajit Meen...
Siapa Noppajit Meen Somboonsate? Penyapu Jalanan di Bangkok yang Jadi Kaya Raya setelah Viral di TikTok
2 jam yang lalu
AS Baru Saja Kalah Perang...
AS Baru Saja Kalah Perang dengan Rusia, Berikut 3 Alasannya
5 jam yang lalu
Ingin Tetak Eksis, Mantan...
Ingin Tetak Eksis, Mantan Wapres AS Kamala Harris Punya Ambisi Politik Baru
7 jam yang lalu
Bukan Hanya Prajurit...
Bukan Hanya Prajurit Israel, 2.000 Dosen dan 100 Dokter Militer Desak Netanyahu Hentikan Perang Gaza
8 jam yang lalu
Kolonel Perempuan AS...
Kolonel Perempuan AS Dipecat karena Tidak Suka Politik dan Berani Berbeda Sikap dengan Wapres
9 jam yang lalu
Infografis
Akhirnya, Ukraina Sepakati...
Akhirnya, Ukraina Sepakati Gencatan Senjata 30 Hari dengan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved