Gencatan Senjata Runtuh, Israel dan Hizbullah Saling Serang

Selasa, 03 Desember 2024 - 10:41 WIB
loading...
Gencatan Senjata Runtuh,...
Israel dan Hizbullah Lebanon saling serang setelah gencatan senjata yang diberlakukan kurang dari seminggu ini runtuh. Foto/en.apa.az
A A A
BEIRUT - Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon saling serang sejak Senin setelah gencatan senjata yang mereka sepakati kurang dari seminggu ini runtuh.

Sedikitnya sembilan orang tewas dan tiga orang terluka akibat serangan Israel di dua kota di Lebanon selatan; Talousa dan Haris, kemarin.

Militer Israel mengaku telah menyerang puluhan target Hizbullah di seluruh Lebanon.

Sebaliknya, Hizbullah menembakkan rudal ke posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan dalam apa yang disebut kelompok yang didukung Iran itu sebagai "serangan peringatan defensif".



Sebelumnya, pada hari yang sama, otoritas Lebanon melaporkan dua kematian tambahan akibat serangan Israel di wilayah lain di Lebanon selatan, termasuk seorang anggota keamanan negara yang tewas saat bertugas, sehingga jumlah korban tewas hari itu menjadi 11 orang.

Para warga di Beirut mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mendengar pesawat nirawak terbang di atas kepala pada ketinggian rendah di malam hari.

Aksi saling serang ini telah menempatkan nasib gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan Prancis praktis runtuh kurang dari seminggu setelah diberlakukan.

Perjanjian gencatan senjata tersebut melarang Israel melakukan operasi militer ofensif di Lebanon sementara mengharuskan Lebanon untuk mencegah kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah, melancarkan serangan ke Israel.

Militer Israel melaporkan tidak ada korban dari dua tembakan rudal Hizbullah tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan respons yang keras.

Hizbullah mengatakan tembakan roketnya, operasi pertama yang diumumkan kelompok itu sejak gencatan senjata mulai berlaku pada hari Rabu lalu, merupakan balasan atas pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan Israel.

Juru bicara Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang merundingkan gencatan senjata atas nama Lebanon, mengatakan Beirut telah mencatat sedikitnya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak Rabu.

Kantor berita resmi Lebanon; NNA, melaporkan pasukan Israel menembakkan dua peluru artileri ke arah kota Beit Lif di Lebanon selatan di distrik Bint Jbeil, sementara tembakan senapan mesin berat menargetkan Yaroun. Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kedua insiden tersebut.

Berri mendesak komite yang bertugas memantau gencatan senjata untuk segera memastikan Israel menghentikan pelanggarannya.

"Kami terlibat melalui mekanisme dengan Prancis, Israel, dan Lebanon untuk menyelidiki dan menangani laporan pelanggaran," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, seraya menambahkan bahwa periode gencatan senjata awal sering kali rapuh tetapi secara umum berhasil mengurangi kekerasan.

Serangan Mematikan


Lebanon dan Israel telah saling menuduh tentang pelanggaran gencatan senjata, dan kemarin Lebanon mengatakan pelanggaran tersebut telah berubah menjadi mematikan.

Satu orang tewas dalam serangan udara Israel di Marjayoun, sekitar 10 km (6 mil) dari perbatasan utara Israel, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.

Badan keamanan negara Lebanon mengatakan serangan pesawat nirawak Israel di Nabatieh menewaskan seorang anggota pasukannya, menyebut insiden itu sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap gencatan senjata.

Militer Lebanon mengatakan pesawat nirawak Israel menyerang buldoser tentara di dekat perbatasan Suriah, melukai seorang tentara.

Militer Israel tidak segera menanggapi pertanyaan tentang insiden di Marjayoun dan Nabatieh tetapi mengatakan telah menargetkan kendaraan militer di dekat infrastruktur Hizbullah di Lembah Bekaa Lebanon dan dekat perbatasan Suriah.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar membantah melakukan kesalahan, menuduh Hizbullah memindahkan senjata ke selatan Sungai Litani yang bertentangan dengan perjanjian gencatan senjata.

"Israel berkomitmen untuk keberhasilan pelaksanaan gencatan senjata, tetapi kami tidak akan menerima kembalinya situasi seperti pada 6 Oktober 2023," kata Saar dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Selasa (3/12/2024).

Lembaga penyiaran publik Israel; Kan, melaporkan bahwa utusan AS Amos Hochstein, yang menjadi perantara gencatan senjata, memperingatkan Israel atas pelanggaran gencatan senjata.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan "pukulan keras" terhadap Hizbullah, dengan mengatakan kelompok itu telah membuat kesalahan besar dengan menargetkan wilayah Israel.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0946 seconds (0.1#10.140)