Ingkar Janji, Presiden Biden Ampuni Putranya atas 2 Kasus Pidana
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) yang segera lengser, Joe Biden, telah memberikan pengampunan untuk putranya Hunter Biden. Ampunan diberikan atas dua kasus pidana yang menjerat Hunter.
Sekadar diketahui, putra Presiden Biden tersebut telah dihukum atas dakwaan senjata api dan mengaku bersalah atas penggelapan pajak federal.
Keputusan Biden ini merupakan pengingkaran janjinya karena dia sebelumnya berjanji tidak akan memberikan pengampunan kepada putranya dan juga berjanji tak akan mencampuri proses hukum.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, presiden AS mengatakan dia telah memberikan pengampunan untuk Hunter, yang sedianya akan dijatuhi hukuman akhir bulan ini atas dua kasus pidana secara terpisah.
"Sejak saya menjabat, saya katakan saya tidak akan mencampuri pengambilan keputusan Departemen Kehakiman, dan saya menepati janji saya meskipun saya melihat anak saya dituntut secara selektif dan tidak adil," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, seperti dikutip Sky News, Senin (2/12/2024).
"Tanpa faktor-faktor yang memberatkan seperti penggunaan dalam kejahatan, pembelian berulang, atau pembelian senjata sebagai pembeli yang tidak bertanggung jawab, orang-orang hampir tidak pernah diadili atas tuduhan kejahatan semata-mata karena cara mereka mengisi formulir senjata," paparnya.
"Mereka yang terlambat membayar pajak karena kecanduan [narkoba] serius, tetapi kemudian membayarnya kembali dengan bunga dan denda, biasanya diberi resolusi non-pidana," lanjut Biden.
"Jelas bahwa Hunter diperlakukan berbeda," sambung sang presiden.
Hunter Biden mengaku bersalah atas penggelapan pajak federal awal tahun ini.
Dia juga dinyatakan bersalah atas tuduhan terkait kepemilikan senjata dan penggunaan narkoba.
Hunter (54) divonis bersalah atas tiga dakwaan kepemilikan senjata api pada bulan Juni, yang menandai penuntutan pidana pertama terhadap putra presiden AS yang sedang menjabat.
Jaksa penuntut mengatakan Hunter berbohong pada formulir saat membeli revolver Colt Cobra pada bulan Oktober 2018 dengan menyatakan dia bukan pengguna narkoba atau pecandu, meskipun memiliki masalah dengan kokain.
Dua bulan kemudian, Hunter mengaku bersalah atas tuduhan penggelapan pajak federal.
Dia dijadwalkan diadili atas tuduhan pidana karena gagal membayar pajak sebesar USD1,4 juta sementara diduga menghabiskan uang secara boros untuk narkoba, pekerja seks, dan barang-barang mewah.
"Pengampunan penuh dan tanpa syarat" dari Presiden Biden untuk putranya mencakup tuduhan kepemilikan senjata api dan penggelapan pajak federal, yang mana Hunter akan dijatuhi hukuman masing-masing pada tanggal 12 Desember dan 16 Desember.
Dalam pernyataan tersebut, Presiden Biden terus mengatakan: "Tuduhan terhadap Hunter muncul hanya setelah beberapa lawan politik saya di Kongres menghasut mereka untuk menyerang saya dan menentang pemilihan saya."
Presiden 82 tahun itu kemudian mengatakan kesepakatan pembelaan Hunter yang disetujui oleh Departemen Kehakiman, dibatalkan di ruang sidang. "Dengan sejumlah lawan politik saya di Kongres mengaku telah memberikan tekanan politik pada proses tersebut," katanya.
Memperhatikan perjuangan Hunter melawan kecanduan narkoba, presiden menambahkan: "Tidak ada orang waras yang melihat fakta-fakta kasus Hunter dapat mencapai kesimpulan lain selain Hunter dibidik hanya karena dia adalah putra saya—dan itu salah."
"Ada upaya untuk menghancurkan Hunter—yang telah lima setengah tahun sadar, bahkan dalam menghadapi serangan yang tak henti-hentinya dan penuntutan selektif," paparnya.
"Dalam upaya menghancurkan Hunter, mereka telah mencoba menghancurkan saya—dan tidak ada alasan untuk percaya itu akan berhenti di sini. Sudah cukup," imbuh dia.
Presiden Biden kemudian berkata: "Sepanjang karier saya, saya telah mengikuti prinsip sederhana: katakan saja yang sebenarnya kepada rakyat Amerika. Mereka akan bersikap adil."
Dia menegaskan, "Saya percaya pada sistem peradilan," tetapi mengatakan bahwa dia yakin politik yang kasar telah mencemari proses ini dan menyebabkan ketidakadilan.
"Saya berharap rakyat Amerika akan mengerti mengapa seorang ayah dan presiden mengambil keputusan ini," katanya.
Namun, ini menandai perubahan sikap presiden, karena sebelumnya dia dengan tegas menolak pengampunan atau keringanan hukuman bagi putranya.
Presiden Biden mengatakan kepada wartawan saat Hunter menghadapi persidangan dalam kasus senjata api di Delaware: "Saya mematuhi keputusan hakim. Saya akan melakukannya dan saya tidak akan memaafkannya."
Baru-baru ini, pada 8 November—sehari setelah Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilu 2024—Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak pengampunan atau grasi bagi Hunter.
"Kami telah ditanyai pertanyaan itu beberapa kali," katanya. "Jawaban kami tetap, yaitu tidak."
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Hunter mengatakan bahwa dia telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahannya selama hari-hari tergelap kecanduan narkobanya, tetapi mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan itu telah dieksploitasi.
"Untuk dengan sengaja mempermalukan saya dan keluarga saya demi permainan politik," ujarnya.
"Dalam pemulihan, kita dapat diberi kesempatan untuk menebus kesalahan jika memungkinkan dan membangun kembali hidup kita jika kita tidak pernah menganggap remeh belas kasihan yang telah diberikan kepada kita."
"Saya tidak akan pernah menganggap remeh pengampunan yang telah diberikan kepada saya hari ini dan akan mengabdikan hidup yang telah saya bangun kembali untuk membantu mereka yang masih sakit dan menderita," paparnya.
Menanggapi pengampunan tersebut, Presiden terpilih AS Donald Trump menggunakan Truth Social untuk menyerukan pembebasan mereka yang dipenjara karena kerusuhan 6 Januari.
"Apakah Pengampunan yang diberikan oleh Joe kepada Hunter mencakup Sandera J-6, yang kini telah dipenjara selama bertahun-tahun?" tulis Trump.
Pada tanggal 6 Agustus, Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Columbia mengatakan sekitar 562 terdakwa yang dijatuhi hukuman atas tuduhan yang berkaitan dengan penyerbuan Gedung Capitol telah dipenjara.
Presiden terpilih itu kemudian berkata: "Benar-benar penyalahgunaan dan kesalahan hukum!"
Sekadar diketahui, putra Presiden Biden tersebut telah dihukum atas dakwaan senjata api dan mengaku bersalah atas penggelapan pajak federal.
Keputusan Biden ini merupakan pengingkaran janjinya karena dia sebelumnya berjanji tidak akan memberikan pengampunan kepada putranya dan juga berjanji tak akan mencampuri proses hukum.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih, presiden AS mengatakan dia telah memberikan pengampunan untuk Hunter, yang sedianya akan dijatuhi hukuman akhir bulan ini atas dua kasus pidana secara terpisah.
"Sejak saya menjabat, saya katakan saya tidak akan mencampuri pengambilan keputusan Departemen Kehakiman, dan saya menepati janji saya meskipun saya melihat anak saya dituntut secara selektif dan tidak adil," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih, seperti dikutip Sky News, Senin (2/12/2024).
"Tanpa faktor-faktor yang memberatkan seperti penggunaan dalam kejahatan, pembelian berulang, atau pembelian senjata sebagai pembeli yang tidak bertanggung jawab, orang-orang hampir tidak pernah diadili atas tuduhan kejahatan semata-mata karena cara mereka mengisi formulir senjata," paparnya.
"Mereka yang terlambat membayar pajak karena kecanduan [narkoba] serius, tetapi kemudian membayarnya kembali dengan bunga dan denda, biasanya diberi resolusi non-pidana," lanjut Biden.
"Jelas bahwa Hunter diperlakukan berbeda," sambung sang presiden.
Hunter Biden mengaku bersalah atas penggelapan pajak federal awal tahun ini.
Dia juga dinyatakan bersalah atas tuduhan terkait kepemilikan senjata dan penggunaan narkoba.
Hunter (54) divonis bersalah atas tiga dakwaan kepemilikan senjata api pada bulan Juni, yang menandai penuntutan pidana pertama terhadap putra presiden AS yang sedang menjabat.
Jaksa penuntut mengatakan Hunter berbohong pada formulir saat membeli revolver Colt Cobra pada bulan Oktober 2018 dengan menyatakan dia bukan pengguna narkoba atau pecandu, meskipun memiliki masalah dengan kokain.
Dua bulan kemudian, Hunter mengaku bersalah atas tuduhan penggelapan pajak federal.
Dia dijadwalkan diadili atas tuduhan pidana karena gagal membayar pajak sebesar USD1,4 juta sementara diduga menghabiskan uang secara boros untuk narkoba, pekerja seks, dan barang-barang mewah.
"Pengampunan penuh dan tanpa syarat" dari Presiden Biden untuk putranya mencakup tuduhan kepemilikan senjata api dan penggelapan pajak federal, yang mana Hunter akan dijatuhi hukuman masing-masing pada tanggal 12 Desember dan 16 Desember.
Dalam pernyataan tersebut, Presiden Biden terus mengatakan: "Tuduhan terhadap Hunter muncul hanya setelah beberapa lawan politik saya di Kongres menghasut mereka untuk menyerang saya dan menentang pemilihan saya."
Presiden 82 tahun itu kemudian mengatakan kesepakatan pembelaan Hunter yang disetujui oleh Departemen Kehakiman, dibatalkan di ruang sidang. "Dengan sejumlah lawan politik saya di Kongres mengaku telah memberikan tekanan politik pada proses tersebut," katanya.
Memperhatikan perjuangan Hunter melawan kecanduan narkoba, presiden menambahkan: "Tidak ada orang waras yang melihat fakta-fakta kasus Hunter dapat mencapai kesimpulan lain selain Hunter dibidik hanya karena dia adalah putra saya—dan itu salah."
"Ada upaya untuk menghancurkan Hunter—yang telah lima setengah tahun sadar, bahkan dalam menghadapi serangan yang tak henti-hentinya dan penuntutan selektif," paparnya.
"Dalam upaya menghancurkan Hunter, mereka telah mencoba menghancurkan saya—dan tidak ada alasan untuk percaya itu akan berhenti di sini. Sudah cukup," imbuh dia.
Presiden Biden kemudian berkata: "Sepanjang karier saya, saya telah mengikuti prinsip sederhana: katakan saja yang sebenarnya kepada rakyat Amerika. Mereka akan bersikap adil."
Dia menegaskan, "Saya percaya pada sistem peradilan," tetapi mengatakan bahwa dia yakin politik yang kasar telah mencemari proses ini dan menyebabkan ketidakadilan.
"Saya berharap rakyat Amerika akan mengerti mengapa seorang ayah dan presiden mengambil keputusan ini," katanya.
Namun, ini menandai perubahan sikap presiden, karena sebelumnya dia dengan tegas menolak pengampunan atau keringanan hukuman bagi putranya.
Presiden Biden mengatakan kepada wartawan saat Hunter menghadapi persidangan dalam kasus senjata api di Delaware: "Saya mematuhi keputusan hakim. Saya akan melakukannya dan saya tidak akan memaafkannya."
Baru-baru ini, pada 8 November—sehari setelah Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilu 2024—Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menolak pengampunan atau grasi bagi Hunter.
"Kami telah ditanyai pertanyaan itu beberapa kali," katanya. "Jawaban kami tetap, yaitu tidak."
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Hunter mengatakan bahwa dia telah mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahannya selama hari-hari tergelap kecanduan narkobanya, tetapi mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan itu telah dieksploitasi.
"Untuk dengan sengaja mempermalukan saya dan keluarga saya demi permainan politik," ujarnya.
"Dalam pemulihan, kita dapat diberi kesempatan untuk menebus kesalahan jika memungkinkan dan membangun kembali hidup kita jika kita tidak pernah menganggap remeh belas kasihan yang telah diberikan kepada kita."
"Saya tidak akan pernah menganggap remeh pengampunan yang telah diberikan kepada saya hari ini dan akan mengabdikan hidup yang telah saya bangun kembali untuk membantu mereka yang masih sakit dan menderita," paparnya.
Respons Donald Trump
Menanggapi pengampunan tersebut, Presiden terpilih AS Donald Trump menggunakan Truth Social untuk menyerukan pembebasan mereka yang dipenjara karena kerusuhan 6 Januari.
"Apakah Pengampunan yang diberikan oleh Joe kepada Hunter mencakup Sandera J-6, yang kini telah dipenjara selama bertahun-tahun?" tulis Trump.
Pada tanggal 6 Agustus, Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Columbia mengatakan sekitar 562 terdakwa yang dijatuhi hukuman atas tuduhan yang berkaitan dengan penyerbuan Gedung Capitol telah dipenjara.
Presiden terpilih itu kemudian berkata: "Benar-benar penyalahgunaan dan kesalahan hukum!"
(mas)