3 Tindakan Rasis Israel Terhadap Warga Muslim di Tel Aviv
loading...
A
A
A
Diskriminasi dalam kebijakan perumahan juga sangat jelas, di mana banyak pemukiman yang tidak menerima keluarga Muslim untuk tinggal di dalamnya.
Pemeriksaan keamanan yang ketat di bandara Ben Gurion dan pos pemeriksaan yang ada di Tel Aviv dan kota-kota lainnya sering kali menjadi bentuk diskriminasi yang nyata terhadap warga Muslim, baik yang berstatus sebagai warga negara Israel maupun yang berasal dari wilayah yang diduduki.
Contoh, warga Muslim sering kali dikenakan pemeriksaan ekstra ketat berdasarkan latar belakang etnis dan agama mereka, bukan berdasarkan individu dan pola perilaku mereka.
Warga Muslim sering diperlakukan secara berbeda dan diawasi lebih ketat dibandingkan warga Yahudi, meskipun tidak ada bukti bahwa mereka lebih berisiko. Pemeriksaan ini sering kali melibatkan tanya jawab yang merendahkan, penahanan yang tidak sah, dan penundaan yang tidak adil saat mereka mencoba untuk bepergian.
Banyak warga Muslim, terutama yang memiliki identitas Palestina, merasa diawasi secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka mungkin dipaksa untuk menunjukkan identifikasi yang lebih sering, dan aplikasi untuk izin bepergian atau visa sering kali ditolak atau diperlambat tanpa penjelasan yang jelas.
Media Israel sering kali menggambarkan warga Muslim dalam stereotip negatif, memperburuk prasangka terhadap mereka.
Warga Muslim di Tel Aviv dan sekitarnya sering diperlakukan sebagai ancaman teroris, meskipun sebagian besar dari mereka adalah warga negara yang sah yang tidak terlibat dalam kegiatan ekstremis.
Penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum terhadap warga Muslim juga merupakan masalah besar di Tel Aviv.
Beberapa insiden menunjukkan bagaimana polisi Israel terkadang menggunakan kekerasan berlebihan terhadap warga Muslim, baik dalam protes maupun dalam interaksi sehari-hari.
Ketika warga Muslim, khususnya berlatar belakang Palestina, mengadakan protes atau demonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka, mereka sering kali menghadapi tindakan keras dari polisi.
2. Pelanggaran HAM di Perbatasan dan Pemeriksaan Keamanan
Pemeriksaan keamanan yang ketat di bandara Ben Gurion dan pos pemeriksaan yang ada di Tel Aviv dan kota-kota lainnya sering kali menjadi bentuk diskriminasi yang nyata terhadap warga Muslim, baik yang berstatus sebagai warga negara Israel maupun yang berasal dari wilayah yang diduduki.
Contoh, warga Muslim sering kali dikenakan pemeriksaan ekstra ketat berdasarkan latar belakang etnis dan agama mereka, bukan berdasarkan individu dan pola perilaku mereka.
Warga Muslim sering diperlakukan secara berbeda dan diawasi lebih ketat dibandingkan warga Yahudi, meskipun tidak ada bukti bahwa mereka lebih berisiko. Pemeriksaan ini sering kali melibatkan tanya jawab yang merendahkan, penahanan yang tidak sah, dan penundaan yang tidak adil saat mereka mencoba untuk bepergian.
Banyak warga Muslim, terutama yang memiliki identitas Palestina, merasa diawasi secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka mungkin dipaksa untuk menunjukkan identifikasi yang lebih sering, dan aplikasi untuk izin bepergian atau visa sering kali ditolak atau diperlambat tanpa penjelasan yang jelas.
Media Israel sering kali menggambarkan warga Muslim dalam stereotip negatif, memperburuk prasangka terhadap mereka.
Warga Muslim di Tel Aviv dan sekitarnya sering diperlakukan sebagai ancaman teroris, meskipun sebagian besar dari mereka adalah warga negara yang sah yang tidak terlibat dalam kegiatan ekstremis.
3. Kekerasan Polisi dan Penegakan Hukum yang Tidak Seimbang
Penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat penegak hukum terhadap warga Muslim juga merupakan masalah besar di Tel Aviv.
Beberapa insiden menunjukkan bagaimana polisi Israel terkadang menggunakan kekerasan berlebihan terhadap warga Muslim, baik dalam protes maupun dalam interaksi sehari-hari.
Ketika warga Muslim, khususnya berlatar belakang Palestina, mengadakan protes atau demonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka, mereka sering kali menghadapi tindakan keras dari polisi.