Pandangan 2 Capres Amerika Terhadap Palestina, Adakah yang Memilih Netral?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pandangan dua Calon Presiden (Capres) Amerika terhadap Palestina menarik untuk diulas, sebab mereka berdua memiliki persepsi yang cukup bertolak belakang.
Meski begitu, kebanyakan orang di Palestina menganggap jika pemilu AS tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap mereka. Sebab pihak manapun yang menang dianggap akan selalu mendukung dan membela Israel.
Sedangkan Tel Aviv sangat mendukung Donald Trump untuk menjadi Presiden AS selanjutnya. Dalam sebuah survey yang dilakukan menyebutkan jika sekitar 66 % masyarakat Israel memilih Trump untuk menjadi Presiden AS berikutnya.
Mengingat Trump memang dikenal sebagai presiden yang kerap kali membuat kebijakan pro-Israel di kala ia menjabat pada dari 2017 hingga 2021. Namun sebenarnya, bagaimana pandangan kedua capres Amerika terhadap Palestina? Berikut ini ulasannya.
Tidak hanya itu, Trump juga mengubah kebijakan AS yang berlaku selama setengah abad dan konsensus internasional yang luas dengan mengakui klaim teritorial Israel atas Golan, yang direbut dari Suriah dalam perang tahun 1967, dan kemudian dianeksasi secara sepihak.
Sehingga bukan rahasia lagi bahwa Netanyahu dan anggota pemerintahannya akan merasa lebih nyaman dengan mantan Presiden Donald Trump, yang pernah menjadi sekutu dekatnya, kembali ke Gedung Putih.
Trump juga bersikeras ingin membuat “kesepakatan akhir” untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina dengan menjadikan Tel Aviv sebagai kunci perdamaian.
Hal tersebut disebabkan Trump selalu memandang Palestina sebagai wilayah yang dipenuhi oleh kelompok ekstrimis dan teroris. Karena itulah dirinya tidak pernah mendukung kemerdekaan negara tersebut.
Harris juga akan mendukung kebijakan yang memberikan sanksi persenjataan kepada Israel sebagai bagian dari pemerintahan ini. Hal membuat sosoknya menjadi seakan pro-Palestina.
Terlebih, Harris telah berupaya untuk mengatasi masalah kesetaraan dan keadilan, keselarasannya dengan kebijakan Joe Biden dapat mengasingkan mereka yang menginginkan sikap yang lebih vokal terhadap hak-hak Palestina.
Hal tersebut membuat reputasinya sangat buruk di Israel. Karena itu jugalah yang membuat Trump mendapat mayoritas dukungan dari kubu Benjamin Netanyahu.
Meski begitu, Harris menegaskan jika dirinya hanya menegakkan keadilan dan tidak bermaksud menjatuhkan Israel. Penasihat Keamanan Nasional Wakil Presiden Harris, Phil Gordon, mengatakan di X bahwa Harris tidak mendukung embargo senjata terhadap Israel dan selalu memastikan negara tersebut dapat mempertahankan dirinya dari serangan teroris.
Meski begitu, kebanyakan orang di Palestina menganggap jika pemilu AS tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap mereka. Sebab pihak manapun yang menang dianggap akan selalu mendukung dan membela Israel.
Sedangkan Tel Aviv sangat mendukung Donald Trump untuk menjadi Presiden AS selanjutnya. Dalam sebuah survey yang dilakukan menyebutkan jika sekitar 66 % masyarakat Israel memilih Trump untuk menjadi Presiden AS berikutnya.
Mengingat Trump memang dikenal sebagai presiden yang kerap kali membuat kebijakan pro-Israel di kala ia menjabat pada dari 2017 hingga 2021. Namun sebenarnya, bagaimana pandangan kedua capres Amerika terhadap Palestina? Berikut ini ulasannya.
Pandangan 2 Capres Amerika Terhadap Palestina
1. Pandangan Donald Trump Terhadap Palestina
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jika Trump dikenal sebagai Presiden yang sangat mendukung Israel dan memusuhi Muslim. Hal ini terbukti setelah ia memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, dan menjadikan Kota Suci tersebut sebagai Ibu Kota Israel.Tidak hanya itu, Trump juga mengubah kebijakan AS yang berlaku selama setengah abad dan konsensus internasional yang luas dengan mengakui klaim teritorial Israel atas Golan, yang direbut dari Suriah dalam perang tahun 1967, dan kemudian dianeksasi secara sepihak.
Sehingga bukan rahasia lagi bahwa Netanyahu dan anggota pemerintahannya akan merasa lebih nyaman dengan mantan Presiden Donald Trump, yang pernah menjadi sekutu dekatnya, kembali ke Gedung Putih.
Trump juga bersikeras ingin membuat “kesepakatan akhir” untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina dengan menjadikan Tel Aviv sebagai kunci perdamaian.
Hal tersebut disebabkan Trump selalu memandang Palestina sebagai wilayah yang dipenuhi oleh kelompok ekstrimis dan teroris. Karena itulah dirinya tidak pernah mendukung kemerdekaan negara tersebut.
2. Pandangan Kamala Harris Terhadap Palestina
Menghadapi Trump yang pro-Israel, Kamala Harris memilih untuk netral dan akan menghadapi skeptisisme dari sebagian pemilih pro-Palestina yang merasa pemerintahan Biden-Harris belum melakukan apa pun untuk membantu mengakhiri perang di Gaza.Harris juga akan mendukung kebijakan yang memberikan sanksi persenjataan kepada Israel sebagai bagian dari pemerintahan ini. Hal membuat sosoknya menjadi seakan pro-Palestina.
Terlebih, Harris telah berupaya untuk mengatasi masalah kesetaraan dan keadilan, keselarasannya dengan kebijakan Joe Biden dapat mengasingkan mereka yang menginginkan sikap yang lebih vokal terhadap hak-hak Palestina.
Hal tersebut membuat reputasinya sangat buruk di Israel. Karena itu jugalah yang membuat Trump mendapat mayoritas dukungan dari kubu Benjamin Netanyahu.
Meski begitu, Harris menegaskan jika dirinya hanya menegakkan keadilan dan tidak bermaksud menjatuhkan Israel. Penasihat Keamanan Nasional Wakil Presiden Harris, Phil Gordon, mengatakan di X bahwa Harris tidak mendukung embargo senjata terhadap Israel dan selalu memastikan negara tersebut dapat mempertahankan dirinya dari serangan teroris.
(ahm)