Nostradamus Pemilu AS Ramalkan Kamala Harris Menang, Apakah Terbukti?

Selasa, 05 November 2024 - 15:29 WIB
loading...
Nostradamus Pemilu AS...
Allan Lichtman, nostradamus pemilu Amerika Serikat, meramalkan Kamala Harris kalahkan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024. Foto/USA Today
A A A
WASHINGTON - Allan Lichtman, yang dijuluki sebagai nostradamus pemilu Amerika Serikat (AS), telah meramalkan Kamala Harris sebagai pemenang dan menjadi presiden perempuanpertama Amerika. Apakah ramalannya terbukti?

Pemilu Amerika digelar Selasa (5/11/2024) waktu setempat. Ini menjadi pertarungan sengit antara dua calon presiden utama; Kamala Harris dari Partai Demokrat dengan Donald Trump dari Partai Republik.

Lichtman, yang juga dikenal sebagai sejarawan dan penulis, terkenal karena sebagian besar ramalannya tentang pemilu AS selalu tepat.

Baca Juga: Hari Ini, Amerika Memilih Presiden Baru: Kamala Harris atau Donald Trump

Lichtman mengabaikan relevansi sebagian besar data jajak pendapat atau survei, dengan mengatakan bahwa data tersebut sewenang-wenang seperti "takhayul" dalam kata-kata filsuf populer David Hume.

"Serahkan saja (jajak pendapat) itu ke dalam api," kata Lichtman kepada NDTV.

"Jajak pendapat itu tidak memiliki nilai prediktif. Dan semuanya masih dalam batas kesalahan," paparnya.

"Pada tahun 2016, ketika saya meramalkan Donald Trump, saya tidak begitu populer di Washington DC yang 90 persen demokratis, tempat saya mengajar di American University. Semua jajak pendapat mengarah ke arah yang lain. Bahkan, penyusun jajak pendapat yang paling terkemuka, Princeton University Consortium, memberi Hillary Clinton peluang menang sebesar 99 persen," paparnya.

Model prediksi atau ramalan Lichtman berfokus pada pola historis, menepis gagasan bahwa jajak pendapat, strategi kampanye, atau bahkan demografi pemilu saja dapat menentukan hasil.

Pada tahun 1981, dia mengembangkan sistem 13 "Kunci Gedung Putih", yang mengidentifikasi bahwa tata kelola, bukan taktik kampanye, yang menentukan pemilu AS.

Modelnya telah meramalkan pemenang setiap pemilu dengan tepat sejak tahun 1984, termasuk beberapa pemilu ketika kesimpulannya bertentangan dengan sentimen populer.

"Ya, kita akan memiliki Kamala Harris, presiden baru yang inovatif, presiden perempuan pertama, dan presiden pertama yang berdarah campuran Afrika dan Asia. Ini seperti bayangan ke mana Amerika akan bergerak. Kita dengan cepat menjadi negara mayoritas-minoritas, orang kulit putih tua seperti saya, kita sedang mengalami kemunduran," kata Lichtman, mengulangi ramalannya bahwa Harris akan mengalahkan Trump.

Meskipun demografi tidak menentukan prediksi modelnya, Lichtman mengakui tren demografi yang semakin diperjuangkan Partai Republik.

Menurut Lichtman, upaya Partai Republik untuk membatasi suara minoritas melalui taktik penekanan pemilih mencerminkan partai yang mencoba mengamankan basis yang semakin menyusut dalam menghadapi perubahan ini.

"Saya tidak mendasarkan prediksi saya pada demografi pemilih. Anda tidak dapat memprediksi pemilihan secara akurat dengan mencoba membaginya menjadi kelompok pemilih individu. Saya menggunakan analogi cangkir teh. Anda menuangkan gula ke dalamnya. Anda tidak belajar apa pun dengan mencoba mengikuti molekul gula individual, tetapi Anda dapat belajar banyak dari parameter integral yang sederhana seperti kemanisan dan kepadatan. Dan itulah inti dari semua itu," kata Lichtman kepada NDTV.

Meskipun mengakui kemungkinan kesalahan, Lichtman mengatakan prediksinya pasti, dan tidak dibatasi oleh probabilitas.

Lichtman selalu benar dalam setiap pemilu AS sejak Ronald Reagan, bahkan secara retrospektif kembali ke pemilihan tahun 1860 yang membawa Abraham Lincoln berkuasa.

"Mungkinkah saya salah? Tentu saja, saya manusia. Setiap manusia bisa salah. Itu selalu mungkin," katanya.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
Gencatan Senjata India...
Gencatan Senjata India dan Pakistan Sangat Rapuh, Trump Tawarkan Bantuan
Trump: India dan Pakistan...
Trump: India dan Pakistan Sepakat untuk Gencatan Senjata
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Peluang Emas, Nilai...
Peluang Emas, Nilai Perdagangan Indonesia-AS Bisa Tembus Rp1.321 Triliun
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Ngeri! 13 Orang Tewas...
Ngeri! 13 Orang Tewas Disambar Petir
Rekomendasi
Semringah Ikut Operasi...
Semringah Ikut Operasi Katarak Gratis, Warga Sukabumi: Terima Kasih MNC Peduli dan RSI Assyifa
16 Warga Pra Sejahtera...
16 Warga Pra Sejahtera Ikuti Operasi Katarak Gratis MNC Peduli dan RS Islam Assyifa Sukabumi
Polri Siap Kerahkan...
Polri Siap Kerahkan Pasukan untuk Tertibkan Premanisme, Serius atau Cuma Omon-omon?
Berita Terkini
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
India dan Pakistan Saling...
India dan Pakistan Saling Klaim Menang Perang
Infografis
J-36 China Diklaim Bisa...
J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved