Permusuhan dengan Israel Memanas, Iran Pertimbangkan Bikin Bom Nuklir
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran sedang mempertimbangkanamandemen doktrin nuklirnya, yang memungkinkannya untuk membuat bom atom, serta memperluas jangkauan rudalnya.
Itu disampaikan Kepala Dewan Strategis Iran untuk Hubungan Luar Negeri Kamal Kharrazi. Dia mengonfirmasi bahwa Teheran sudah sepenuhnya mampu membangun senjata nuklir dan satu-satunya hal yang mencegahnya hanyalah fatwa haram yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Konfirmasi Kharrazi muncul dalam wawancaranya dengan Al Mayadeen ketika permusuhan antara Iran dan Israel semakin memanas.
Dia menekankan kesiapan Iran untuk menanggapi setiap eskalasi sambil menyatakan keinginan untuk menghindari perang lebih lanjut.
Terkait perubahan doktrin nuklir yang sedang dipertimbangkan, Kharrazi mengatakan itu sebagai tanggapan terhadap ancaman eksistensial yang dirasakan Iran.
Sekadar diketahui, Khamenei pada awal tahun 2000-an mengeluarkan fatwa haram pembuatan bom nuklir bagi Iran. Itu sebagai penegasan bahwa program nuklir Teheran semata-mata untuk tujuan damai.
Kharrazi mengatakan Iran kemungkinan akan meningkatkan jangkauan rudal balistiknya melampaui batas yang ditetapkan sendiri yaitu 2.000 km (1.250 mil).
Menurutnya, jangkaun misil itu sebenarnya sudah dapat untuk menjangkau basis pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Timur Tengah.
Kharrazi mengatakan Iran akan menanggapi Israel 26 Oktober lalu pada waktu dan cara yang dipilihnya.
Diamenegaskan bahwa jika negara-negara Barat tidak mengakui kekhawatiran Iran, khususnya mengenai kedaulatan dan integritas teritorialnya, Iran juga akan mengabaikan kekhawatiran negara-negara Barat. Oleh karena itu, Teheran kemungkinan besar akan mengembangkan dan memperluas jangkauan rudalnya.
Kharrazi menanggapi perang "tidak seimbang" di kawasan tersebut, dengan mengatakan:”Perang tersebut dipimpin oleh Israel, yang melakukan pembersihan etnis dan pemusnahan rakyat Palestina, dan memerangi mereka yang mempertahankan hidup, keberadaan, dan tanah mereka.”
Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bangun dan memberikan tekanan kepada Israel.
“Sayangnya, kita masih melihat Barat, termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, terus mendukung entitas yang brutal dan kriminal tersebut dan membela tindakannya dengan mendanainya dan mengirimkan senjata,” paparnya, yang dilansir Minggu (3/11/2024).
Itu disampaikan Kepala Dewan Strategis Iran untuk Hubungan Luar Negeri Kamal Kharrazi. Dia mengonfirmasi bahwa Teheran sudah sepenuhnya mampu membangun senjata nuklir dan satu-satunya hal yang mencegahnya hanyalah fatwa haram yang dikeluarkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Konfirmasi Kharrazi muncul dalam wawancaranya dengan Al Mayadeen ketika permusuhan antara Iran dan Israel semakin memanas.
Dia menekankan kesiapan Iran untuk menanggapi setiap eskalasi sambil menyatakan keinginan untuk menghindari perang lebih lanjut.
Terkait perubahan doktrin nuklir yang sedang dipertimbangkan, Kharrazi mengatakan itu sebagai tanggapan terhadap ancaman eksistensial yang dirasakan Iran.
Sekadar diketahui, Khamenei pada awal tahun 2000-an mengeluarkan fatwa haram pembuatan bom nuklir bagi Iran. Itu sebagai penegasan bahwa program nuklir Teheran semata-mata untuk tujuan damai.
Kharrazi mengatakan Iran kemungkinan akan meningkatkan jangkauan rudal balistiknya melampaui batas yang ditetapkan sendiri yaitu 2.000 km (1.250 mil).
Menurutnya, jangkaun misil itu sebenarnya sudah dapat untuk menjangkau basis pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Timur Tengah.
Kharrazi mengatakan Iran akan menanggapi Israel 26 Oktober lalu pada waktu dan cara yang dipilihnya.
Diamenegaskan bahwa jika negara-negara Barat tidak mengakui kekhawatiran Iran, khususnya mengenai kedaulatan dan integritas teritorialnya, Iran juga akan mengabaikan kekhawatiran negara-negara Barat. Oleh karena itu, Teheran kemungkinan besar akan mengembangkan dan memperluas jangkauan rudalnya.
Kharrazi menanggapi perang "tidak seimbang" di kawasan tersebut, dengan mengatakan:”Perang tersebut dipimpin oleh Israel, yang melakukan pembersihan etnis dan pemusnahan rakyat Palestina, dan memerangi mereka yang mempertahankan hidup, keberadaan, dan tanah mereka.”
Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bangun dan memberikan tekanan kepada Israel.
“Sayangnya, kita masih melihat Barat, termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, terus mendukung entitas yang brutal dan kriminal tersebut dan membela tindakannya dengan mendanainya dan mengirimkan senjata,” paparnya, yang dilansir Minggu (3/11/2024).
(mas)