Iran Dilaporkan Serang Israel dari Wilayah Irak Beberapa Hari Lagi
loading...
A
A
A
TEHERAN - Intelijen Zionis mengisyaratkan Iran tengah bersiap menyerang Israel dari wilayah Irak dalam beberapa hari mendatang.
Dua sumber Israel, yang dikutip Axios, mengatakan serangan Teheran mungkin terjadi sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat 5 November.
Menurut laporan Axios, yang dilansir Reuters, Jumat (1/11/2024), Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari wilayah Irak dengan menggunakan sejumlah besar pesawat nirawak dan rudal balistik.
Laporan itu juga mengatakan bahwa melakukan serangan melalui milisi pro-Iran di Irak dapat menjadi upaya Teheran untuk menghindari serangan Israel lainnya terhadap target-target strategis di Iran.
Laporan lain The New York Times mengutip tiga pejabat Iran yang mengatakan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah menginstruksikan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi negara itu untuk mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.
Sementara itu, pada hari Kamis, Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengancam akan membalas serangan Israel 26 Oktober lalu.
"Anda membuat kesalahan lagi dan Anda akan menderita. (Respons kami) tidak akan terbayangkan," kata jenderal tertinggi IRGC tersebut.
Pernyataan wakilnya, Brigadir Jenderal Ali Fadavi, bahkan lebih keras.
"Kami dapat menargetkan semua yang dimiliki Israel dalam satu operasi," katanya, menyebut respons Iran "pasti".
Ancaman yang hampir bersamaan dari dua komandan senior IRGC Iran itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara tentang beberapa kemajuan dalam perundingan untuk perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan Israel.
Perjanjian itu akan membuat tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menggantikan Hizbullah. Pejabat Iran belum mengomentari prospek perjanjian semacam itu.
Namun, suasana hati di Teheran tersampaikan dalam bentuk pesan dari komandan operasi luar negeri IRGC (Pasukan Quds) Brigadir Jenderal Esmail Qaani kepada pemimpin Hizbullah Naim Qassem untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatannya sebagai sekretaris jenderal baru kelompok tersebut.
“Saudara-saudara Anda di Pasukan Quds akan tetap berada di sisi Hizbullah sampai pohon jahat Zionisme dicabut dan disingkirkan serta Palestina dan Yerusalem dibebaskan,” demikian bunyi pesan Qaani, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.
Ulama paling senior di kantor Khamenei, Mohammad Mohammadi Golpayegani, juga menanggapi dengan komentar yang mengancam.
"Serangan Israel baru-baru ini terhadap negara kami adalah tindakan putus asa yang akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menghukum," katanya.
Sekadar diketahui, Israel melakukan serangan udara dengan melibatkan sekitar 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35, terhadap Iran pada 26 Oktober lalu. Serangan tersebut menargetkan situs-situs militer di tiga provinsi, menewaskan empat tentara.
Militer Zionis mengeklaim serangan tersebut melumpuhkan kemampuan Iran untuk memproduksi rudal dan melumpuhkan seluruh sistem pertahanan rudal negara Islam tersebut.
Namun, versi Iran, serangan Israel hanya berdampak kecil dengan mengakui radar-radar sistem pertahanan rusak dan empat tentaranya meninggal.
Dua sumber Israel, yang dikutip Axios, mengatakan serangan Teheran mungkin terjadi sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat 5 November.
Menurut laporan Axios, yang dilansir Reuters, Jumat (1/11/2024), Serangan itu diperkirakan akan dilakukan dari wilayah Irak dengan menggunakan sejumlah besar pesawat nirawak dan rudal balistik.
Laporan itu juga mengatakan bahwa melakukan serangan melalui milisi pro-Iran di Irak dapat menjadi upaya Teheran untuk menghindari serangan Israel lainnya terhadap target-target strategis di Iran.
Laporan lain The New York Times mengutip tiga pejabat Iran yang mengatakan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah menginstruksikan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi negara itu untuk mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.
Sementara itu, pada hari Kamis, Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengancam akan membalas serangan Israel 26 Oktober lalu.
"Anda membuat kesalahan lagi dan Anda akan menderita. (Respons kami) tidak akan terbayangkan," kata jenderal tertinggi IRGC tersebut.
Pernyataan wakilnya, Brigadir Jenderal Ali Fadavi, bahkan lebih keras.
"Kami dapat menargetkan semua yang dimiliki Israel dalam satu operasi," katanya, menyebut respons Iran "pasti".
Ancaman yang hampir bersamaan dari dua komandan senior IRGC Iran itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara tentang beberapa kemajuan dalam perundingan untuk perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan Israel.
Perjanjian itu akan membuat tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menggantikan Hizbullah. Pejabat Iran belum mengomentari prospek perjanjian semacam itu.
Namun, suasana hati di Teheran tersampaikan dalam bentuk pesan dari komandan operasi luar negeri IRGC (Pasukan Quds) Brigadir Jenderal Esmail Qaani kepada pemimpin Hizbullah Naim Qassem untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatannya sebagai sekretaris jenderal baru kelompok tersebut.
“Saudara-saudara Anda di Pasukan Quds akan tetap berada di sisi Hizbullah sampai pohon jahat Zionisme dicabut dan disingkirkan serta Palestina dan Yerusalem dibebaskan,” demikian bunyi pesan Qaani, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.
Ulama paling senior di kantor Khamenei, Mohammad Mohammadi Golpayegani, juga menanggapi dengan komentar yang mengancam.
"Serangan Israel baru-baru ini terhadap negara kami adalah tindakan putus asa yang akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menghukum," katanya.
Sekadar diketahui, Israel melakukan serangan udara dengan melibatkan sekitar 100 pesawat, termasuk jet tempur siluman F-35, terhadap Iran pada 26 Oktober lalu. Serangan tersebut menargetkan situs-situs militer di tiga provinsi, menewaskan empat tentara.
Militer Zionis mengeklaim serangan tersebut melumpuhkan kemampuan Iran untuk memproduksi rudal dan melumpuhkan seluruh sistem pertahanan rudal negara Islam tersebut.
Namun, versi Iran, serangan Israel hanya berdampak kecil dengan mengakui radar-radar sistem pertahanan rusak dan empat tentaranya meninggal.
(mas)