4 Presiden Seumur Hidup di Dunia, dari Vladimir Putin hingga Paul Biya

Rabu, 23 Oktober 2024 - 18:05 WIB
loading...
A A A
Undang-undang tersebut secara teoritis berlaku untuk semua mantan presiden dan anggota keluarganya. Pada kenyataannya, undang-undang tersebut hanya relevan bagi Lukashenko yang berusia 69 tahun, yang telah memerintah Belarusia dengan tangan besi selama hampir 30 tahun.

Langkah baru tersebut tampaknya ditujukan untuk lebih memperkuat kekuasaan Lukashenko dan menyingkirkan calon penantang potensial dalam pemilihan presiden negara berikutnya, yang akan berlangsung pada tahun 2025.

Undang-undang tersebut secara signifikan memperketat persyaratan bagi calon presiden dan membuat mustahil untuk memilih pemimpin oposisi yang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga dalam beberapa tahun terakhir. Hanya warga negara Belarus yang telah tinggal secara permanen di negara tersebut selama minimal 20 tahun dan tidak pernah memiliki izin tinggal di negara lain yang memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.

Belarusia diguncang oleh protes massa selama pemilihan ulang Lukashenko yang kontroversial pada bulan Agustus 2020 untuk masa jabatan keenam, yang dikutuk oleh oposisi dan barat sebagai penipuan. Saat itu, otoritas Belarus menahan lebih dari 35.000 orang, banyak di antaranya disiksa dalam tahanan atau meninggalkan negara tersebut.

Lukashenko juga dituduh terlibat dalam pemindahan anak-anak secara ilegal dari kota-kota yang diduduki Rusia di Ukraina ke Belarusia.

Menurut teks undang-undang baru tersebut, jika Lukashenko meninggalkan kekuasaan, "tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan kekuasaan kepresidenannya".

Undang-undang tersebut juga menyatakan bahwa presiden dan anggota keluarganya akan diberikan perlindungan negara seumur hidup, perawatan medis, serta asuransi jiwa dan kesehatan. Setelah mengundurkan diri, presiden juga akan menjadi anggota tetap seumur hidup majelis tinggi parlemen.


4. Presiden Kamerun Paul Biya

Presiden Kamerun Paul Biya melambaikan tangan kepada kerumunan yang bersorak saat ia berjalan melewati bandara. Di belakangnya, tentara China mengangkat pedang mereka untuk menghormati kedatangannya.

Ketika presiden Kamerun, Paul Biya, mendarat di Yaounde setelah berminggu-minggu di luar negeri, kerumunan menyambutnya. Biya difilmkan berjabat tangan dengan para pejabat, dan para pendukungnya berbaris di jalan sambil memegang plakat bertuliskan pesan-pesan seperti "La force de l'experience" (Kekuatan pengalaman). Namun, reaksi presenter dari stasiun penyiaran milik pemerintah itulah yang mungkin paling jelas.

"Akhirnya, ini bukan hantu, ini Presiden Paul Biya yang sedang berdiskusi panjang lebar dengan para pejabat pemerintah," kata presenter dari Cameroon Radio Television (CRTV).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0975 seconds (0.1#10.140)