Korea Utara Sangkal Kerahkan 1.500 Pasukan Khusus Bantu Rusia Melawan Ukraina
loading...
A
A
A
NEW YORK - Pemerintah Korea Utara (Korut) membantah klaim Korea Selatan (Korsel) bahwa Pyongyang telah mengerahkan 1.500 tentara pasukan khusus untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Bantahan tersebut disampaikan perwakilan Korut di PBB, menyebut klaim Seoul sebagai rumor yang tidak berdasar.
Badan mata-mata Seoul mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa Pyongyang telah mengirim 1.500 tentara pasukan khusus dan sudah berlatih di Timur Jauh Rusia yang kemudian siap untuk segera menuju garis depan perang Ukraina.
"Mengenai apa yang disebut kerja sama militer dengan Rusia, delegasi saya tidak merasa perlu mengomentari rumor stereotip yang tidak berdasar tersebut," kata seorang perwakilan Korea Utara pada pertemuan komite selama Sidang Umum PBB.
"Klaim Seoul ditujukan untuk mencoreng citra DPRK dan merusak hubungan yang sah, bersahabat, dan kooperatif antara dua negara berdaulat," lanjut perwakilan tersebut pada pertemuan yang diadakan pada hari Senin malam di New York, seperti dikutip AFP, Selasa (22/10/2024).
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara; Democratic People's Republic of Korea.
Pyongyang dan Moskow telah menjadi sekutu sejak berdirinya Korea Utara setelah Perang Dunia II, dan semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.
Seoul dan Washington telah lama mengeklaim bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un telah mengirim senjata untuk digunakan pasukan Rusia di Ukraina.
Media pemerintah Korea Utara belum mengomentari klaim pengerahan pasukan khusus tersebut.
Bantahan tersebut disampaikan perwakilan Korut di PBB, menyebut klaim Seoul sebagai rumor yang tidak berdasar.
Badan mata-mata Seoul mengatakan pada Jumat pekan lalu bahwa Pyongyang telah mengirim 1.500 tentara pasukan khusus dan sudah berlatih di Timur Jauh Rusia yang kemudian siap untuk segera menuju garis depan perang Ukraina.
"Mengenai apa yang disebut kerja sama militer dengan Rusia, delegasi saya tidak merasa perlu mengomentari rumor stereotip yang tidak berdasar tersebut," kata seorang perwakilan Korea Utara pada pertemuan komite selama Sidang Umum PBB.
"Klaim Seoul ditujukan untuk mencoreng citra DPRK dan merusak hubungan yang sah, bersahabat, dan kooperatif antara dua negara berdaulat," lanjut perwakilan tersebut pada pertemuan yang diadakan pada hari Senin malam di New York, seperti dikutip AFP, Selasa (22/10/2024).
DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara; Democratic People's Republic of Korea.
Pyongyang dan Moskow telah menjadi sekutu sejak berdirinya Korea Utara setelah Perang Dunia II, dan semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.
Seoul dan Washington telah lama mengeklaim bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un telah mengirim senjata untuk digunakan pasukan Rusia di Ukraina.
Media pemerintah Korea Utara belum mengomentari klaim pengerahan pasukan khusus tersebut.