Prabowo Jadi Presiden, Rusia Berharap Dapat Kirim 11 Jet Tempur Su-35 ke Indonesia
loading...
A
A
A
Harga F-35 yang mahal dan tantangan logistik yang terkait dengan pemeliharaannya kemungkinan akan membuatnya tidak terjangkau bagi Indonesia, mengingat keterbatasan anggaran pertahanannya.
Sementara Rusia terutama dikaitkan dengan kesepakatan Su-35, telah ada diskusi tentang pesawat Rusia potensial lainnya, seperti menambahkan lebih banyak MiG-29 ke armada Indonesia.
MiG-29 dikenal dengan kinerja yang solid, tetapi tidak memiliki teknologi canggih seperti Su-35, sehingga menjadi pilihan yang kurang menguntungkan untuk memodernisasi pertahanan udara Indonesia dalam jangka panjang.
Saat Indonesia terus mengevaluasi pilihannya, keputusan tentang jet tempur mana yang akan dibeli masih belum pasti.
Negara ini berada di bawah tekanan yang cukup besar untuk memodernisasi Angkatan Udara-nya di tengah meningkatnya ketegangan regional, keterbatasan anggaran, dan kompleksitas diplomasi internasional.
Pilihan Indonesia kemungkinan akan bergantung pada kombinasi biaya, keunggulan teknologi, dan pertimbangan politik.
Faktor geopolitik memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan.
AS, bersama dengan sekutunya, telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, dan sanksi ini dapat memengaruhi keputusan Indonesia untuk membekukan kesepakatan Su-35.
Jika sanksi ini dicabut atau dilonggarkan, mungkin ada minat baru terhadap pesawat Rusia.
Namun, kenyataannya adalah bahwa Indonesia juga harus menjaga hubungan yang kuat dengan kekuatan global lainnya, khususnya AS, serta dengan negara-negara tetangga, yang semuanya memengaruhi kalkulasi strategis yang lebih luas.
Sementara Rusia terutama dikaitkan dengan kesepakatan Su-35, telah ada diskusi tentang pesawat Rusia potensial lainnya, seperti menambahkan lebih banyak MiG-29 ke armada Indonesia.
MiG-29 dikenal dengan kinerja yang solid, tetapi tidak memiliki teknologi canggih seperti Su-35, sehingga menjadi pilihan yang kurang menguntungkan untuk memodernisasi pertahanan udara Indonesia dalam jangka panjang.
Saat Indonesia terus mengevaluasi pilihannya, keputusan tentang jet tempur mana yang akan dibeli masih belum pasti.
Negara ini berada di bawah tekanan yang cukup besar untuk memodernisasi Angkatan Udara-nya di tengah meningkatnya ketegangan regional, keterbatasan anggaran, dan kompleksitas diplomasi internasional.
Pilihan Indonesia kemungkinan akan bergantung pada kombinasi biaya, keunggulan teknologi, dan pertimbangan politik.
Faktor geopolitik memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan.
AS, bersama dengan sekutunya, telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia setelah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, dan sanksi ini dapat memengaruhi keputusan Indonesia untuk membekukan kesepakatan Su-35.
Jika sanksi ini dicabut atau dilonggarkan, mungkin ada minat baru terhadap pesawat Rusia.
Namun, kenyataannya adalah bahwa Indonesia juga harus menjaga hubungan yang kuat dengan kekuatan global lainnya, khususnya AS, serta dengan negara-negara tetangga, yang semuanya memengaruhi kalkulasi strategis yang lebih luas.