Ukraina Inginkan Senjata Nuklir, Ini Respons Presiden Rusia Vladimir Putin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Kyiv membutuhkan senjata nuklir jika tidak diterima sebagai anggota NATO untuk memastikan keamanannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ambisi Kyiv untuk memperoleh senjata nuklir sebagai provokasi berbahaya dan berjanji akan merespons secara pantas.
"Ini adalah provokasi lain," kata Putin dalam konferensi pers untuk media dari negara-negara BRICS di Moskow.
"Ini adalah provokasi yang berbahaya karena, jelas, setiap langkah ke arah ini akan ditanggapi dengan reaksi yang pantas," lanjut Putin, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (20/10/2024).
Menurut Putin, kepemimpinan politik Ukraina berulang kali menyatakan keinginan untuk memiliki senjata nuklir. "Bahkan sebelum krisis memanas," ujarnya.
“Saya dapat mengatakan ini: Rusia tidak akan mengizinkan hal seperti itu dalam keadaan apa pun,” imbuh Putin.
Putin melanjutkan, membuat senjata nuklir di zaman sekarang tidaklah sulit. Namun dia tidak tahu apakah Ukraina mampu mencapainya. ”[Namun] memperoleh persenjataan nuklir tidak akan semudah itu bagi Ukraina dalam keadaannya saat ini,” papar Putin.
Ketika ditanya apakah negara lain, seperti Inggris, dapat secara diam-diam menyediakan senjata atom kepada Ukraina, Putin mengatakan: "Tidak mungkin untuk menyembunyikannya, dan Moskow mampu melacak setiap gerakan ke arah itu.”
Meski berambisi untuk memiliki senjata nuklir, Zelensky membantah laporan media Jerman bahwa Kyiv siap memproduksi bom nuklir dalam waktu singkat, dengan mengatakan bahwa diskusi nuklir hanya dimaksudkan untuk menyiratkan tidak ada alternatif bagi blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Bulan lalu, Putin mengumumkan perintah perubahan pada doktrin nuklir Rusia, memperluas kriteria penggunaan pencegah strategis. Langkah itu dilakukan saat Kyiv meminta negara-negara NATO mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh yang dipasok asing untuk serangan jauh di dalam Rusia.
Doktrin yang akan diamandemen tersebut juga memperluas cakupan perlindungan oleh senjata nuklir Rusia hingga ke Belarusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ambisi Kyiv untuk memperoleh senjata nuklir sebagai provokasi berbahaya dan berjanji akan merespons secara pantas.
"Ini adalah provokasi lain," kata Putin dalam konferensi pers untuk media dari negara-negara BRICS di Moskow.
"Ini adalah provokasi yang berbahaya karena, jelas, setiap langkah ke arah ini akan ditanggapi dengan reaksi yang pantas," lanjut Putin, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (20/10/2024).
Menurut Putin, kepemimpinan politik Ukraina berulang kali menyatakan keinginan untuk memiliki senjata nuklir. "Bahkan sebelum krisis memanas," ujarnya.
“Saya dapat mengatakan ini: Rusia tidak akan mengizinkan hal seperti itu dalam keadaan apa pun,” imbuh Putin.
Putin melanjutkan, membuat senjata nuklir di zaman sekarang tidaklah sulit. Namun dia tidak tahu apakah Ukraina mampu mencapainya. ”[Namun] memperoleh persenjataan nuklir tidak akan semudah itu bagi Ukraina dalam keadaannya saat ini,” papar Putin.
Ketika ditanya apakah negara lain, seperti Inggris, dapat secara diam-diam menyediakan senjata atom kepada Ukraina, Putin mengatakan: "Tidak mungkin untuk menyembunyikannya, dan Moskow mampu melacak setiap gerakan ke arah itu.”
Meski berambisi untuk memiliki senjata nuklir, Zelensky membantah laporan media Jerman bahwa Kyiv siap memproduksi bom nuklir dalam waktu singkat, dengan mengatakan bahwa diskusi nuklir hanya dimaksudkan untuk menyiratkan tidak ada alternatif bagi blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Bulan lalu, Putin mengumumkan perintah perubahan pada doktrin nuklir Rusia, memperluas kriteria penggunaan pencegah strategis. Langkah itu dilakukan saat Kyiv meminta negara-negara NATO mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh yang dipasok asing untuk serangan jauh di dalam Rusia.
Doktrin yang akan diamandemen tersebut juga memperluas cakupan perlindungan oleh senjata nuklir Rusia hingga ke Belarusia.
(mas)