Mengapa Lebanon Tak Mampu Melepaskan diri dari Cengkeraman Hizbullah?
loading...
A
A
A
BEIRUT - Perang baru di garis depan Lebanon yang sudah lama diinjak-injak dapat meningkat jauh melampaui apa yang kita saksikan sekarang. Namun, bahkan satu pukulan telak demi pukulan telak tidak akan menjembatani jurang ideologis yang dalam dan permusuhan selama puluhan tahun yang memicu konflik ini.
Jika satelit adalah artileri baru peperangan modern, seperti yang diutarakan dalam film James Bond tahun 1997 yang ikonik Tomorrow Never Dies, maka Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pesan yang mengejutkan secara verbal dalam sebuah pesan video yang disiarkan ke seluruh dunia.
Ia mencirikan Hizbullah sebagai "geng tiran dan teroris," dan mendesak rakyat Lebanon untuk membebaskan diri dari kelompok teror tersebut.
"Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan, seperti yang kita lihat di Gaza," kata Netanyahu, dilansir Euro News. "Tidak harus seperti itu."
Meskipun Netanyahu telah membuat pernyataan serupa di masa lalu, momen ini terasa sangat berbeda—dan jauh lebih beracun.
Dengan mendesak rakyat Lebanon untuk melepaskan diri dari Hizbullah, sebuah kelompok yang lebih siap daripada angkatan bersenjata Lebanon, ia berisiko memicu ketegangan yang ada di negara yang sudah bergulat dengan perpecahan sektarian yang mengakar dan ketidakstabilan politik.
Setiap pemberontakan akar rumput dapat dengan cepat berubah menjadi kekacauan yang hebat, yang melibatkan berbagai faksi, memperparah persaingan yang telah berlangsung lama, dan semakin mengganggu stabilitas negara.
Sejak pembunuhan Hassan Nasrallah hampir dua minggu lalu, kepemimpinan Hizbullah telah menderita kerugian yang signifikan akibat serangan udara Israel. Namun, kelompok tersebut masih jauh dari kata kehilangan arah.
Serangan roket terus menghujani Israel, menargetkan lokasi-lokasi penting seperti kota pelabuhan Haifa, gerbang ekonomi penting bagi negara Yahudi tersebut. Serangan yang terus berlangsung ini menggarisbawahi ketahanan Hizbullah dan kemampuannya untuk membalas meskipun sedang mengalami krisis kepemimpinan.
Dalam salah satu serangan udara terbesar di pusat kota dalam sejarah terkini, Israel melepaskan sekitar 80 ton bahan peledak, menggunakan amunisi yang dirancang dengan cermat untuk menembus jauh ke dalam struktur bawah tanah yang dibentengi.
Jika satelit adalah artileri baru peperangan modern, seperti yang diutarakan dalam film James Bond tahun 1997 yang ikonik Tomorrow Never Dies, maka Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pesan yang mengejutkan secara verbal dalam sebuah pesan video yang disiarkan ke seluruh dunia.
Ia mencirikan Hizbullah sebagai "geng tiran dan teroris," dan mendesak rakyat Lebanon untuk membebaskan diri dari kelompok teror tersebut.
"Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan, seperti yang kita lihat di Gaza," kata Netanyahu, dilansir Euro News. "Tidak harus seperti itu."
Meskipun Netanyahu telah membuat pernyataan serupa di masa lalu, momen ini terasa sangat berbeda—dan jauh lebih beracun.
Dengan mendesak rakyat Lebanon untuk melepaskan diri dari Hizbullah, sebuah kelompok yang lebih siap daripada angkatan bersenjata Lebanon, ia berisiko memicu ketegangan yang ada di negara yang sudah bergulat dengan perpecahan sektarian yang mengakar dan ketidakstabilan politik.
Setiap pemberontakan akar rumput dapat dengan cepat berubah menjadi kekacauan yang hebat, yang melibatkan berbagai faksi, memperparah persaingan yang telah berlangsung lama, dan semakin mengganggu stabilitas negara.
Sejak pembunuhan Hassan Nasrallah hampir dua minggu lalu, kepemimpinan Hizbullah telah menderita kerugian yang signifikan akibat serangan udara Israel. Namun, kelompok tersebut masih jauh dari kata kehilangan arah.
Serangan roket terus menghujani Israel, menargetkan lokasi-lokasi penting seperti kota pelabuhan Haifa, gerbang ekonomi penting bagi negara Yahudi tersebut. Serangan yang terus berlangsung ini menggarisbawahi ketahanan Hizbullah dan kemampuannya untuk membalas meskipun sedang mengalami krisis kepemimpinan.
Mengapa Lebanon Tak Mampu Melepaskan diri dari Cengkeraman Hizbullah?
1. Hizbullah Tetap Teguh dan Tak Terkalahkan
Dengan segudang pengalaman — termasuk beberapa wawancara dengan pemimpin Hizbullah yang terbunuh — saya dapat dengan jelas membayangkan saat kematian datang bagi musuh Israel yang paling tangguh.Dalam salah satu serangan udara terbesar di pusat kota dalam sejarah terkini, Israel melepaskan sekitar 80 ton bahan peledak, menggunakan amunisi yang dirancang dengan cermat untuk menembus jauh ke dalam struktur bawah tanah yang dibentengi.