Sebut Israel Fasis, Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan Rezim Zionis
loading...
A
A
A
MANAGUA - Pemerintah Nikaragua mengumumkan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel yang terus melancarkan genosida di Jalur Gaza dan menyerang Lebanon.
Rezim kolonial Israel itu semakin memperparah keterasingannya di panggung global di tengah perangnya di Gaza.
Wakil Presiden Nikaragua Rosario Murillo mengumumkan keputusan tersebut kepada media pemerintah pada Jumat (11/10/2024) setelah Kongres negara itu mengeluarkan resolusi yang menyerukan tindakan setelah peringatan satu tahun perang Gaza pada tanggal 7 Oktober.
Murillo yang merupakan istri Presiden Daniel Ortega, mengatakan suaminya memerintahkan pemerintah "memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Israel yang fasis dan melakukan genosida."
Pengumuman tersebut sebagian besar bersifat simbolis, karena Israel tidak memiliki duta besar tetap di ibu kota Nikaragua, Managua, dan hubungan antara kedua negara tersebut hampir tidak ada.
Namun, pengumuman tersebut muncul pada saat Israel berada di bawah pengawasan diplomatik yang semakin ketat di tengah kampanye brutal di Gaza dan meluasnya serangan di seluruh Timur Tengah, termasuk di Lebanon.
Jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 42.000 orang, dan ribuan orang lainnya tewas dalam kampanye pengeboman di Lebanon, banyak di antaranya dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Nikaragua mengecam perang Israel di Gaza pada Jumat dan mengatakan pertempuran tersebut sekarang "meluas ke Lebanon dan sangat mengancam Suriah, Yaman, dan Iran".
Penentangan terhadap perang Gaza relatif meluas di Amerika Latin, di mana para pemimpin sayap kiri di negara-negara seperti Brasil, Kolombia, dan Cile telah muncul sebagai pengkritik Israel yang blak-blakan.
Misi Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada Jumat bahwa ketiga negara tersebut telah membantu memelopori surat dukungan untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dinyatakan Israel sebagai persona non grata pekan lalu.
Rezim kolonial Israel itu semakin memperparah keterasingannya di panggung global di tengah perangnya di Gaza.
Wakil Presiden Nikaragua Rosario Murillo mengumumkan keputusan tersebut kepada media pemerintah pada Jumat (11/10/2024) setelah Kongres negara itu mengeluarkan resolusi yang menyerukan tindakan setelah peringatan satu tahun perang Gaza pada tanggal 7 Oktober.
Murillo yang merupakan istri Presiden Daniel Ortega, mengatakan suaminya memerintahkan pemerintah "memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Israel yang fasis dan melakukan genosida."
Pengumuman tersebut sebagian besar bersifat simbolis, karena Israel tidak memiliki duta besar tetap di ibu kota Nikaragua, Managua, dan hubungan antara kedua negara tersebut hampir tidak ada.
Namun, pengumuman tersebut muncul pada saat Israel berada di bawah pengawasan diplomatik yang semakin ketat di tengah kampanye brutal di Gaza dan meluasnya serangan di seluruh Timur Tengah, termasuk di Lebanon.
Jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 42.000 orang, dan ribuan orang lainnya tewas dalam kampanye pengeboman di Lebanon, banyak di antaranya dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Nikaragua mengecam perang Israel di Gaza pada Jumat dan mengatakan pertempuran tersebut sekarang "meluas ke Lebanon dan sangat mengancam Suriah, Yaman, dan Iran".
Penentangan terhadap perang Gaza relatif meluas di Amerika Latin, di mana para pemimpin sayap kiri di negara-negara seperti Brasil, Kolombia, dan Cile telah muncul sebagai pengkritik Israel yang blak-blakan.
Misi Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada Jumat bahwa ketiga negara tersebut telah membantu memelopori surat dukungan untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang dinyatakan Israel sebagai persona non grata pekan lalu.