Terlibat Pembantaian 2019, Perwira Irak Ditangkap di Mekkah Saat Umrah
loading...
A
A
A
RIYADH - Pihak berwenang Arab Saudi menangkap Mayor Omar Nizar, perwira Irak yang dicari terkait dengan pembantaian Al-Nasiriyah 2019 yang mematikan.
“Penangkapan dilakukan saat dia sedang melaksanakan ibadah umrah di Mekkah,” ungkap seorang sumber kepada Shafaq News.
Nizar, anggota Pasukan Respons Cepat (QRF) Irak, telah dihukum secara in absentia atas perannya dalam pembantaian tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Namun, Ketua Mahkamah Agung Irak Faiq Zeidan membatalkan hukuman tersebut, dengan alasan tidak cukup bukti, dan memerintahkan pembebasannya.
Pasukan keamanan Saudi menahan Nizar, merujuk kasusnya ke keamanan negara kerajaan.
Pembantaian Al-Nasiriyah 2019, yang terjadi di ibu kota Dhi Qar, menyaksikan pembunuhan sistematis terhadap para pengunjuk rasa.
Sekitar 85 orang tewas dan 400 orang terluka selama dua hari kekerasan. Penangkapan Nizar kembali menyorot tindakan keras brutal yang menyebabkan pengunduran diri sejumlah pejabat senior Irak, termasuk Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi.
Meskipun ada pengunduran diri yang mencolok, kekerasan terus berlanjut dan memperdalam keresahan di negara itu.
Ada pula spekulasi bahwa penangkapan Nizar mungkin dipicu oleh video TikTok yang diduga direkamnya saat umrah.
Dalam video tersebut, dia dilaporkan terdengar berdoa untuk kemenangan bagi faksi-faksi dalam Poros Perlawanan, termasuk doa untuk Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, yang dibunuh oleh pasukan Israel akhir bulan lalu.
“Penangkapan dilakukan saat dia sedang melaksanakan ibadah umrah di Mekkah,” ungkap seorang sumber kepada Shafaq News.
Nizar, anggota Pasukan Respons Cepat (QRF) Irak, telah dihukum secara in absentia atas perannya dalam pembantaian tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Namun, Ketua Mahkamah Agung Irak Faiq Zeidan membatalkan hukuman tersebut, dengan alasan tidak cukup bukti, dan memerintahkan pembebasannya.
Pasukan keamanan Saudi menahan Nizar, merujuk kasusnya ke keamanan negara kerajaan.
Pembantaian Al-Nasiriyah 2019, yang terjadi di ibu kota Dhi Qar, menyaksikan pembunuhan sistematis terhadap para pengunjuk rasa.
Sekitar 85 orang tewas dan 400 orang terluka selama dua hari kekerasan. Penangkapan Nizar kembali menyorot tindakan keras brutal yang menyebabkan pengunduran diri sejumlah pejabat senior Irak, termasuk Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi.
Meskipun ada pengunduran diri yang mencolok, kekerasan terus berlanjut dan memperdalam keresahan di negara itu.
Ada pula spekulasi bahwa penangkapan Nizar mungkin dipicu oleh video TikTok yang diduga direkamnya saat umrah.
Dalam video tersebut, dia dilaporkan terdengar berdoa untuk kemenangan bagi faksi-faksi dalam Poros Perlawanan, termasuk doa untuk Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, yang dibunuh oleh pasukan Israel akhir bulan lalu.
(sya)