Para Pilot Israel yang Bunuh Nasrallah Takut Dituntut dalam Kejahatan Perang

Jum'at, 04 Oktober 2024 - 19:45 WIB
loading...
Para Pilot Israel yang...
Jet tempur Angkatan Udara Israel yang terlibat dalam serangan yang menewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah lepas landas dari pangkalan udara Hatzerim. Foto/IDF
A A A
TEL AVIV - Para pilot dalam skuadron Israel yang melakukan serangan udara di Beirut yang menewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah sebelumnya ikut serta dalam protes antipemerintah karena khawatir reformasi peradilan dapat menyebabkan personel militer dituntut atas kejahatan perang.

Serangan udara besar-besaran Jumat lalu, yang menurut Israel menargetkan markas bawah tanah Hizbullah, meratakan empat bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Dariyeh.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, sejak Israel meningkatkan serangan udara awal bulan ini.

Sementara itu, lebih dari 1,2 juta orang, hampir seperempat dari populasi, telah mengungsi, menurut Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

Pada Jumat pagi, jet tempur Israel melancarkan serangan besar-besaran lebih lanjut di Beirut dalam gelombang serangan yang menurut beberapa laporan menargetkan calon penerus Nasrallah, Hashem Safieddine, kepala dewan eksekutif Hizbullah.

Serangan yang menewaskan Nasrallah, dengan nama sandi Operasi Orde Baru oleh Angkatan Udara Israel, dilakukan oleh Skuadron ke-69.

Rekaman yang dirilis militer Israel setelah serangan itu tampak memperlihatkan delapan jet tempur F-16 yang dipersenjatai dengan bom penghancur bunker di landasan pacu di pangkalan angkatan udara Hatzerim di Israel selatan.

Pilot di Skuadron ke-69 memainkan peran penting dalam protes terhadap pemerintah Israel pada Maret 2023 di tengah peringatan reformasi peradilan yang diusulkan dapat membuat personel militer menghadapi tuntutan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Tiga puluh tujuh dari 40 pilot cadangan skuadron mengatakan saat itu bahwa mereka tidak akan mengambil bagian dalam latihan sebagai protes atas apa yang oleh para kritikus koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu digambarkan sebagai "kudeta peradilan".

Para cadangan senior menyatakan kekhawatiran reformasi tersebut, dengan merusak independensi dan legitimasi sistem peradilan, dapat membuat personel militer bertanggung jawab atas penyelidikan dan penuntutan atas kejahatan perang oleh ICC.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
507.000 Warga Palestina...
507.000 Warga Palestina Menganggur di Tepi Barat, Ribuan Orang Dibunuh Israel Saat Cari Nafkah
Perbandingan Kebakaran...
Perbandingan Kebakaran yang Melanda Israel dan California, Separah Apa?
Kebakaran Israel Berkobar...
Kebakaran Israel Berkobar Mendekati Yerusalem pada Hari Kedua, Zionis Darurat Nasional
Demi Proyek Baru, Yordania...
Demi Proyek Baru, Yordania Usir Paksa 101 Warga Palestina dari Kamp Pengungsi Tak Resmi
Inggris Berunding dengan...
Inggris Berunding dengan Prancis dan Arab Saudi untuk Akui Negara Palestina pada Juni
Profil Norman Briski,...
Profil Norman Briski, Aktor Yahudi yang Dituduh Anti-Semit Gara-gara Membela Gaza
Kebakaran Hebat di Israel...
Kebakaran Hebat di Israel Tak Terkendali, Warga Zionis Panik Berlarian
Kim Jong-un Perintahkan...
Kim Jong-un Perintahkan Angkatan Laut Korut Dipersenjatai Nuklir
Kebakaran Hutan Dahsyat...
Kebakaran Hutan Dahsyat Israel: Elite Politik Saling Menyalahkan, Penyebab Masih Misterius
Rekomendasi
Baim Wong Sentil Paula...
Baim Wong Sentil Paula Verhoeven usai Dilaporkan soal KDRT ke Komnas Perempuan
Daftar Usia dan Akun...
Daftar Usia dan Akun Instagram Pemain Drama Korea Resident Playbook
Mobil Terbang EHang...
Mobil Terbang EHang 216 di PEVS 2025, Ini Detailnya
Berita Terkini
Kebakaran Menggila di...
Kebakaran Menggila di Israel, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
8 jam yang lalu
Putin Tegaskan Rusia...
Putin Tegaskan Rusia adalah Negara Para Pemenang
8 jam yang lalu
Trump Hadapi Upaya Pemakzulan...
Trump Hadapi Upaya Pemakzulan Ketiga
9 jam yang lalu
507.000 Warga Palestina...
507.000 Warga Palestina Menganggur di Tepi Barat, Ribuan Orang Dibunuh Israel Saat Cari Nafkah
10 jam yang lalu
Perbandingan Kebakaran...
Perbandingan Kebakaran yang Melanda Israel dan California, Separah Apa?
10 jam yang lalu
Kebakaran Israel Berkobar...
Kebakaran Israel Berkobar Mendekati Yerusalem pada Hari Kedua, Zionis Darurat Nasional
11 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved