Rusia Tuding AS Tak Berdaya saat Timur Tengah Berperang

Rabu, 02 Oktober 2024 - 21:06 WIB
loading...
Rusia Tuding AS Tak...
Rusia tuding AS tak berdaya saat Timur Tengah berperang. Foto/Tasmin
A A A
MOSKOW - Lonjakan kekerasan di Timur Tengah menandakan "kegagalan total" kebijakan AS di kawasan tersebut di bawah Presiden Joe Biden. Itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, tak lama setelah Iran meluncurkan serangan rudal balasan yang signifikan terhadap Israel pada Selasa malam.

Menurut Israel, Teheran menembakkan 181 rudal balistik ke sasaran di negara Yahudi itu, meskipun militer Israel mengatakan bahwa sebagian besar rudal itu berhasil ditangkis oleh pertahanan udaranya. Namun, sumber di Iran mengklaim bahwa infrastruktur militer Israel mengalami kerusakan yang signifikan.

Pejabat Iran menggambarkan serangan itu sebagai respons yang telah lama diharapkan terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok militan Palestina Hamas, di Teheran pada bulan Juli, dan pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut minggu lalu.

Israel telah berjanji untuk membalas Iran atas serangan itu, dan melanjutkan kampanye pengeboman dan "serangan terbatas" di Lebanon.

Mengomentari meningkatnya kekerasan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Zakharova menuding kebijakan AS. "Drama berdarah ini semakin meningkat. Pernyataan tidak koheren oleh Gedung Putih menunjukkan ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan krisis. Upaya oleh [Menteri Luar Negeri Antony] Blinken telah menyebabkan puluhan ribu korban dan jalan buntu," kata juru bicara itu.



Permusuhan saat ini meletus Oktober lalu, ketika Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel selatan dari daerah kantong Palestina di Gaza. Israel menanggapinya dengan operasi militer besar-besaran, yang bertujuan untuk "melenyapkan" gerakan tersebut. Hizbullah yang berbasis di Lebanon, yang mendukung Hamas, telah melakukan serangan roket secara berkala melintasi perbatasan, yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari Israel utara.

AS telah secara terbuka meminta Israel untuk meredakan ketegangan dan mengupayakan gencatan senjata di Gaza, meskipun pemerintah Israel telah mempertahankan tekanan militernya. Jumlah kematian warga Palestina telah melampaui 41.000, menurut otoritas kesehatan setempat. Beberapa pengamat menuduh Yerusalem Barat berusaha membuat Gaza tidak dapat dihuni sehingga penduduknya tidak punya pilihan selain melarikan diri.

"Timur Tengah sekali lagi berada di ambang perang besar, yang tampaknya, seseorang ingin sekali melihatnya pecah," Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan minggu lalu pada sesi Dewan Keamanan PBB tentang krisis yang sedang berlangsung.

Lavrov kemudian mengecam AS atas penolakannya terhadap usulan untuk menuntut gencatan senjata yang didukung oleh wewenang DK PBB. Diplomat Rusia itu menekankan: "Tanpa dukungan komprehensif yang Anda berikan kepada Israel, konflik tersebut dapat diakhiri dengan cepat dan efektif."
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
Jejak Pendidikan Pangeran...
Jejak Pendidikan Pangeran Mohammad bin Salman, Putra Mahkota dan Arsitek Visi 2030 Arab Saudi
Raja Charles III Sewot...
Raja Charles III Sewot Diteriaki Nama Putri Diana, Langsung Beri Tatapan Tajam
Menguak Hubungan Trump...
Menguak Hubungan Trump dan Musk saat Tarif Impor Baru AS Guncang Dunia
Berita Terkini
Iran Ungkap Rincian...
Iran Ungkap Rincian Tuntutan dalam Negosiasi Nuklir
12 menit yang lalu
Kisah Luar Biasa Juliane...
Kisah Luar Biasa Juliane Koepcke, Remaja yang Jatuh 10.000 Kaki dari Pesawat dan Bisa Selamat
47 menit yang lalu
Abu Ubaidah: Israel...
Abu Ubaidah: Israel Mungkin telah Membunuh Sandera Warga AS Edan Alexander
1 jam yang lalu
Hamas Tolak Usulan Gencatan...
Hamas Tolak Usulan Gencatan Senjata yang Mendesak Pejuang Palestina Menyerah
2 jam yang lalu
9 Aturan Aneh Putri...
9 Aturan Aneh Putri Leonor sebagai Penerus Takhta Kerajaan Spanyol
4 jam yang lalu
Mantan Panglima Militer...
Mantan Panglima Militer Israel Ini Sebut PM Netanyahu Adalah Musuh Zionis
5 jam yang lalu
Infografis
Pesona 9 Istri dan Putri...
Pesona 9 Istri dan Putri Para Pemimpin Timur Tengah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved