Trump: Jika Ingin Memakzulkan Saya, Lakukan Sekarang, Cepat!

Jum'at, 06 Desember 2019 - 08:01 WIB
Trump: Jika Ingin Memakzulkan Saya, Lakukan Sekarang, Cepat!
Trump: Jika Ingin Memakzulkan Saya, Lakukan Sekarang, Cepat!
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump menantang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) yang dikuasai Partai Demokrat untuk memakzulkannya dengan cepat. Tantangan ini dilontarkan setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengeluarkan perintah penyusunan pasal-pasal pemakzulan terhadap presiden.

Trump menyampaikan tantangan itu tak lama setelah tiba di Washington usai perjalanan singkat dari KTT NATO di Inggris.

Dalam serangkaian tweet pada Kamis pagi, Trump pertama-tama menolak sidang DPR soal pemakzulan pada hari Rabu yang menghadirkan para pakar hukum. Dia meremehkan kubu Demokrat yang dia anggap tidak melakukan apa-apa dan tidak akan berhasil memenangkan pemakzulan.

Dia kemudian menantang DPR untuk memulai proses pemakzulannya. "Karena itu saya katakan, jika Anda ingin memakzulkan saya, lakukan sekarang, cepat, sehingga kami dapat memiliki persidangan yang adil di Senat, agar negara kita kembali ke bisnis" tulis Trump di Twitter, yang dikutip dari akun-nya, @realDonaldTrump, Jumat (6/12/2019).

"Kami akan meminta Schiff, Biden, Pelosi dan banyak lagi yang bersaksi, dan akan mengungkapkan, untuk pertama kalinya, betapa korupnya sistem kami. Saya terpilih untuk 'membersihkan rawa', dan itulah yang saya lakukan!," lanjut Trump.

Ada Schiff adalah Komite Intelijen DPR AS yang berambisi memakzulkan Trump. Sedangkan Joe Biden adalah mantan wakil presien yang kini jadi kandidat calon presiden dari Partai Demokrat yang berpotensi jadi lawan Trump dalam pemilihan prsiden 2020.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua DPR Nancy Pelosi telah mengeluarkan perintah untuk menyusun pasal-pasal pemakzulan terhadap Presiden Trump. Perintah ditujukan kepada Ketua Komite Kehakiman DPR. (Baca: Ketua DPR AS Perintahkan Susun Pasal Pemakzulan Trump )

Pelosi juga mengisyaratkan bahwa pemungutan suara resmi untuk melengserkan presiden ke-45 Amerika tersebut sudah pasti. Jika pelengseran ini benar-benar terjadi, maka Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

"Sedihnya, tetapi dengan keyakinan dan kerendahan hati, dengan kesetiaan kepada pendiri kami dan hati yang penuh cinta untuk Amerika, hari ini saya meminta ketua kami untuk melanjutkan dengan pasal-pasal pemakzulan," kata Pelosi dalam sebuah pernyataan di televisi, sebagaimana dikutip Reuters.

"Trump telah terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan, merusak keamanan nasional kita dan membahayakan integritas pemilu kita," katanya lagi."Presiden tidak memberi kita pilihan selain bertindak."

Dalam konferensi pers, Pelosi sekilas menunjukkan kemarahan ketika seorang wartawan bertanya apakah dia membenci presiden Trump.

"Saya tidak membenci siapa pun," balasnya, menunjuk ke arah wartawan dalam konfrontasi yang luar biasa.

"Saya berdoa untuk presiden sepanjang waktu. Jadi, jangan main-main dengan saya dalam hal kata-kata seperti itu," imbuh dia.

Pelosi tidak mengumumkan rincian dakwaan yang akan diajukan untuk pemakzulan terhadap Trump, tetapi pihaknya kemungkinan menggunakan dalih penyalahgunaan kekuasaan, obstruksi Kongres dan obstruksi keadilan.

"Presiden menyalahgunakan kekuasaannya untuk keuntungan politiknya sendiri," kata Pelosi, merujuk langkah Trump yang menahan bantuan militer dan pertemuan di Gedung Putih sebagai imbalan atas komitmen Ukraina untuk menyelidiki Joe Biden, rival potensial dari Demokrat dalam pemilihan presiden 2020.

"Jika kita membiarkan seorang presiden berada di atas hukum, kita pasti melakukannya atas risiko republik kita," ujarnya.

Gedung Putih, yang telah menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan pemakzulan, mengatakan Partai Demokrat harus malu karena memicu pemakzulan presiden.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3835 seconds (0.1#10.140)