Media Israel: Mossad Dukung Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 00:10 WIB
loading...
Media Israel: Mossad...
Pesawat jet tempur siluman F-35 Israel. Foto/REUTERS/Amir Cohen
A A A
TEL AVIV - Media Israel mengungkap bahwa badan intelijen Israel; Mossad, atas izin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mendukung penjualansejumlah senjatacanggih termasuk jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS) kepada Uni Emirat Arab (UEA). Badan intelijen itu pun "bentrok" dengan Kementerian Pertahanan Israel yang tetap menentang hal tersebut.

Media Israel, Yediot Achranot, sebelumnya mengungkap bahwa perjanjian perdamaian bersejarah antara Israel dan Uni Emirat Arab mencakup penjualan jet tempur F-35 Washington ke Abu Dhabi. Perdana Menteri Binyamin Netanyahu menanggapi laporan tersebut dengan secara tegas menyangkal bahwa penjualan jet F-35 AS adalah syarat dari perjanjian damai dan menyatakan penentangannya terhadap penjualan semacam itu beberapa kali.

Kantor Perdana Menteri mengecam laporan terbaru media itu dengan menyebutnya "benar-benar kebohongan". Menurut kantor itu, Perdana Menteri Netanyahu belum menerima permintaan seperti itu dalam beberapa tahun terakhir, dan jika dia menerima permintaan seperti itu, perdana menteri tidak akan menyetujuinya. (Baca: AS Pasok Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA Imbalan Normalisasi Emirat-Israel? )

Laporan Yediot Achranot yang diterbitkan hari Selasa mengatakan Mossad—badan intelijen Israel untuk operasi luar negeri—benar-benar mendukung penjualan senjata canggih ke UEA datang sebagai kejutan. Menurut laporan itu, Mossad menekan pemerintah Israel untuk menyetujui kesepakatan senjata itu, sementara Kementerian Pertahanan tetap menentangnya.

Rupanya, konflik antara Mossad dan Kementerian Pertahanan bukanlah hal baru. Israel dan UEA, lanjut laporan itu, telah melakukan kontak tidak resmi selama bertahun-tahun. Masih menurut laporan tersebut, Mossad, dengan persetujuan Netanyahu, telah menekan Kementerian Pertahanan untuk menyetujui penjualan senjata canggih ke UEA selama lebih
dari dua tahun, termasuk amunisi rahasia dan alat teknologi canggih seperti spyware Pegasus.

Kementerian Pertahanan telah menyuarakan keprihatinan bahwa penjualan senjata canggih kenegara-negara Teluk dapat menyebabkan kebocoran pengetahuan ke Iran, yang memiliki aparat intelijen yang signifikan di negara-negara Teluk tetapi akhirnya menyerah kepada Mossad.

Israel sebenarnya telah menjual senjata ke UEA selama delapan tahun, menyusul pembunuhanpemimpin Hamas Mahmoud al-Mabhouh oleh Mossad di Dubai. Akibat krisis diplomatik yang disebabkan oleh agen Mossad yang menggunakan paspor asing palsu untuk melakukan eliminasi di tanah UEA, Israel mulai menjual senjata kepada mereka untuk tujuanmemulihkan hubungan.

Sementara itu, Menteri Urusan Permukiman Tzachi Hanegbi mengatakan pada hari Selasa bahwa Israel menentang penjualan "bahkan satu sekrup" jet canggih F-35 ke Uni Emirat Arab atau negara mana pun di Timur Tengah.

"Kami menentang penjualan bahkan satu sekrup dari satu pesawat jet tempur siluman ke negara mana pun di Timur Tengah, apakah kami memiliki perjanjian damai dengan mereka atau tidak," kata Hanegbi yang merupakan menteri dari Partai Likud, partainya Netayahu, seperti dilansir Times of Israel, Rabu (26/8/2020). (Baca juga: Netanyahu Larang Penjualan Jet Tempur F-35, UEA Batalkan Pertemuan dengan Israel dan AS )

Meskipun penolakan Netanyahu terhadap fakta bahwa kesepakatan senjata Amerika antara AS dan UEA adalah bagian dari perjanjian perdamaian kemungkinan benar, itu tidak menghalangi fakta bahwa AS, dari sudut pandangnya sendiri, mungkin mempertimbangkan untuk menjual F-35 ke UEA sebagai akibat wajar dari perjanjian perdamaian.

Penasihat senior Presiden AS Donald Trump Jared Kushner mengatakan dalam sebuahwawancara dengan CNN pada hari Minggu bahwa perjanjian perdamaian antara Israel dan UEA "harus meningkatkan kemungkinan" penjualan jet F-35 AS ke negara Teluk.

Namun menurut Hanegbi, yang mengonfirmasi bahwa penjualan F-35 bukanlah bagian resmi dari perjanjian Israel-UEA tetapi keduanya terhubung, jika AS menjual F-35 ke UEA , itu akan tetap memastikan bahwa Israel mempertahankan sisi kualitatif militer (QME) Israel.

"Masalah (tentang kesepakatan senjata) ini tidak muncul dalam kaitannya dengan perjanjian antara Israel dan UEA," kata Hanegbi.

“UEA telah meminta (untuk F-35) selama enam tahun, dan mungkin beberapa perkiraan—mungkin presiden memperkirakan—bahwa (perjanjian perdamaian) akan mempermudah penjualan pesawat ini jika mereka dapat mengatakan bahwa sekarang ada perdamaian antara Israel dan UEA," katanya.

Pompeo membahas keprihatinan ini dalam kunjungannya ke Yerusalem pada hari Senin. "Amerika Serikat memiliki persyaratan hukum sehubungan dengan keunggulan militer kualitatif (Israel) yang akan terus kami hormati," kata Pompeo. “Tapi kami juga memiliki hubungan keamanan 20 tahun lebih dengan Uni Emirat Arab,” kata Pompeo, yang menambahkanbahwa AS akan memastikan “kami mengirimkan peralatan yang (UEA) butuhkan untuk melindungi rakyat mereka sendiri dari ancaman yang sama ini (Iran)."

"Saya yakin bahwa kedua tujuan ini dapat dicapai," tegas Pompeo, mengacu padamempertahankan keunggulan militer Israel di Timur Tengah.

Sementara itu, UEA membatalkan pertemuan trilateral yang dijadwalkan di New York pada hari Jumat dengan utusan PBB untuk Israel, AS dan UEA karena pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menentang penjualan jet F-35 AS ke UEA.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1232 seconds (0.1#10.140)