Israel dan Hizbullah Saling Serang Ratusan Rudal, di Ambang Perang Habis-habisan
loading...
A
A
A
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan di acara "This Week" di ABC News bahwa Israel dan Hizbullah harus menahan diri agar konflik tidak meningkat menjadi perang habis-habisan.
"Kami percaya ada cara yang lebih baik...daripada membuka front kedua di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon di luar pertempuran Israel yang berlangsung hampir setahun dengan militan Hamas di Gaza," katanya, seperti dikutip AP, Senin (23/9/2024).
"Tidak seorang pun bersikap optimistis (optimistis yang tidak realistis) tentang betapa sulitnya ini," lanjut Kirby.
"Tetapi pihak-pihak yang bertikai harus menarik diri dari pertempuran yang terus berlanjut sehingga ini tidak menjadi perang habis-habisan."
"Kami mengamati dengan penuh perhatian," katanya lagi. "Kami fokus untuk memastikan ini tidak meluas."
Seiring meningkatnya peperangan Israel-Hizbullah, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menunjuk pada konflik yang sedang berlangsung di Suriah dan Yaman, dengan mencatat bahwa wilayah tersebut sudah sangat rapuh.
"Perluasan konflik mungkin memiliki konsekuensi yang tak terhitung," kata Grandi kepada VoA tentang eskalasi di Lebanon minggu ini.
Dia mengatakan PBB, khususnya lembaga-lembaga kemanusiaannya, telah membuat rencana darurat untuk beberapa waktu jika perang menyebar, tetapi tidak seorang pun boleh mengharapkan pekerja kemanusiaan untuk mengatasi semua masalah yang tak terhitung jumlahnya. "Tantangan yang tak terhitung jumlahnya, yang akan muncul dari perang regional yang lebih besar," ujarnya.
Sementara itu, Kirby menolak laporan media AS baru-baru ini bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak mungkin terjadi sebelum Presiden Joe Biden lengser dari jabatannya pada 20 Januari tahun depan.
"Presiden tidak berada di sana," kata Kirby dalam acara Fox News Sunday. "Masih ada kemungkinan gencatan senjata," ujarnya.
"Kami percaya ada cara yang lebih baik...daripada membuka front kedua di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon di luar pertempuran Israel yang berlangsung hampir setahun dengan militan Hamas di Gaza," katanya, seperti dikutip AP, Senin (23/9/2024).
"Tidak seorang pun bersikap optimistis (optimistis yang tidak realistis) tentang betapa sulitnya ini," lanjut Kirby.
"Tetapi pihak-pihak yang bertikai harus menarik diri dari pertempuran yang terus berlanjut sehingga ini tidak menjadi perang habis-habisan."
"Kami mengamati dengan penuh perhatian," katanya lagi. "Kami fokus untuk memastikan ini tidak meluas."
Seiring meningkatnya peperangan Israel-Hizbullah, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menunjuk pada konflik yang sedang berlangsung di Suriah dan Yaman, dengan mencatat bahwa wilayah tersebut sudah sangat rapuh.
"Perluasan konflik mungkin memiliki konsekuensi yang tak terhitung," kata Grandi kepada VoA tentang eskalasi di Lebanon minggu ini.
Dia mengatakan PBB, khususnya lembaga-lembaga kemanusiaannya, telah membuat rencana darurat untuk beberapa waktu jika perang menyebar, tetapi tidak seorang pun boleh mengharapkan pekerja kemanusiaan untuk mengatasi semua masalah yang tak terhitung jumlahnya. "Tantangan yang tak terhitung jumlahnya, yang akan muncul dari perang regional yang lebih besar," ujarnya.
Sementara itu, Kirby menolak laporan media AS baru-baru ini bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak mungkin terjadi sebelum Presiden Joe Biden lengser dari jabatannya pada 20 Januari tahun depan.
"Presiden tidak berada di sana," kata Kirby dalam acara Fox News Sunday. "Masih ada kemungkinan gencatan senjata," ujarnya.