Komandan Senior Pasukan Elite Hizbullah Jadi Target Serangan Udara Israel di Beirut
loading...
A
A
A
Sebelumnya pada hari Jumat, Hizbullah menggempur Israel utara dengan sekitar 170 roket, sehari setelah pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah, berjanji untuk membalas Israel atas serangan sabotase selama dua hari yang meledakkan ribuan perangkat komunikasi, menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang.
Namun, Hizbullah mengatakan roket itu merupakan balasan atas serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di Lebanon selatan semalam.
Rami Khoury, seorang profesor di Universitas Amerika di Beirut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel sedang "mengamuk", didorong oleh dukungan AS yang tak tergoyahkan untuk "melakukan apa pun yang mereka inginkan".
Ia mengatakan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah tampaknya tak terelakkan tetapi menambahkan bahwa ia tidak percaya perang regional habis-habisan akan segera terjadi.
Khoury mengatakan Israel telah lama berusaha mengalahkan Hizbullah, yang lebih siap daripada Hamas dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Iran.
"Masalahnya adalah Israel telah mencoba ini berkali-kali tanpa hasil," tambah Khoury.
Namun, Hizbullah mengatakan roket itu merupakan balasan atas serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di Lebanon selatan semalam.
Rami Khoury, seorang profesor di Universitas Amerika di Beirut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel sedang "mengamuk", didorong oleh dukungan AS yang tak tergoyahkan untuk "melakukan apa pun yang mereka inginkan".
Ia mengatakan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah tampaknya tak terelakkan tetapi menambahkan bahwa ia tidak percaya perang regional habis-habisan akan segera terjadi.
Khoury mengatakan Israel telah lama berusaha mengalahkan Hizbullah, yang lebih siap daripada Hamas dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Iran.
"Masalahnya adalah Israel telah mencoba ini berkali-kali tanpa hasil," tambah Khoury.
(ahm)