5 Fakta Ledakan Pager di Lebanon, Berpotensi Meningkatkan Skala Konflik Israel-Hizbullah
loading...
A
A
A
Sinyal sabotase ini diperkuat data dalam buku terbitan tahun 2018 berjudul "Rise and Kill First". Isinya ada yang menyinggung bahwa pasukan intelijen Israel sebelumnya biasa menaruh bahan peledak di telepon pribadi untuk menargetkan musuh.
Selain itu, para peretas di sana juga bisa menyuntikkan kode berbahaya ke dalam perangkat pribadi yang menyebabkan perangkat menjadi terlalu panas dan berakhir meledak.
Ledakan pager di Lebanon setidaknya membunuh sembilan orang dan membuat hampir 3.000 lainnya terluka.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa dua dari mereka yang tewas adalah putra dari anggota parlemen Hizbullah.
Lebih jauh, sebagian besar orang yang datang ke ruang gawat darurat mengenakan pakaian sipil, sehingga sulit dikenali sebagai anggota Hizbullah atau warga biasa. Sementara itu, Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah tidak terluka dalam ledakan tersebut.
Kemudian, beberapa pejabat Lebanon juga dilaporkan menjadi korban. Salah satunya Menteri Kesehatan Masyarakat Firass Abiad yang mengalami cedera di tangan dan wajah.
Menanggapi insiden ledakan pager, Kementerian Luar Negeri Lebanon menyebut insiden ini sebagai serangan siber Israel. Namun, mereka tidak memberikan rincian tentang cara mereka menganalisanya.
Sementara itu, Menteri Informasi Lebanon mengatakan ledakan tersebut menjadi serangan terhadap kedaulatan Lebanon. Beberapa pihak lain termasuk Hizbullah juga menuding Israel sebagai dalangnya.
Para analis melihat adanya potensi peningkatan konflik antara Israel dan Hizbullah. Sebagaimana diketahui, ketegangan antara dua kubu ini semakin meruncing setelah perang Hamas-Israel dimulai pada Oktober lalu.
Matthew Levitt, seorang mantan wakil direktur kantor intelijen Departemen Keuangan AS mengatakan ledakan pager dapat mengganggu operasi Hizbullah untuk beberapa waktu. Namun, bukan berarti kelompok tersebut akan berdiam diri dan tidak melakukan pembalasan.
Selain itu, para peretas di sana juga bisa menyuntikkan kode berbahaya ke dalam perangkat pribadi yang menyebabkan perangkat menjadi terlalu panas dan berakhir meledak.
3. Korban Berjatuhan
Ledakan pager di Lebanon setidaknya membunuh sembilan orang dan membuat hampir 3.000 lainnya terluka.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa dua dari mereka yang tewas adalah putra dari anggota parlemen Hizbullah.
Lebih jauh, sebagian besar orang yang datang ke ruang gawat darurat mengenakan pakaian sipil, sehingga sulit dikenali sebagai anggota Hizbullah atau warga biasa. Sementara itu, Pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah tidak terluka dalam ledakan tersebut.
Kemudian, beberapa pejabat Lebanon juga dilaporkan menjadi korban. Salah satunya Menteri Kesehatan Masyarakat Firass Abiad yang mengalami cedera di tangan dan wajah.
4. Tanggapan Lebanon
Menanggapi insiden ledakan pager, Kementerian Luar Negeri Lebanon menyebut insiden ini sebagai serangan siber Israel. Namun, mereka tidak memberikan rincian tentang cara mereka menganalisanya.
Sementara itu, Menteri Informasi Lebanon mengatakan ledakan tersebut menjadi serangan terhadap kedaulatan Lebanon. Beberapa pihak lain termasuk Hizbullah juga menuding Israel sebagai dalangnya.
5. Potensi Peningkatan Konflik Israel-Hizbullah
Para analis melihat adanya potensi peningkatan konflik antara Israel dan Hizbullah. Sebagaimana diketahui, ketegangan antara dua kubu ini semakin meruncing setelah perang Hamas-Israel dimulai pada Oktober lalu.
Matthew Levitt, seorang mantan wakil direktur kantor intelijen Departemen Keuangan AS mengatakan ledakan pager dapat mengganggu operasi Hizbullah untuk beberapa waktu. Namun, bukan berarti kelompok tersebut akan berdiam diri dan tidak melakukan pembalasan.