Cara Kilat AS Identifikasi Tubuh al-Baghdadi Meski Terpotong-potong

Selasa, 29 Oktober 2019 - 13:51 WIB
Cara Kilat AS Identifikasi Tubuh al-Baghdadi Meski Terpotong-potong
Cara Kilat AS Identifikasi Tubuh al-Baghdadi Meski Terpotong-potong
A A A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump dalam konferensi pers hari Minggu di Gedung Putih mengatakan bahwa pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika terpojok di sebuah terowongan di Barisha, Idlib, oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS). Menurutnya, tubuh pemimpin kelompok teroris itu terpotong-potong akibat ledakan.

"Hasil tes memberikan identifikasi langsung dan benar-benar positif. Itu adalah dia (Baghdadi)," kata Trump.

Trump menambahkan bahwa pasukan Amerika tetap berada di kompleks persembunyian bos ISIS itu selama sekitar dua jam.

Menurut New York Times, Trump tidak memberikan perincian tentang bagaimana identifikasi dibuat sehingga bisa menyimpulkan tubuh yang terpotong-potong itu adalah al-Baghdadi. Tetapi langkah cepat setelah kematian Baghdadi menunjukkan bahwa pasukan khusus Amerika memanfaatkan tes biometrik dan teknologi DNA yang telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

David H. Kaye, seorang profesor Penn State Law School yang berspesialisasi dalam bidang ini mengatakan mesin uji DNA terbaru dapat memberikan identifikasi positif dalam waktu sekitar 90 menit.

Tetapi, lanjut laporan New York Times, pasukan komando militer AS juga mendasarkan kesimpulan mereka pada beberapa faktor lain, termasuk human intelligent dan, jika mungkin, fitur wajah dasar.

Timeline peristiwa yang diketahui menunjukkan bahwa identifikasi awal al-Baghdadi segera muncul, tetapi konfirmasi tegas perlu beberapa jam lagi.

Misi Delta Force (Pasukan Delta) yang menargetkan apa yang disebut sebagai target bernilai tinggi seperti al-Baghdadi seringkali mencakup personel dengan keahlian khusus di bidang-bidang mulai dari pengumpulan intelijen hingga pembuangan bom.

Beberapa personel Delta Force juga dilatih dalam biometrik dan memiliki tanggung jawab untuk membantu mengidentifikasi target yang ditangkap dan dibunuh. Laporan New York Times itu mengutip pejabat Amerika yang mengetahui proses identifikasi tersebut.

Para pakar kontraterorisme mengatakan bom bunuh diri sering membuat kepala seorang teroris tetap utuh, yang berarti bahwa orang-orang Amerika di tempat kejadian kemungkinan telah melihat wajah al-Baghdadi dengan baik. Bukti nyata berupa foto dan video belum dirilis secara resmi oleh pemerintah Trump.

Untuk hasil yang lebih teknis, dimungkinkan untuk mendapatkan identifikasi sidik jari dari seseorang yang telah meninggal dengan sangat sadis, atau mencoba memindai matanya jika tetap utuh.

Anggota tim pengidentifikasi juga akan mengumpulkan sampel DNA, dalam bentuk bagian tubuh atau darah. Selama dua hingga tiga tahun terakhir, kemajuan teknologi DNA telah menghasilkan produksi perangkat Rapid DNA portabel, yang dapat memberikan hasil otomatis yang akurat hanya dalam waktu 90 menit. Rapid DNA portabel itulah yang dimaksud Profesor Kaye sebagai mesin uji DNA secara singkat.

Laporan media AS tersebut juga mengatakan bahwa pihak berwenang mungkin telah mengambil sampel DNA dari Baghdadi ketika ia ditahan di sebuah kamp tahanan yang dikelola Amerika di Irak pada pertengahan 2000-an.

"Mereka sudah memiliki repositori data," kata Kara Frederick, seorang pakar di Center for a New American Security, yang bekerja sebagai analis intelijen di Operasi Khusus pasukan AS.

Kaye menambahkan, tidak ada yang mengejutkan tentang seberapa cepat al-Baghdadi diidentifikasi. Bahkan jika pasukan Amerika di wilayah tersebut tidak memiliki peralatan portabel terbaru, tes DNA laboratorium yang lebih tua sekarang hanya membutuhkan waktu sekitar delapan jam untuk menghasilkan sampel yang andal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4090 seconds (0.1#10.140)