Ketika Mongolia Sambut Putin dengan Karpet Merah, Bukan Borgol
loading...
A
A
A
ULAANBAATAR - Presiden Rusia Vladimir Putin telah disambut oleh upacara kehormatan dan karpet merah di Ibu Kota Mongolia. Padahal, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Ukraina berharap negara Asia itu memberikan borgol dan menangkap pemimpin Krelin tersebut.
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin sejak tahun lalu atas tuduhan melakukan kejahatan perang di Ukraina. Mongolia adalah anggota ICC, yang semestinya berkewajiban menjalankan surat perintah tersebut.
Putin mendarat di Ulaanbaatar pada Senin malam di awal perjalanan penting yang dipandang sebagai bentuk perlawanan terhadap ICC, Kyiv, Barat, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) yang semuanya menyerukan agar dia ditangkap.
Dia bertemu dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh pada Selasa di Lapangan Genghis Khan yang megah di Ulaanbaatar, yang juga dikenal sebagai Lapangan Sukhbaatar, tempat sebuah band memainkan lagu-lagu perang dan kedua lagu kebangsaan.
Pemimpin Rusia memuji "sikap hormat" Mongolia dan memberi tahu Khurelsukh bahwa kedua negara memiliki "posisi dekat" pada "banyak masalah internasional terkini".
Putin diburu oleh ICC yang berkantor pusat di Den Haag atas tuduhan kejahatan perang, yakni deportasi ilegal anak-anak Ukraina sejak pasukannya menyerbu negara itu pada tahun 2022.
Ukraina bereaksi keras terhadap perjalanan Putin, menuduh Mongolia berbagi tanggung jawab atas kejahatan perangnya setelah pihak berwenang negara itu tidak menahannya di bandara.
“Hari ini, Putin mempermalukan Mongolia dengan menggunakannya secara sinis sebagai alat tawar-menawar dalam permainan geopolitiknya,” kata Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin di platform media sosial X.
“Dengan menolak menangkap Putin, Mongolia dengan sengaja membahayakan kedudukan internasionalnya,” katanya lagi, yang dilansir AFP, Kamis (5/9/2024).
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin sejak tahun lalu atas tuduhan melakukan kejahatan perang di Ukraina. Mongolia adalah anggota ICC, yang semestinya berkewajiban menjalankan surat perintah tersebut.
Putin mendarat di Ulaanbaatar pada Senin malam di awal perjalanan penting yang dipandang sebagai bentuk perlawanan terhadap ICC, Kyiv, Barat, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) yang semuanya menyerukan agar dia ditangkap.
Dia bertemu dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh pada Selasa di Lapangan Genghis Khan yang megah di Ulaanbaatar, yang juga dikenal sebagai Lapangan Sukhbaatar, tempat sebuah band memainkan lagu-lagu perang dan kedua lagu kebangsaan.
Pemimpin Rusia memuji "sikap hormat" Mongolia dan memberi tahu Khurelsukh bahwa kedua negara memiliki "posisi dekat" pada "banyak masalah internasional terkini".
Putin diburu oleh ICC yang berkantor pusat di Den Haag atas tuduhan kejahatan perang, yakni deportasi ilegal anak-anak Ukraina sejak pasukannya menyerbu negara itu pada tahun 2022.
Ukraina bereaksi keras terhadap perjalanan Putin, menuduh Mongolia berbagi tanggung jawab atas kejahatan perangnya setelah pihak berwenang negara itu tidak menahannya di bandara.
“Hari ini, Putin mempermalukan Mongolia dengan menggunakannya secara sinis sebagai alat tawar-menawar dalam permainan geopolitiknya,” kata Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin di platform media sosial X.
“Dengan menolak menangkap Putin, Mongolia dengan sengaja membahayakan kedudukan internasionalnya,” katanya lagi, yang dilansir AFP, Kamis (5/9/2024).