Mengerikan, Para Tentara Israel Diserukan Lakukan Genosida di Lebanon

Kamis, 29 Agustus 2024 - 13:19 WIB
loading...
Mengerikan, Para Tentara...
Bocoran berkas militer Zionis mengungkap para tentara Israel diserukan untuk melakukan genosida di Lebanon. Foto/Anadolu
A A A
TEL AVIV - Sebuah bocoranberkas militer Zionis mengungkap niat mengerikan, di mana para tentara Israel diserukan untuk melakukan genosida di Lebanon.

Seruan itu datang dari komandan baru Brigade Alexandroni, Kolonel Moshe Pesel.

Seorang petugas kesehatan mental di Angkatan Darat Israel, Adi Engert, telah membocorkan berkas yang mengungkapkan seruan kolonel tersebut.

Kantor berita Anadolu, mengutip penyiar negara Israel, melaporkan bahwa dalam sebuah posting X pada Senin malam, Engert memicu kegemparan dengan mengungkapkan: "Kolonel Moshe Pesel menginginkan para prajurit untuk melakukan genosida."



Posting tersebut kemudian dihapus.

"Kutipan dari berkas yang dikirim Pesel kepada para prajurit mengatakan; 'desa-desa di Lebanon akan menjadi sunyi, dan jalan-jalannya tidak dapat dilalui'," imbuh laporan Anadolu, Kamis (29/8/2024).

Engert melampirkan komentar tersebut pada unggahannya, yang gambar-gambarnya terus beredar di media Israel bahkan setelah unggahan itu dihapus.

Menurut penyiar tersebut, Engert mengatakan bahwa setelah Pesel mengambil alih komando, dia mengirim pesan kepada para prajurit brigade, dengan mengatakan: "Seorang komandan baru telah bergabung dengan brigade. Pertama-tama, saya ingin para prajurit melakukan genosida."

Pada hari Selasa, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mempertanyakan di X mengapa Angkatan Darat Israel tidak mengambil tindakan terhadap Engert karena membocorkan dokumen tersebut.

Dia mengatakan bahwa "tidak ada tempat" untuk seruan seperti itu di militer Israel.

"Tidak ada tempat untuk pernyataan seperti itu di IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terhadap seorang komandan brigade dan terhadap para anggota Zionis religius yang berada di garis depan dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk rakyat Israel dalam persentase yang besar," kata Smotrich.

"Adalah baik bahwa IDF menandai garis merah terhadap kampanye hasutan dan iblisisasi terhadap Zionisme religius," lanjut dia.

Pada hari Minggu, pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan, serangan paling parah sejak serangan lintas batas antara Tel Aviv dan Hizbullah dimulai Oktober lalu.

Kelompok Hizbullah Lebanon, pada bagiannya, mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan ratusan roket jauh ke Israel sebagai "tahap pertama" dari tanggapannya terhadap pembunuhan komandan seniornya Fouad Shukr bulan lalu dalam sebuah serangan udara di Beirut.

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober 2023, Hizbullah telah terlibat secara langsung, tetapi relatif terbatas dalam perang melawan pendudukan Israel.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, intensitas pertempuran telah meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa perang habis-habisan antara Hizbullah dan tentara Israel akan segera terjadi.

Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan wilayah negara itu pada tahun 2000, setelah perlawanan keras Lebanon di bawah pimpinan Hizbullah.

Israel berupaya menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 tetapi gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan Israel.

Namun, Israel terus menduduki sebagian wilayah Lebanon, yaitu wilayah Sheeba Farms.

Hizbullah telah berjanji untuk merebut kembali setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki Israel, yang bertentangan dengan hukum internasional.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)