Swiss Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Iran-AS

Jum'at, 27 September 2019 - 03:23 WIB
Swiss Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Iran-AS
Swiss Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Iran-AS
A A A
ZURICH - Swiss siap menjadi tuan rumah perundingan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) jika kedua negara memintanya. Misi diplomatik Swiss selama ini mewakili kepentingan AS di Iran setelah Teheran memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington.

"Proposal Swiss untuk negosiasi terus berlanjut. Dan kami akan mempertimbangkan setiap permintaan yang akan datang dari para pihak sendiri", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss Pierre-Alain Eltschinger.

"Swiss terus berhubungan dengan Amerika Serikat, Iran dan negara-negara lain di Timur Tengah dan sekitarnya untuk membahas cara-cara yang dapat diterima bersama untuk mencapai eskalasi," tambahnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (27/9/2019).

Namun, kata Eltschinger, Swiss belum merumuskan posisinya mengenai gagasan Presiden Iran Hassan Rouhani yang baru-baru ini diusulkan untuk memperkuat keamanan di Teluk Persia dan Selat Hormuz melalui pembentukan koalisi regional. Ia menambahkan bahwa Bern mengharapkan untuk menerima lebih banyak rincian tentang inisiatif ini.

Swiss belum merumuskan posisinya mengenai gagasan Presiden Iran Hassan Rouhani yang baru-baru ini diusulkan untuk memperkuat keamanan di Teluk Persia dan Selat Hormuz melalui pembentukan koalisi regional, kata jurubicara itu, seraya menambahkan bahwa Bern mengharapkan untuk menerima lebih banyak rincian tentang inisiatif ini.

Pernyataan itu muncul setelah Rouhani, berbicara pada sesi ke-74 Sidang Umum PBB, mengatakan bahwa syarat utama bagi Teheran untuk memulai negosiasi dengan Washington adalah agar yang terakhir mencabut semua sanksi dan kembali ke kesepakatan nuklir.

Ketegangan telah meningkat di Teluk Persia selama beberapa bulan terakhir, sebagian besar karena kebuntuan antara AS dan Iran atas kesepakatan nuklir 2015. Washington secara sepihak menarik diri dari pakta tahun lalu, yang mendorong Teheran untuk mulai memutar kembali komitmen nuklirnya.

Serangkaian serangan terhadap tanker di perairan Teluk dan, baru-baru ini, serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas minyak Arab Saudi telah memperburuk situasi, dengan Washington dan sekutunya menempatkan kesalahan pada Iran. Teheran telah membantah semua tuduhan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4851 seconds (0.1#10.140)