Eks Sandera di Gaza Noa Argamani Tegaskan Dia Terluka oleh Israel, Bukan Hamas

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 07:01 WIB
loading...
Eks Sandera di Gaza...
Noa Argamani, 26 tahun, ditawan Hamas pada 7 Oktober 2023. Foto/noa argamani
A A A
TEL AVIV - Noa Argamani, wanita Israel yang dibebaskan dari penyanderaan Hamas di Gaza pada Juni, menegaskan luka-lukanya disebabkan oleh serangan udara Israel, bukan oleh serangan Hamas.

Berbicara kepada para diplomat dari negara-negara G7 di Tokyo pada Rabu, Argamani merinci cobaan beratnya setelah dia ditawan kelompok-kelompok bersenjata Palestina selama serangan 7 Oktober.

Namun, dua hari kemudian, dia mengeluarkan pernyataan di Instagram, mengatakan beberapa ucapannya telah salah dikutip dan diambil di luar konteks.

Bertentangan dengan beberapa laporan media Israel, Argamani mengklarifikasi dia tidak dipukuli atau rambutnya dicukur oleh para pejuang Palestina.

"Saya tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di sini selama 24 jam terakhir, mengambil kata-kata saya di luar konteks," tulis dia, mengacu pada liputan media Israel atas pidatonya di Tokyo.

"(Anggota Hamas) tidak memukul saya saat saya ditawan, mereka juga tidak memotong rambut saya; saya terluka oleh runtuhnya tembok yang disebabkan oleh seorang pilot Angkatan Udara (Israel)," papar dia.

"Sebagai korban 7 Oktober, saya menolak untuk menjadi korban lagi oleh media," tegas dia.

Argamani, 26 tahun, merupakan salah satu dari empat tawanan Israel yang diselamatkan selama serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat dan Deir al-Balah di Gaza pada bulan Juni, yang mengakibatkan kematian 236 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak.

Dalam kesaksiannya pada Kamis, Argamani mengatakan keselamatannya adalah suatu "keajaiban".

"Ini adalah suatu keajaiban karena saya selamat pada 7 Oktober, dan saya selamat dari pemboman ini dan saya juga selamat dari penyelamatan," ungkap dia.

Argamani menekankan membebaskan tawanan Israel yang tersisa harus menjadi prioritas utama bagi pemerintahnya.

Pacarnya, Avinatan Or, masih ditawan Hamas dan termasuk di antara 105 orang yang diyakini ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang dilaporkan tewas oleh militer Israel.

"Avinatan, pacar saya, masih di sana, dan kita harus membawa mereka kembali sebelum terlambat. Kita tidak ingin kehilangan lebih banyak orang daripada yang sudah hilang," ujar Argamani.

Berbicara kepada Middle East Eye setelah penculikannya, ayah Argamani berdoa untuk perdamaian dan mengakhiri penderitaan para tawanan dan warga Palestina di Gaza.

"Kita harus menghentikan pembunuhan antara kita dan mereka sehingga bisa ada perdamaian sejati antara kedua negara ini untuk selamanya," papar dia tak lama setelah serangan 7 Oktober.

Rezim kolonial rasis Israel telah membunuh lebih dari 40.200 warga Palestina di Jalur Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membantai warga Palestina.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1426 seconds (0.1#10.140)