Netanyahu Tantang Iran: Berani Serang Israel Bakal Bayar Harga Sangat Mahal!
loading...
A
A
A
Sikap keras Netanyahu konsisten dengan garis besar yang ditetapkan oleh Gedung Putih pada bulan Mei, yang sejak saat itu menjadi dasar posisi negosiasi Israel.
Inti dari prinsip-prinsip tersebut adalah tuntutan Israel untuk mengendalikan wilayah perbatasan yang kritis guna mencegah penyelundupan senjata ke Gaza dan memastikan keamanan jangka panjangnya.
Tuntutan itu telah menjadi titik kritis utama dalam pembicaraan tersebut, dengan Hamas menolak untuk menyetujui pengaturan apa pun yang akan memungkinkan pasukan Israel untuk tetap berada di Gaza setelah gencatan senjata yang potensial.
Meskipun negosiasi tersebut rumit, ada optimisme di antara para mediator.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang tiba di Israel pada hari Minggu untuk putaran pembicaraan berikutnya, diharapkan akan mendorong kemajuan, terutama karena Presiden Joe Biden sangat membutuhkan gencatan senjata sebagai warisan dari masa jabatan kepresidenannya.
Namun, Hamas telah meragukan prospek terobosan tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis tak lama setelah kedatangan Blinken, kelompok perlawanan Palestina tersebut menuduh Netanyahu menetapkan persyaratan baru untuk secara sengaja menyabotase negosiasi.
"Kami menganggap Netanyahu sepenuhnya bertanggung jawab atas kegagalan upaya para mediator dan menghalangi kesepakatan," kata Hamas.
Sementara itu, situasi di lapangan masih belum stabil. Jet tempur Israel menyerang peluncur roket Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu malam, sebagai tanggapan atas serangan di Galilea Hulu.
IDF juga melaporkan adanya tembakan roket dari Lebanon ke Israel utara, yang semakin meningkatkan konflik dengan Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran dan bersekutu dengan Hamas.