Turki Gunakan Diplomasi Pintu Belakang untuk Pertemukan Erdogan dan Assad
loading...
A
A
A
Guler mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara tertulis bahwa kedua negara tetangga itu dapat bertemu lagi di tingkat menteri—sebagai bagian dari serangan pesona regional Ankara yang diluncurkan pada tahun 2020—jika kondisi yang sesuai tercipta.
"Kami siap memberikan semua dukungan yang kami bisa agar konstitusi yang komprehensif dapat diterima, agar pemilihan umum yang bebas dapat diselenggarakan, dan agar normalisasi dan suasana keamanan yang komprehensif dapat tercipta, dan hanya jika semua ini dilakukan dan keamanan perbatasan kita sepenuhnya terjamin, barulah kita akan melakukan apa yang diperlukan melalui koordinasi bersama," katanya, menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan penarikan pasukan Turki dari Suriah.
Turki mendukung pemberontak di Suriah dan memiliki kehadiran militer di beberapa bagian utara negara itu.
Guler mengatakan kepada penyiar Haberturk TV bahwa Ankara memiliki kondisi untuk memulai negosiasi perdamaian dengan rezim Assad.
“Rezim tersebut mengatakan jika Anda memberi tahu kami tanggal penarikan pasukan, kami akan bernegosiasi. Kami memahami ini sebagai bentuk ketidakinginan mereka untuk kembali ke perdamaian,” paparnya.
"Kami siap memberikan semua dukungan yang kami bisa agar konstitusi yang komprehensif dapat diterima, agar pemilihan umum yang bebas dapat diselenggarakan, dan agar normalisasi dan suasana keamanan yang komprehensif dapat tercipta, dan hanya jika semua ini dilakukan dan keamanan perbatasan kita sepenuhnya terjamin, barulah kita akan melakukan apa yang diperlukan melalui koordinasi bersama," katanya, menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan penarikan pasukan Turki dari Suriah.
Turki mendukung pemberontak di Suriah dan memiliki kehadiran militer di beberapa bagian utara negara itu.
Guler mengatakan kepada penyiar Haberturk TV bahwa Ankara memiliki kondisi untuk memulai negosiasi perdamaian dengan rezim Assad.
“Rezim tersebut mengatakan jika Anda memberi tahu kami tanggal penarikan pasukan, kami akan bernegosiasi. Kami memahami ini sebagai bentuk ketidakinginan mereka untuk kembali ke perdamaian,” paparnya.
(mas)