China Peringatkan AS Ancaman Nuklir Terbesar Dunia

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 06:14 WIB
loading...
China Peringatkan AS...
Ledakan bom nuklir seberat 23 kiloton yang disebut BADGER, ditembakkan pada 18 April 1953, di Lokasi Uji Nevada, sebagai bagian dari rangkaian uji coba nuklir Operasi Upshot–Knothole, AS. Foto/National Nuclear Security Administration
A A A
BEIJING - Amerika Serikat (AS) menimbulkan bahaya terbesar bagi dunia dalam hal risiko potensi konflik nuklir, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang pada Jumat (16/8/2024).

Beijing menuduh Washington membuat “keputusan yang tidak bertanggung jawab” dalam upaya mempertahankan hegemoninya, termasuk dengan mengintimidasi masyarakat internasional dengan persenjataan nuklirnya.

Pernyataan yang memberatkan itu muncul sebagai tanggapan atas keputusan Pentagon meningkatkan status Pasukan AS di Jepang menjadi markas pasukan gabungan di bawah komando seorang perwira bintang tiga yang melapor kepada komandan Komando Indo-Pasifik.

Pengumuman itu dibuat Departemen Pertahanan AS pada akhir Juli setelah pertemuan kepala pertahanan dan kebijakan luar negeri Amerika dan Jepang.

Menteri Pertahanan AS Llyod Austin memuji perkembangan itu sebagai “salah satu peningkatan terkuat dalam hubungan militer kita dengan Jepang dalam 70 tahun” pada saat itu.

Dia juga mengatakan kedua belah pihak “mengadakan pertemuan tingkat menteri dua-plus-dua terpisah tentang pencegahan yang diperluas, dan itu belum pernah dilakukan sebelumnya.”

Selama pertemuan tersebut, AS berjanji "mempertahankan Jepang dengan seluruh kemampuan kami, termasuk kemampuan nuklir kami," menurut menteri pertahanan.

Pada Jumat, Zhang Xiaogang menyatakan Washington dan Tokyo memainkan kartu "ancaman militer China" untuk membenarkan tindakan mereka.

“Tindakan tersebut hanya memicu konfrontasi blok dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," ungkap Zhang.

Pernyataan Pentagon pada bulan Juli menyebutkan "ekspansi persenjataan nuklir China" di antara topik yang dibahas pada "pertemuan pencegahan yang diperpanjang."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1029 seconds (0.1#10.140)