Barat Desak Iran Tak Gempur Israel, Waswas Perang Habis-habisan Pecah

Selasa, 13 Agustus 2024 - 13:29 WIB
loading...
Barat Desak Iran Tak...
Lima negara Barat mendesak Iran menahan diri dari menyerang Israel, khawatir perang habis-habisan kedua kubu bisa pecah. Foto/IRNA
A A A
TEL AVIV - Lima negara Barat telah mendesak Iran dan sekutunya untuk menahan diri dengan tidak meluncurkan serangan terhadap Israel. Mereka khawatir perang habis-habisan kedua kubu bisa pecah.

Teheran dan sekutunya telah mengancam akan menyerang Tel Aviv sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.

Para pemimpin Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengeluarkan pernyataan bersama pada hari Senin yang menyatakan dukungan mereka terhadap upaya yang sedang berlangsung untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah dan mengamankan gencatan senjata dalam perang di Gaza.



"Kami meminta Iran untuk menghentikan ancamannya yang sedang berlangsung untuk melakukan serangan militer terhadap Israel dan membahas konsekuensi serius bagi keamanan regional jika serangan semacam itu terjadi," bunyi pernyataan bersama tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (13/8/2024).

Kekuatan Barat juga mendukung dorongan terbaru oleh AS, Qatar, dan Mesir untuk menjadi perantara perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan di Gaza.

Kekhawatiran global bahwa perang Israel akan meningkat menjadi konflik regional besar-besaran meningkat setelah pembunuhan Haniyeh dan Shukr pada bulan lalu.

Para analis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pembunuhan tersebut, yang telah disalahkan pada Israel, dapat memengaruhi prospek kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza.

Iran dan Hizbullah menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan perang besar-besaran tetapi mereka tetap siap jika perang itu terjadi.

Sebelumnya pada hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengeluarkan pernyataan bersama terpisah yang menyerukan de-eskalasi.



“Kami menyerukan Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan yang akan semakin meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyetujui gencatan senjata dan pembebasan sandera,” katanya.

“Pertempuran harus berakhir sekarang, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan. Rakyat Gaza membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tanpa hambatan,” imbuh dia.

Scholz dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Senin, kata pemerintah Jerman dan Inggris.

Starmer meminta Pezeshkian untuk menahan diri dari menyerang Israel, dengan mengatakan bahwa perang tidak menguntungkan siapa pun, kata Kantor PM Inggris.

Scholz mengimbau Presiden Pezeshkian untuk melakukan segala yang mungkin guna mencegah eskalasi militer lebih lanjut. "Dia menyampaikan kekhawatiran besar tentang bahaya pertikaian regional di Timur Tengah dan lingkaran kekerasan di Timur Tengah harus diputus sekarang," kata juru bicaranya Wolfgang Buechner dalam sebuah pernyataan.

Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh IRNA setelah panggilan telepon dengan Scholz, Pezeshkian mengatakan: "Sementara menekankan solusi diplomatik untuk berbagai masalah, Iran tidak akan pernah menyerah pada tekanan, sanksi, dan intimidasi dan menganggapnya memiliki hak untuk menanggapi para penyerang sesuai dengan norma-norma internasional."

John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan pada hari Senin bahwa AS siap menghadapi serangan Iran terhadap Israel yang bisa terjadi minggu ini.

"Kita harus bersiap menghadapi serangkaian serangan yang signifikan," katanya.

Iran diperkirakan akan melaksanakan perintah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk "menghukum keras" Israel, yang dituduhnya bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh di Teheran.

Hizbullah juga telah menjanjikan pembalasan setelah Israel mengatakan telah membunuh Shukr di Beirut.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1320 seconds (0.1#10.140)