Netanyahu Klaim Tepi Barat Milik Israel, Menolak Menyerahkannya pada Palestina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim Tepi Barat yang diduduki adalah milik negaranya dan tak akan diserahkan kepada Palestina.
Komentar pemimpin Zionis ini semakin menjauhkan peluang solusi dua negara; Israel dan Palestina.
Dalam wawancara dengan TIME Magazine yang diterbitkan minggu ini, Netanyahu menyatakan bahwa wilayah Palestina yang diduduki di Yerusalem Timur dan Tepi Barat adalah "bagian dari tanah air kami. Kami bermaksud untuk tetap di sana".
Perdana Menteri Israel menegaskan kembali penentangannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Dia mengatakan bahwa dirinya hanya akan mengizinkan pemerintahan sendiri yang terbatas bagi warga Palestina di wilayah yang diduduki sementara Israel mempertahankan kendali keamanan, seperti yang terjadi saat ini karena Otoritas Palestina (PA) terbatas pada tugas administratif dan keamanan internal parsial.
Sementara itu, pendudukan Israel mengendalikan keamanan wilayah, wilayah udara, pelabuhan masuk, kebijakan perencanaan, dan sebagian ekonomi dan pemungutan pajaknya, yang memberi Tel Aviv keuntungan dan pengaruh yang luar biasa dalam dinamika tersebut.
"Kami tidak memerintah tanah mereka. Kami tidak menjalankan Ramallah. Kami tidak menjalankan Jenin," klaim Netanyahu, yang dilansir Middle East Monitor, Senin (12/8/2024).
"Tetapi kami masuk dan mengambil tindakan ketika kami harus mencegah terorisme," ujarnya, mengacu pada pejuang perlawanan Palestina dan faksi-faksi yang mendiami kota-kota Tepi Barat.
Komentar pemimpin Zionis ini semakin menjauhkan peluang solusi dua negara; Israel dan Palestina.
Dalam wawancara dengan TIME Magazine yang diterbitkan minggu ini, Netanyahu menyatakan bahwa wilayah Palestina yang diduduki di Yerusalem Timur dan Tepi Barat adalah "bagian dari tanah air kami. Kami bermaksud untuk tetap di sana".
Perdana Menteri Israel menegaskan kembali penentangannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Dia mengatakan bahwa dirinya hanya akan mengizinkan pemerintahan sendiri yang terbatas bagi warga Palestina di wilayah yang diduduki sementara Israel mempertahankan kendali keamanan, seperti yang terjadi saat ini karena Otoritas Palestina (PA) terbatas pada tugas administratif dan keamanan internal parsial.
Sementara itu, pendudukan Israel mengendalikan keamanan wilayah, wilayah udara, pelabuhan masuk, kebijakan perencanaan, dan sebagian ekonomi dan pemungutan pajaknya, yang memberi Tel Aviv keuntungan dan pengaruh yang luar biasa dalam dinamika tersebut.
"Kami tidak memerintah tanah mereka. Kami tidak menjalankan Ramallah. Kami tidak menjalankan Jenin," klaim Netanyahu, yang dilansir Middle East Monitor, Senin (12/8/2024).
"Tetapi kami masuk dan mengambil tindakan ketika kami harus mencegah terorisme," ujarnya, mengacu pada pejuang perlawanan Palestina dan faksi-faksi yang mendiami kota-kota Tepi Barat.
(mas)