Pemberontak Suriah Bakar Kuburan Ayah Bashar al-Assad di Kampung Halamannya

Kamis, 12 Desember 2024 - 07:22 WIB
loading...
Pemberontak Suriah Bakar...
Kelompok pemberontak Suriah membakar dan menghancurkan kuburan ayah presiden terguling Bashar al-Assad, Hafez al-Assad, di kampung halamannya, Rabu (11/12/2024). Foto/X @MiddleEastEye
A A A
DAMASKUS - Kelompok pemberontak Suriah telah membakar kuburan ayah presiden terguling Bashar al-Assad, Hafez al-Assad, di kampung halamannya di Qardaha pada hari Rabu.

Pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengatakan kepada AFP bahwa makam Hafez yang dibakar tersebut terletak di jantung komunitas Alawite di Latakia.

Rekaman video yang AFP menunjukkan beberapa bagian makam dirusak, sementara makam Hafez dibakar dan dihancurkan.

Kompleks makam ayah Bashar al-Assad berada di bangunan tinggi yang luas di atas bukit, memiliki desain arsitektur yang rumit dengan beberapa lengkungan. Bagian luarnya dihiasi dengan ornamen yang diukir.



Di sana juga terdapat makam anggota keluarga Assad lainnya, termasuk saudara laki-laki Bashar, Bassel, yang sedang dipersiapkan untuk mewarisi kekuasaan sebelum dia tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada tahun 1994.

Pada hari Minggu, serangan kilat oleh pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Shams (HTS) merebut kota-kota penting sebelum mencapai Damaskus dan memaksa Assad untuk melarikan diri ke Rusia. Serangan itu mengakhiri lebih dari 50 tahun kekuasaan keluarga Assad.

Sementara itu, komandan utama para pemberontak yang menggulingkan Bashar al-Assad; Abu Mohammed al-Golani, mengatakan siapa pun yang terlibat dalam penyiksaan atau pembunuhan tahanan selama pemerintahan rezim Assad akan diburu, dan pengampunan tidak mungkin diberikan.

"Kami akan mengejar mereka di Suriah, dan kami meminta negara-negara untuk menyerahkan mereka yang melarikan diri sehingga kami dapat mencapai keadilan," katanya dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram milik televisi pemerintah Suriah.

Dunia tengah mengamati dengan seksama untuk melihat apakah para penguasa baru Suriah dapat menstabilkan negara dan menghindari aksi balas dendam yang penuh kekerasan, setelah perang saudara selama 13 tahun yang dilanda garis sektarian dan etnis menghancurkan negara tersebut.

Suriah menjalankan salah satu negara polisi paling represif di Timur Tengah selama lima dekade pemerintahan keluarga Assad.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)