Khaled Mashal, Calon Pemimpin Hamas yang Pernah Selamat dari Misi Pembunuhan Mossad Israel
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Khaled Mashal menjadi salah satu kandidat kuat kepala biro politik Hamas yang baru. Jika terpilih, dia akan menggantikan Ismail Haniyeh yang sebelumnya terbunuh di Teheran, Iran.
Bicara soal pengalaman, Mashal sendiri bukanlah orang baru di Hamas. Sebagaimana Haniyeh, dia menjadi satu dari sekian tokoh senior kenamaan di kelompok tersebut.
Melihat ke belakang, Mashal sebenarnya adalah pendahulu Haniyeh dalam jabatan kepala biro politik Hamas. Dia sempat aktif menjabat untuk periode 1996 hingga Mei 2017 lalu.
Pada sepak terjangnya, Mashal telah banyak berkontribusi untuk Hamas. Atas perannya ini, tak jarang dirinya menjadi incaran pembunuhan agen intelijen atau tentara Israel.
Sejak kecil, Mashal tumbuh di Tepi Barat, Palestina. Namun, dia terpaksa pindah setelah Israel mengambil alih wilayah itu pada 1967.
Setelahnya, Mashal sempat pindah ke Kuwait. Lalu, dia menuju Yordania pada 1991 sebelum akhirnya menjadi anggota aktif Hamas.
Mashal juga diketahui sebagai salah satu anggota pendiri biro politik Hamas. Dia bahkan terpilih sebagai ketua pada 1996 menggantikan Mousa Mohammed Abu Marzook yang dipenjara.
Saat menjadi ketua biro politik Hamas, Mashal sering menjadi target pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel.
Satu peristiwa paling membekas dalam dirinya adalah ketika selamat dari upaya pembunuhan Mossad di Yordania pada 1997.
Mengutip Washington Post, Senin (5/8/2024), insiden itu terjadi tak lama setelah Mashal ditunjuk menjadi kepala biro politik Hamas. Pelakunya sendiri adalah Mossad, badan intelijen luar negeri Israel.
Suatu hari, Mashal tengah berada di sebuah jalan di Amman, Yordania. Tiba-tiba, salah satu bagian telinganya disemprot dengan cairan beracun.
Untungnya, Mashal masih berhasil bertahan hidup. Setelah itu, Raja Hussein dari Yordania menangkap agen Mossad yang bertanggung jawab.
Dia pun mengancam akan membatalkan perjanjian damai yang baru dibuat dengan Israel apabila Mossad tidak memberikan penawar racun yang dipakai kepada Mashal.
Setelah mencapai kesepakatan, para agen itu dibebaskan dengan imbalan permintaan maaf atas pembunuhan yang gagal dan pembebasan 20 tahanan Palestina.
Meski agen Mossad itu dibebaskan, kegagalan misi pembunuhan Mashal menjadi aib tersendiri bagi Israel. Padahal, sebelumnya Mossad dikenal sebagai intelijen terlatih yang hampir semua misinya berjalan sukses.
Selamat dari upaya pembunuhan, Mashal tetap menjadi kepala biro politik Hamas hingga 2017. Setelah posisinya digantikan Ismail Haniyeh, keberadaannya tidak diketahui secara pasti dan hanya disebutkan berada di ‘pengasingan’.
Terbaru, menyusul insiden terbunuhnya Haniyeh di Iran, nama Mashal muncul sebagai kandidat penggantinya.
Berbekal pengalaman dan potensi yang dimiliki, dia akan jadi penantang kuat nama-nama lain seperti Yahya Sinwar hingga Deif.
Demikianlah ulasan mengenai sosok Khaled Mashal, calon pengganti Ismail Haniyeh yang pernah lolos dari aksi percobaan pembunuhan Mossad Israel.
Bicara soal pengalaman, Mashal sendiri bukanlah orang baru di Hamas. Sebagaimana Haniyeh, dia menjadi satu dari sekian tokoh senior kenamaan di kelompok tersebut.
Melihat ke belakang, Mashal sebenarnya adalah pendahulu Haniyeh dalam jabatan kepala biro politik Hamas. Dia sempat aktif menjabat untuk periode 1996 hingga Mei 2017 lalu.
Pada sepak terjangnya, Mashal telah banyak berkontribusi untuk Hamas. Atas perannya ini, tak jarang dirinya menjadi incaran pembunuhan agen intelijen atau tentara Israel.
Khaled Mashal Pernah Selamat dari Misi Pembunuhan Mossad Israel
Sejak kecil, Mashal tumbuh di Tepi Barat, Palestina. Namun, dia terpaksa pindah setelah Israel mengambil alih wilayah itu pada 1967.
Setelahnya, Mashal sempat pindah ke Kuwait. Lalu, dia menuju Yordania pada 1991 sebelum akhirnya menjadi anggota aktif Hamas.
Mashal juga diketahui sebagai salah satu anggota pendiri biro politik Hamas. Dia bahkan terpilih sebagai ketua pada 1996 menggantikan Mousa Mohammed Abu Marzook yang dipenjara.
Saat menjadi ketua biro politik Hamas, Mashal sering menjadi target pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel.
Satu peristiwa paling membekas dalam dirinya adalah ketika selamat dari upaya pembunuhan Mossad di Yordania pada 1997.
Mengutip Washington Post, Senin (5/8/2024), insiden itu terjadi tak lama setelah Mashal ditunjuk menjadi kepala biro politik Hamas. Pelakunya sendiri adalah Mossad, badan intelijen luar negeri Israel.
Suatu hari, Mashal tengah berada di sebuah jalan di Amman, Yordania. Tiba-tiba, salah satu bagian telinganya disemprot dengan cairan beracun.
Untungnya, Mashal masih berhasil bertahan hidup. Setelah itu, Raja Hussein dari Yordania menangkap agen Mossad yang bertanggung jawab.
Dia pun mengancam akan membatalkan perjanjian damai yang baru dibuat dengan Israel apabila Mossad tidak memberikan penawar racun yang dipakai kepada Mashal.
Setelah mencapai kesepakatan, para agen itu dibebaskan dengan imbalan permintaan maaf atas pembunuhan yang gagal dan pembebasan 20 tahanan Palestina.
Meski agen Mossad itu dibebaskan, kegagalan misi pembunuhan Mashal menjadi aib tersendiri bagi Israel. Padahal, sebelumnya Mossad dikenal sebagai intelijen terlatih yang hampir semua misinya berjalan sukses.
Selamat dari upaya pembunuhan, Mashal tetap menjadi kepala biro politik Hamas hingga 2017. Setelah posisinya digantikan Ismail Haniyeh, keberadaannya tidak diketahui secara pasti dan hanya disebutkan berada di ‘pengasingan’.
Terbaru, menyusul insiden terbunuhnya Haniyeh di Iran, nama Mashal muncul sebagai kandidat penggantinya.
Berbekal pengalaman dan potensi yang dimiliki, dia akan jadi penantang kuat nama-nama lain seperti Yahya Sinwar hingga Deif.
Demikianlah ulasan mengenai sosok Khaled Mashal, calon pengganti Ismail Haniyeh yang pernah lolos dari aksi percobaan pembunuhan Mossad Israel.
(sya)