Ukraina Mulai Kerahkan Jet Tempur F-16 Buatan AS, Perang Lawan Rusia Makin Memanas

Senin, 05 Agustus 2024 - 07:01 WIB
loading...
Ukraina Mulai Kerahkan...
Ukraina mulai kerahkan jet tempur F-16 buatan AS, membuat perang melawan invasi Rusia semakin memanas. Foto/EPA-EFE/JAN LANGHAUG NORWAY OUT
A A A
KYIV - Jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) mulai berkeliaran di langit Ukraina sejak Minggu. Operasional pesawat modern ini akan membuat perang melawan invasi Rusia semakin memanas.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pilot Ukraina telah mulai menerbangkan F-16 untuk operasi di dalam negeri. Dia resmi mengonfirmasi kedatangan jet tempur buatan Amerika yang telah lama ditunggu-tunggu lebih dari 29 bulan setelah perang pecah.

Zelensky mengumumkan penggunaan F-16 saat dia bertemu dengan pilot militer di pangkalan udara yang diapit oleh dua jet, dengan dua lagi terbang di atasnya.



"F-16 ada di Ukraina. Kami berhasil. Saya bangga dengan orang-orang kami yang menguasai jet-jet ini dan telah mulai menggunakannya untuk negara kami," kata Zelensky di sebuah lokasi yang diminta oleh pihak berwenang agar tidak diungkapkan oleh Reuters karena alasan keamanan.

Panglima Militer Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi menyambut baik kedatangan jet-jet tersebut dan berterima kasih kepada presiden dan pejabat lainnya karena telah bekerja sepanjang hari untuk mengamankannya.

Kedatangan mereka, katanya, akan menyelamatkan nyawa para tentara Ukraina.

"Ini berarti lebih banyak penjajah akan dihancurkan," tulis Syrskyi di Facebook, Senin (5/8/2024).

"Ini berarti lebih banyak rudal dan pesawat yang jatuh yang digunakan oleh para penjahat Rusia untuk menyerang kota-kota Ukraina."

Kedatangan jet tempur ini merupakan tonggak sejarah bagi Ukraina, meskipun masih belum jelas berapa banyak yang tersedia dan seberapa besar dampaknya dalam meningkatkan pertahanan udara dan di medan perang.

Rusia telah menargetkan pangkalan yang mungkin menampung jet tempur tersebut dan berjanji akan menembak mereka.

Dibuat oleh Lockheed Martin (LMT.N), F-16 telah lama menjadi incaran Ukraina karena daya rusaknya dan ketersediaannya di seluruh dunia.



Jet tempur ini dilengkapi dengan meriam 20 mm dan dapat membawa bom, roket, dan rudal.

Berbicara kepada wartawan di landasan pacu sebuah lapangan terbang, Zelensky mengatakan Ukraina masih belum memiliki cukup pilot yang terlatih untuk menggunakan F-16.

"Hal positifnya adalah kami mengharapkan F-16 tambahan...banyak orang sekarang sedang berlatih," katanya.

Penting, katanya, bagi sekutu Kyiv untuk menemukan cara memperluas program pelatihan dan peluang bagi pilot dan tim teknik Ukraina.

Ukraina sebelumnya mengandalkan armada pesawat tempur era Soviet yang sudah tua yang kalah persenjataan dari armada Rusia yang lebih canggih dan jumlahnya jauh lebih banyak.

Rusia telah menggunakan keunggulan itu untuk melakukan serangan rudal jarak jauh secara berkala terhadap target di seluruh Ukraina dan juga untuk menggempur posisi garis depan Ukraina dengan ribuan bom berpemandu, mendukung pasukannya yang perlahan maju di timur.

"Ini adalah tahap baru pengembangan Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina," kata Zelensky.

"Kami melakukan banyak hal bagi pasukan Ukraina untuk beralih ke standar penerbangan baru, penerbangan tempur Barat," imbuh dia, mengutip ratusan pertemuan dan diplomasi yang tak henti-hentinya untuk mendapatkan F-16.

"Kami sering mendengar 'itu tidak mungkin' sebagai jawaban, tetapi kami tetap mewujudkan ambisi kami, kebutuhan pertahanan kami, menjadi mungkin," katanya.

Masih belum jelas rudal apa yang dipersenjatai jet-jet tempur itu.

Menurut analis militer, rudal dengan jangkauan yang lebih jauh akan memungkinkan mereka untuk memiliki dampak yang lebih besar di medan perang.

Zelensky mengatakan bahwa dia juga berharap untuk melobi negara-negara tetangga sekutu untuk membantu mencegat rudal Rusia yang diluncurkan ke Ukraina melalui percakapan di platform Dewan Ukraina-NATO.

"Ini adalah alat lain, dan saya ingin mencobanya, sehingga negara-negara NATO dapat berbicara dengan Ukraina tentang kemungkinan koalisi kecil negara-negara tetangga untuk menembak jatuh rudal musuh," katanya.

"Saya pikir keputusan ini mungkin sulit bagi mitra kami. Mereka selalu takut akan eskalasi yang berlebihan, tetapi kami melawannya."
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)