Saksi Mata: Haniyeh Terbunuh oleh Rudal yang Ditembakkan ke Kamarnya, Bukan Bom Ditanam

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 09:30 WIB
loading...
Saksi Mata: Haniyeh...
Gambar yang diduga menunjukkan wisma tamu di Teheran tempat Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menginap. Foto/X
A A A
TEHERAN - Tiga orang yang berada di gedung yang dijaga ketat di Teheran tempat Ismail Haniyeh dibunuh telah memberi tahu Middle East Eye bahwa kepala politik Hamas itu terbunuh oleh rudal yang ditembakkan ke kamarnya dan bukan karena bom yang ditanam.

Orang-orang tersebut, yang salah satunya tinggal di kamar dekat kamar Haniyeh, mengatakan pada Jumat (2/8/2024) bahwa mereka mendengar suara-suara sebelum ledakan mengguncang gedung tersebut, suara-suara yang mereka katakan tampaknya konsisten dengan suara yang dihasilkan oleh rudal.

"Ini jelas proyektil dan bukan bom yang ditanam," ungkap salah satu orang tersebut mengatakan kepada MEE.

Saksi mata itu menambahkan mereka melihat akibat ledakan yang tampaknya konsisten dengan serangan rudal.

Dua orang lainnya, yang tinggal di lantai terpisah, juga menyaksikan akibat serangan itu, yang mengakibatkan runtuhnya sebagian langit-langit dan dinding luar kamar Haniyeh.

Haniyeh, pejabat senior Hamas yang telah memainkan peran kunci dalam pembicaraan untuk kemungkinan gencatan senjata di Gaza, tewas bersama pengawalnya yang telah lama bertugas, Wasim Abu Shaaban, pada Rabu, beberapa jam setelah mereka menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Pembunuhan Haniyeh adalah pembunuhan besar kedua yang dilakukan Israel dalam beberapa jam, menyusul serangan di Beirut yang menewaskan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.

Serangan Israel itu meningkatkan kekhawatiran bahwa wilayah tersebut sedang menuju perang besar-besaran.

Sumber yang dekat dengan pejabat di kepresidenan Iran mengatakan kepada MEE bahwa bangunan tempat Haniyeh dan beberapa tamu Palestina lainnya menginap terletak di dekat Istana Saadabad di Teheran dan dijaga oleh Korp Garda Revolusi Iran (IRGC).

Menurut analisis area tersebut, bangunan tersebut terletak di lereng bukit di tepi utara Teheran, di kaki pegunungan Alborz, dan tidak ada bangunan tempat tinggal lain di sekitar kompleks tersebut.

Tak lama setelah pembunuhan itu, pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya mengatakan kepada wartawan, mengutip saksi mata, bahwa serangan itu dilakukan oleh rudal yang "langsung menyerang" Haniyeh.

Dalam konferensi persnya di Teheran, Hayya menambahkan, meskipun Hamas maupun Iran tidak menginginkan perang regional, pembunuhan itu perlu dibalas.

Informasi yang dikonfirmasi tentang keadaan kematian Haniyeh masih sedikit dan pejabat Iran sejauh ini enggan mengungkapkan banyak detail penyelidikan atas serangan itu.

Pada Rabu, komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen Iran mengadakan pertemuan darurat untuk membahas pembunuhan pejabat Hamas itu.

Namun, seorang pejabat senior polisi mengatakan kepada komisi itu bahwa dia tidak memiliki informasi untuk disampaikan kepada anggota parlemen, dan tidak seorang pun dari IRGC menghadiri pertemuan itu.

Laporan yang didengar MEE tampaknya menimbulkan pertanyaan tentang laporan bahwa Haniyeh mungkin telah terbunuh oleh bom yang ditempatkan di dalam gedung tempat dia menginap.

Pada Kamis, New York Times melaporkan Haniyeh telah terbunuh oleh bom canggih yang ditanam di kamarnya sekitar dua bulan sebelumnya.

Namun kantor berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC melaporkan bahwa penyelidikan menunjukkan Haniyeh telah "terkena proyektil" dan menyimpulkan keterlibatan Israel "tidak dapat dikesampingkan".

Israel tidak menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Namun ketika ditanya tentang kematian Haniyeh dalam konferensi pers pada Kamis, juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan, "Selain pemusnahan pemimpin senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, kami tidak melakukan serangan udara apa pun malam itu di mana pun di Timur Tengah."

Kemarahan dan Balas Dendam


Menanggapi pembunuhan itu, Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Kamis bahwa Israel telah "melewati batas" dengan membunuh Shukr, seraya menambahkan Israel akan menghadapi respons yang keras.

“Israel harus bersiap menghadapi kemarahan dan balas dendam di semua lini yang mendukung Gaza," tegas Nasrallah.

Setelah pidato Nasrallah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya "siap menghadapi apa yang mungkin terjadi."

"Israel berada dalam kondisi kesiapan yang sangat tinggi untuk skenario apa pun, baik dalam bertahan maupun menyerang," papar dia.

Dia menyatakan, "Kami akan menuntut harga yang sangat tinggi untuk setiap tindakan agresi terhadap kami dari pihak mana pun."

Sejauh ini, Netanyahu tidak menyebutkan pembunuhan Haniyeh tetapi dalam beberapa hari terakhir telah mengatakan Israel memberikan pukulan telak kepada proksi Iran dan akan menanggapi dengan tegas setiap serangan.

"Kami siap menghadapi skenario apa pun dan kami akan bersatu dan bertekad melawan ancaman apa pun. Israel akan menuntut harga yang mahal untuk setiap agresi terhadap kami dari arena mana pun," ujar dia.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)