Salat Ghaib untuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Digelar di Berbagai Negara

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 20:15 WIB
loading...
Salat Ghaib untuk Pemimpin...
Umat Islam Indonesia melaksanakan salat ghaib untuk mendiang pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Masjid Istiqlal di Jakarta, 2 Agustus 2024. Foto/EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
A A A
JAKARTA - Upacara pemakaman untuk Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh diadakan di Qatar saat umat Islam di berbagai negara menggelar salat ghaib.

Negara-negara termasuk Indonesia, Turki, Lebanon, Yaman, Pakistan, dan Malaysia menggelar salat ghaib untuk jenazah Haniyeh.

Pada Jumat (2/8/2024), ribuan orang berkumpul di Masjid Imam Muhammad ibn Abdul al-Wahhab di Doha untuk mengikuti salat Jumat dan salat jenazah dalam pemakaman pemimpin politik kelompok Palestina tersebut di Lusail, sebelah utara ibu kota Qatar.

Perwakilan dari faksi Palestina lainnya dan anggota masyarakat menghadiri acara pemakaman di kota tersebut, tempat Haniyeh tinggal bersama dengan anggota kantor politik Hamas.

Keluarganya hadir di pemakaman di tengah langkah-langkah keamanan yang ketat di masjid nasional Qatar.

Suasananya penuh duka dan solidaritas bagi warga Palestina di Gaza.

“Bagi banyak orang, Haniyeh adalah mercusuar harapan,” ungkap Aisha, 23 tahun, kepada Al Jazeera.

Dia menjelaskan, “Saya pikir penting untuk menunjukkan solidaritas kita dengan Palestina dan memastikan kita ada untuk mereka, meskipun kita tidak dapat melakukan apa pun secara fisik, kita tetap bersama mereka.”

Israel belum memberikan komentar apa pun tentang pembunuhan tersebut, tetapi setelah serangan pada tanggal 7 Oktober ke Israel selatan, yang dipimpin Hamas, pejabat Israel berjanji akan membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya sebagai bagian dari tujuan yang dinyatakan untuk menghancurkan kelompok tersebut.

Pembunuhan Haniyeh, yang oleh Hamas, Iran, dan pihak lain dianggap dilakukan Israel, terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel menyerang pinggiran selatan Beirut, menewaskan Fuad Shukr, komandan militer kelompok Hizbullah Lebanon yang berpihak pada Iran.

Israel telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Hamas menyerukan "hari kemarahan yang meluap" bertepatan dengan pemakaman Haniyeh dan mendorong "pawai kemarahan yang menggelegar ... dari setiap masjid" setelah salat Jumat untuk memprotes pembunuhan dan perang paling mematikan oleh Israel di Gaza.

Israel telah membunuh hampir 40.000 orang Palestina di Gaza.

Turki dan Pakistan telah mengumumkan hari berkabung untuk menghormati pemimpin Hamas tersebut.

Ribuan orang berkumpul di Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul untuk memberikan penghormatan kepada Haniyeh selama salat Jumat.

Presiden Recep Tayyip Erdogan berencana menyampaikan pidato pada acara tersebut tetapi kunjungannya dibatalkan pada menit terakhir.

Kedutaan Besar Turki di Tel Aviv menurunkan benderanya menjadi setengah tiang, yang memicu kemarahan pejabat Israel.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir menanggapi tindakan tersebut di X, dengan mengatakan, "Perwakilan Kedutaan Besar Turki di Israel diundang untuk menurunkan bendera sepenuhnya dan kembali ke rumah."

Kementerian Luar Negeri Israel memanggil wakil duta besar Turki untuk memberikan teguran.

Pemakaman simbolis diadakan di ibu kota Lebanon, Beirut, saat kemarahan para pendukung Hizbullah memuncak atas pembunuhan Shukr dan Haniyeh.

“Perasaan di sini adalah bahwa kita bisa melihat eskalasi karena kelompok poros perlawanan yang berpihak pada Iran menjanjikan tanggapan,” ungkap Zeina Khodr dari Al Jazeera, melaporkan dari Beirut.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin upacara pemakaman umum untuk Haniyeh di Teheran pada Kamis, sebelum peti jenazah diangkut ke Doha.

Sebelumnya, dia mengancam akan memberikan “hukuman keras” atas pembunuhannya.

Melaporkan dari Teheran, Dorsa Jabbari dari Al Jazeera mengatakan satu komite khusus yang mencakup pasukan intelijen Iran, Garda Revolusi, dan kepolisian dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan tersebut, yang merupakan “salah satu kegagalan intelijen dan keamanan terbesar dalam sejarah terkini negara tersebut”.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0961 seconds (0.1#10.140)