Perang Israel dan Hizbullah Segera Pecah, PM Albanese Minta Warga Australia untuk Tinggalkan Lebanon
loading...
![Perang Israel dan Hizbullah...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2024/08/01/40/1427203/perang-israel-dan-hizbullah-segera-pecah-pm-albanese-minta-australia-untuk-tinggalkan-lebanon-iaw.webp)
PM Albanese meminta warga Australia untuk tinggalkan Lebanon. Foto/EPA
A
A
A
SYDNEY - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah mendesak warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negaranya. Itu dikarenakan kemungkinan konflik habis-habisan dengan Israel semakin dekat.
"Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengatakan kepada warga Australia: Jangan bepergian ke Lebanon saat ini," kata Albanese kepada wartawan di Sydney, dilansir Al Jazeera.
"Ada risiko bahwa bandara Beirut mungkin tidak dibuka untuk penerbangan komersial dan mengingat jumlah orang yang ada di sana, tidak ada jaminan bahwa kami dapat menjamin bahwa orang-orang akan dapat pulang melalui cara lain jika bandara itu ditutup," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan kepada warga Australia bahwa "sekarang saatnya untuk meninggalkan" Lebanon.
Peringatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, oleh Israel.
Australia adalah rumah bagi hampir 250.000 orang dengan keturunan Lebanon, salah satu populasi terbesar di luar Lebanon.
Sementara itu, Australia tidak mengubah posisinya terkait Dataran Tinggi Golan yang diduduki, Departemen Luar Negeri negara itu telah mengklarifikasi, setelah Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menggambarkan Majdal Shams sebagai "kota Israel".
Wong secara keliru menyebut kota Druze sebagai "Israel" dalam sebuah posting di X yang mengutuk serangan rudal baru-baru ini yang menewaskan 12 orang muda di sebuah pertandingan sepak bola di wilayah yang diduduki Israel.
"Tidak ada perubahan dalam posisi kami bahwa Dataran Tinggi Golan diduduki oleh Israel, sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB," kata seorang juru bicara departemen luar negeri kepada surat kabar Guardian Australia.
"Posisi lama kami adalah bahwa Dataran Tinggi Golan adalah masalah yang harus ditentukan oleh Israel dan Suriah melalui negosiasi dalam konteks penyelesaian damai yang komprehensif," tambah juru bicara itu.
Lihat Juga: Foto Momen-momen Terakhir Yahya Sinwar Jadi sebagai Poster pada Panggung Pembebasan Sandera
"Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengatakan kepada warga Australia: Jangan bepergian ke Lebanon saat ini," kata Albanese kepada wartawan di Sydney, dilansir Al Jazeera.
"Ada risiko bahwa bandara Beirut mungkin tidak dibuka untuk penerbangan komersial dan mengingat jumlah orang yang ada di sana, tidak ada jaminan bahwa kami dapat menjamin bahwa orang-orang akan dapat pulang melalui cara lain jika bandara itu ditutup," katanya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan kepada warga Australia bahwa "sekarang saatnya untuk meninggalkan" Lebanon.
Peringatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, oleh Israel.
Australia adalah rumah bagi hampir 250.000 orang dengan keturunan Lebanon, salah satu populasi terbesar di luar Lebanon.
Sementara itu, Australia tidak mengubah posisinya terkait Dataran Tinggi Golan yang diduduki, Departemen Luar Negeri negara itu telah mengklarifikasi, setelah Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menggambarkan Majdal Shams sebagai "kota Israel".
Wong secara keliru menyebut kota Druze sebagai "Israel" dalam sebuah posting di X yang mengutuk serangan rudal baru-baru ini yang menewaskan 12 orang muda di sebuah pertandingan sepak bola di wilayah yang diduduki Israel.
"Tidak ada perubahan dalam posisi kami bahwa Dataran Tinggi Golan diduduki oleh Israel, sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB," kata seorang juru bicara departemen luar negeri kepada surat kabar Guardian Australia.
"Posisi lama kami adalah bahwa Dataran Tinggi Golan adalah masalah yang harus ditentukan oleh Israel dan Suriah melalui negosiasi dalam konteks penyelesaian damai yang komprehensif," tambah juru bicara itu.
Lihat Juga: Foto Momen-momen Terakhir Yahya Sinwar Jadi sebagai Poster pada Panggung Pembebasan Sandera
(ahm)