Israel Berikan Daftar Senjata yang Diinginkan pada Kongres AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pejabat Israel menyerahkan daftar senjata yang ingin dipercepat pengirimannya kepada anggota parlemen Amerika Serikat (AS) selama kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Washington.
Kabar itu diungkap Politico pada hari Kamis (25/7/2024). Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah bahwa Washington menunda pengiriman senjata ini.
“Daftar yang dimaksud diberikan kepada anggota parlemen dan pejabat senior pemerintahan Biden sebelum Netanyahu berpidato di sidang gabungan Kongres pada hari Rabu,” ungkap sumber anonim mengatakan kepada situs berita tersebut.
Sumber Politico mengatakan daftar itu mencakup tujuh sistem senjata, yang tidak akan mereka sebutkan karena takut mengungkap rencana medan perang Israel.
Komite Urusan Luar Negeri DPR Michael McCaul (Partai Republik Texas) mengatakan kepada Politico bahwa pemerintahan Biden meminta Kongres menyetujui pengiriman senjata ini dua bulan lalu, dan Komite Urusan Luar Negeri DPR dan Senat telah menyetujuinya secara informal.
Namun, McCaul mengklaim pemerintahan Biden tidak pernah kembali untuk meminta persetujuan resmi.
“Itu tidak terjadi, dan biasanya hanya dalam hitungan hari, dan sekarang sudah dua bulan, jadi jelas mereka menahannya,” klaim McCaul.
Dalam pidatonya pada Rabu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa dia frustrasi dengan kecepatan pengiriman senjata dari AS.
"Berikan kami alatnya lebih cepat, dan kami akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat," tegas Netanyahu, seraya menambahkan Israel "tidak akan puas dengan apa pun kecuali" "kemenangan total" atas Hamas.
"Tidak ada arahan kebijakan untuk memperlambat pengiriman ke Israel," tegas seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada Politico. "Kami secara taktis melihat waktunya. Ini bukan pertanyaan apakah, ini pertanyaan kapan."
Namun, McCaul mengatakan dia yakin Biden menunda pengiriman senjata untuk memberi dirinya pengaruh atas Netanyahu, atau untuk menghindari oposisi dengan meminta persetujuan saat Kongres sedang reses bulan depan.
Israel telah membunuh lebih dari 39.000 warga Palestina di Jalur Gaza dengan persenjataan yang dipasok AS.
Dalam beberapa bulan sejak Oktober, Washington telah memberikan bantuan militer senilai USD6,5 miliar kepada Israel, menurut seorang pejabat pemerintahan Biden kepada Washington Post bulan lalu.
Angka itu kemungkinan akan meningkat, karena RUU bantuan luar negeri yang disahkan oleh Kongres pada bulan April mengalokasikan total USD14,1 miliar untuk bantuan bagi Israel.
Dukungan bagi Israel ini telah membuat marah sayap progresif Partai Demokrat, yang banyak di antaranya melewatkan pidato Netanyahu pada Rabu.
Di antara mereka yang hadir adalah anggota DPR dari Michigan Rashida Tlaib, yang mengangkat tanda bertuliskan "Bersalah atas Genosida" dan "Penjahat perang" saat perdana menteri Israel berbicara.
Pada bulan Mei lalu, Biden membekukan pengiriman sekitar 1.800 bom seberat 2.000 pon ke Israel sebagai isyarat nyata kepada kaum progresif.
Namun, pemerintahannya telah memberi Israel lebih dari 14.000 bom yang sama sejak Oktober, Reuters melaporkan pekan lalu.
Menurut sumber Politico, daftar senjata Israel tidak termasuk bom seberat 2.000 pon.
Kabar itu diungkap Politico pada hari Kamis (25/7/2024). Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah bahwa Washington menunda pengiriman senjata ini.
“Daftar yang dimaksud diberikan kepada anggota parlemen dan pejabat senior pemerintahan Biden sebelum Netanyahu berpidato di sidang gabungan Kongres pada hari Rabu,” ungkap sumber anonim mengatakan kepada situs berita tersebut.
Sumber Politico mengatakan daftar itu mencakup tujuh sistem senjata, yang tidak akan mereka sebutkan karena takut mengungkap rencana medan perang Israel.
Komite Urusan Luar Negeri DPR Michael McCaul (Partai Republik Texas) mengatakan kepada Politico bahwa pemerintahan Biden meminta Kongres menyetujui pengiriman senjata ini dua bulan lalu, dan Komite Urusan Luar Negeri DPR dan Senat telah menyetujuinya secara informal.
Namun, McCaul mengklaim pemerintahan Biden tidak pernah kembali untuk meminta persetujuan resmi.
“Itu tidak terjadi, dan biasanya hanya dalam hitungan hari, dan sekarang sudah dua bulan, jadi jelas mereka menahannya,” klaim McCaul.
Dalam pidatonya pada Rabu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa dia frustrasi dengan kecepatan pengiriman senjata dari AS.
"Berikan kami alatnya lebih cepat, dan kami akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat," tegas Netanyahu, seraya menambahkan Israel "tidak akan puas dengan apa pun kecuali" "kemenangan total" atas Hamas.
"Tidak ada arahan kebijakan untuk memperlambat pengiriman ke Israel," tegas seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS kepada Politico. "Kami secara taktis melihat waktunya. Ini bukan pertanyaan apakah, ini pertanyaan kapan."
Namun, McCaul mengatakan dia yakin Biden menunda pengiriman senjata untuk memberi dirinya pengaruh atas Netanyahu, atau untuk menghindari oposisi dengan meminta persetujuan saat Kongres sedang reses bulan depan.
Israel telah membunuh lebih dari 39.000 warga Palestina di Jalur Gaza dengan persenjataan yang dipasok AS.
Dalam beberapa bulan sejak Oktober, Washington telah memberikan bantuan militer senilai USD6,5 miliar kepada Israel, menurut seorang pejabat pemerintahan Biden kepada Washington Post bulan lalu.
Angka itu kemungkinan akan meningkat, karena RUU bantuan luar negeri yang disahkan oleh Kongres pada bulan April mengalokasikan total USD14,1 miliar untuk bantuan bagi Israel.
Dukungan bagi Israel ini telah membuat marah sayap progresif Partai Demokrat, yang banyak di antaranya melewatkan pidato Netanyahu pada Rabu.
Di antara mereka yang hadir adalah anggota DPR dari Michigan Rashida Tlaib, yang mengangkat tanda bertuliskan "Bersalah atas Genosida" dan "Penjahat perang" saat perdana menteri Israel berbicara.
Pada bulan Mei lalu, Biden membekukan pengiriman sekitar 1.800 bom seberat 2.000 pon ke Israel sebagai isyarat nyata kepada kaum progresif.
Namun, pemerintahannya telah memberi Israel lebih dari 14.000 bom yang sama sejak Oktober, Reuters melaporkan pekan lalu.
Menurut sumber Politico, daftar senjata Israel tidak termasuk bom seberat 2.000 pon.
(sya)