Sebut Kulit Putih Lebih Berbahaya dari Teroris, Ilhan Omar Diserang Netizen

Kamis, 25 Juli 2019 - 11:46 WIB
Sebut Kulit Putih Lebih Berbahaya dari Teroris, Ilhan Omar Diserang Netizen
Sebut Kulit Putih Lebih Berbahaya dari Teroris, Ilhan Omar Diserang Netizen
A A A
WASHINGTON - Politisi perempuan Partai Demokrat, Ilhan Omar, mengguncang jagat dunia maya lewat pernyataan kontroversialnya. Sebuah cuplikan video wawancara tahun 2018 yang kembali viral, Omar menanggapi pertanyaan tentang ketakutan beberapa warga Amerika Serikat (AS) terhadap terorisme jihad. Menurutnya, orang Amerika harus lebih takut pada orang kulit putih.

Dalam wawancara itu, pembawa acara Al Jazeera Medhi Hasan, mengatakan beberapa orang Amerika merasa dibenarkan takut kepada Islam karena keselamatan mereka sendiri, sebelum mendaftar sejumlah serangan teror Islam radikal. Omar menolak pernyataan itu, mengklaim ada lebih banyak bahaya dari pria kulit putih di seluruh negeri.

"Saya akan mengatakan negara kita harus lebih takut terhadap pria kulit putih di seluruh negara kita karena mereka sebenarnya menyebabkan sebagian besar kematian di negara ini," jawabnya.

"Dan jika ketakutan adalah kekuatan pendorong kebijakan untuk menjaga Amerika tetap aman - Amerika aman di dalam negara ini - kita harus membuat profil, memantau, dan membuat kebijakan untuk memerangi radikalisasi pria kulit putih," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (25/7/2019).

Sontak saja pernyataan Omar tersebut menuai reaksi dari para netizen di Twitter. Mereka merasa tersinggung dengan pernyataan Omar, menyebut retorikanya berbahaya dan akan disebut rasis jika itu adalah wanita kulit putih yang berbicara tentang pria kulit berwarna.

Ini bukan pertama kalinya Omar dikritik karena membuat pernyataan kontroversial. Dia secara terbuka ditantang atas kutipan tentang Al Qaeda dan serangan teror 11/9. Saat muncul di sebuah penggalangan dana Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) awal tahun ini, Omar menggambarkan pembantaian 11 September sebagai, "beberapa orang melakukan sesuatu." Pernyataan ini menyebabkan kemarahan Presiden AS Donald Trump yang menuduhnya menunjukkan belas kasih kepada teroris.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5663 seconds (0.1#10.140)
pixels