Donald Trump Desak Israel Akhiri Perang Gaza dengan Cepat, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Donald Trump, mantan presiden yang juga calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS), telah mendesak Israel untuk mengakhiri perangnya dengan Hamas di Gaza dengan cepat.
Alasannya, kata Trump, perang yang berlarut-larut adalah mimpi buruk hubungan masyarakat (humas) bagi negara Yahudi tersebut.
Berbicara kepada Fox News pada hari Kamis (25/7/2024), Trump mengatakan perang harus segera berakhir. "Karena mereka dihancurkan dengan publisitas ini, dan Anda tahu Israel tidak pandai dalam humas," katanya.
Trump adalah sekutu dekat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berkuasa di Gedung Putih, dan menggambarkan dirinya sebagai presiden AS yang paling pro-Israel sepanjang sejarah.
Dia telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas permintaan Netanyahu, memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat, dan menjadi perantara Perjanjian Abraham—yang membuat Israel menormalisasi hubungan dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.
Namun, dalam beberapa bulan sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada bulan Oktober, Trump telah berulang kali meminta Netanyahu untuk segera mengakhiri perang dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
"Anda harus menyelesaikan perang Anda," katanya kepada Israel Hayom pada bulan Maret lalu.
"Anda harus menyelesaikannya. Dan, saya yakin Anda akan melakukannya. Dan kita harus mencapai perdamaian, kita tidak bisa membiarkan ini terjadi."
Penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza, kata Trump saat itu, adalah gambaran yang sangat buruk bagi dunia.
Alasannya, kata Trump, perang yang berlarut-larut adalah mimpi buruk hubungan masyarakat (humas) bagi negara Yahudi tersebut.
Berbicara kepada Fox News pada hari Kamis (25/7/2024), Trump mengatakan perang harus segera berakhir. "Karena mereka dihancurkan dengan publisitas ini, dan Anda tahu Israel tidak pandai dalam humas," katanya.
Trump adalah sekutu dekat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berkuasa di Gedung Putih, dan menggambarkan dirinya sebagai presiden AS yang paling pro-Israel sepanjang sejarah.
Dia telah menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas permintaan Netanyahu, memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem Barat, dan menjadi perantara Perjanjian Abraham—yang membuat Israel menormalisasi hubungan dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, Maroko, dan Sudan.
Namun, dalam beberapa bulan sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas pada bulan Oktober, Trump telah berulang kali meminta Netanyahu untuk segera mengakhiri perang dengan kelompok perlawanan Palestina tersebut.
"Anda harus menyelesaikan perang Anda," katanya kepada Israel Hayom pada bulan Maret lalu.
"Anda harus menyelesaikannya. Dan, saya yakin Anda akan melakukannya. Dan kita harus mencapai perdamaian, kita tidak bisa membiarkan ini terjadi."
Penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza, kata Trump saat itu, adalah gambaran yang sangat buruk bagi dunia.