Profil Paul Kagame, Presiden Rwanda yang Raih Hampir 100 Persen Suara Pemilu

Minggu, 21 Juli 2024 - 13:30 WIB
loading...
Profil Paul Kagame,...
Paul Kagame, Presiden Rwanda yang raih hampir 100 persen suara Pemilu. Foto/REUTERS
A A A
KIGALI - Paul Kagame, yang kembali terpilih sebagai Presiden Rwanda untuk keempat kalinya, membuat kekuasaannya di negara Afrika Timur tersebut semakin panjang.

Berdasar pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum Nasional pada Kamis lalu, Paul Kagame terpilih kembali menjadi presiden dengan meraih 99,18% suara.

Oda Gasinzigwa, ketua Komisi Pemilihan Umum Nasional, mengatakan pada konferensi pers bahwa jumlah pemilih mencapai 98,20% dari sembilan juta pemilih terdaftar.

Angka itu memperlihatkan seberapa penuhnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin yang sudah memimpin selama hampir 25 tahun tersebut.

Baca Juga: Mengenal Dry Valleys, Tempat di Bumi yang Tak Diguyur Hujan Hampir 2 Juta Tahun

Profil Paul Kagame


Paul Kagame lahir pada 23 Oktober 1957 di Tambwe, Ruanda-Urundi, sebuah desa yang sekarang menjadi Provinsi Rwanda Selatan. Dia anak bungsu dari enam bersaudara.

Ayahnya, Deogratias Rutagambwa, adalah anggota kelompok etnis Tutsi, yang merupakan asal mula keluarga kerajaan sejak abad ke-18.

Kagame memulai pendidikan dasarnya di sebuah sekolah dekat kamp pengungsi, di mana dia dan pengungsi Rwanda lainnya belajar berbicara bahasa Inggris dan mulai berintegrasi ke dalam budaya Uganda.

Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya di Ntare School, salah satu sekolah terbaik di Uganda, yang juga merupakan almamater calon Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kagame melakukan dua kunjungan ke Rwanda pada tahun 1977 dan 1978. Dia menggunakan waktunya di Rwanda untuk menjelajahi negara tersebut, membiasakan diri dengan situasi politik dan sosial, dan menjalin koneksi yang berguna baginya dalam aktivitas selanjutnya.

Sebelum terjun ke politik, Kagame sempat menjabat sebagai komandan Front Patriotik Rwanda (RPF), angkatan bersenjata pemberontak yang menginvasi Rwanda.

RPF adalah salah satu pihak dalam konflik selama Perang Saudara Rwanda dan angkatan bersenjata yang mengakhiri genosida di Rwanda.

Kagame berjuang di medan pertempuran sejak 1980-an, ketika bertempur di tentara pemberontak pimpinan Yoweri Museveni. Kagame menjadi perwira senior tentara Uganda setelah banyak kemenangan militer yang membawa Museveni ke kursi kepresidenan Uganda.

Kagame lantas bergabung dengan RPF, mengambil kendali kelompok tersebut ketika pemimpin sebelumnya Fred Rwigyema meninggal pada hari kedua invasi tahun 1990.

Setelah kematian Presiden Rwanda Juvénal Habyarimana dan era genosida oleh ekstremis Hutu, Kagame lalu dipercaya untuk menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Bizimungu. Posisi itu membuatnya leluasa mengendalikan tentara nasional.

Namun pada masa pemerintahan Bizimungu, Rwanda justru masih dipenuhi oleh berbagai pemberontakan. Hingga pada akhirnya sang presiden mengundurkan diri pada tahun 2000.

Dari situlah, Kagame menjadi wakil yang dipercaya untuk menduduki kursi yang kosong. Bizimungu kemudian dipenjara karena korupsi dan menghasut kekerasan etnis, tuduhan yang oleh kelompok hak asasi manusia digambarkan bermotif politik.

Namun pemerintahan Kagame ini justru dinilai otoriter, dan kelompok hak asasi manusia menuduhnya melakukan penindasan politik.

Meski telah memenangkan empat kali pemilu, tidak satu pun dari pemilihan tersebut yang dinilai bebas atau adil oleh pengamat internasional. Perannya dalam pembunuhan lawan politik di pengasingan juga masih kontroversial.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Raih 90 Persen Suara,...
Raih 90 Persen Suara, Pemimpin Kudeta Gabon Menang Pemilu
4 Alasan Neokolonialisme...
4 Alasan Neokolonialisme Barat di Afrika Hancur, Salah Satunya Membeli Uranium dengan Harga Murah
Rival Erdogan Ditangkap...
Rival Erdogan Ditangkap atas Tuduhan Korupsi, Dijegal Maju Pilpres Turki
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
Tentara Prancis Mulai...
Tentara Prancis Mulai Hengkang dari Senegal, Negara Bekas Jajahannya
Akhir Dominasi Prancis...
Akhir Dominasi Prancis di Afrika, Macron Tarik Pasukan Militer dari Senegal
Prabowo: Kita TNI Selalu...
Prabowo: Kita TNI Selalu Dituduh Mau Jadi Diktator
Pemilihan Paus Baru,...
Pemilihan Paus Baru, Konklaf Kembali Dilanjutkan Hari Ini
Terungkap! 125 Jet Tempur...
Terungkap! 125 Jet Tempur India dan Pakistan Terlibat Duel Udara Sengit selama 1 Jam
Rekomendasi
Cadangan Emas China...
Cadangan Emas China Terus Bertambah, 6 Bulan Terakhir Naik 30 Ton
Malam Ini di INTERUPSI...
Malam Ini di INTERUPSI Prabowo: Saya Bukan Boneka Jokowi Bersama Anisha Dasuki dan Narasumber Kredibel, Live di iNews
SK Nominasi PIP 2025...
SK Nominasi PIP 2025 Sudah Terbit, Segera Aktivasi Rekeningmu!
Berita Terkini
Spesifikasi Jet Tempur...
Spesifikasi Jet Tempur Rafale yang Dipakai India Bombardir Pakistan Lalu Ditembak Jatuh
Intip Perbandingan Kekuatan...
Intip Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Unggul?
Trump Akan Sebut Teluk...
Trump Akan Sebut Teluk Persia sebagai Teluk Arab, Iran Marah
Brigade Al-Qassam Luncurkan...
Brigade Al-Qassam Luncurkan Operasi Gerbang Neraka di Rafah, Ungkap Zona Pembantaian
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Usai Serangan Rudal,...
Usai Serangan Rudal, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Kashmir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved