Netanyahu Klaim Zioniz Sukses Gempur Yaman: Tangan Panjang Israel Jangkau Musuh di Mana Saja
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memuji operasi militer Israel terhadap wilayah Yaman “presisi dan sukses”. Dia sesumbar bahwa “tangan panjang Israel” mampu menjangkau musuh di mana saja.
Serangan militer, yang menurut media Zionis, melibatkan 20 jet tempur Israel, menghancurkan kota pelabuhan Hodeidah,Yaman, untuk pertama kalinya, pada Sabtu.
Serangan itu memicu kebakaran besar di terminal minyak pelabuhan, menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 87 lainnya.
“Pelabuhan yang kami serang bukanlah pelabuhan yang tidak bersalah,” klaim Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis pada Sabtu malam.
“Itu digunakan untuk tujuan militer, digunakan sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran.”
“Serangan ini terjadi sebagai respons langsung terhadap serangan drone [Jumat] kemarin yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya, seratus meter dari Konsulat AS di Tel Aviv,” imbuh Netanyahu, yang dalam beberapa hari ke depan akan memberikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) di Washington, DC.
Serangan drone kamikaze di Tel Aviv pada Jumat pagi dipuji kelompok Houthi sebagai “operasi militer yang signifikan”.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan “human error” yang tidak dijelaskan secara spesifik atas kegagalan mereka mencegat drone atau setidaknya mengeluarkan peringatan, meskipun menurut media lokal, hal itu telah terdeteksi oleh pertahanan udara sebelumnya.
“Serangan Israel terhadap Yaman menjelaskan kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel,” imbuh Netanyahu dalam versi bahasa Ibrani dari pidatonya, seperti yang dikutip oleh Times of Israel, Minggu (21/7/2024).
Serangan militer, yang menurut media Zionis, melibatkan 20 jet tempur Israel, menghancurkan kota pelabuhan Hodeidah,Yaman, untuk pertama kalinya, pada Sabtu.
Serangan itu memicu kebakaran besar di terminal minyak pelabuhan, menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 87 lainnya.
“Pelabuhan yang kami serang bukanlah pelabuhan yang tidak bersalah,” klaim Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis pada Sabtu malam.
“Itu digunakan untuk tujuan militer, digunakan sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran.”
“Serangan ini terjadi sebagai respons langsung terhadap serangan drone [Jumat] kemarin yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya, seratus meter dari Konsulat AS di Tel Aviv,” imbuh Netanyahu, yang dalam beberapa hari ke depan akan memberikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) di Washington, DC.
Serangan drone kamikaze di Tel Aviv pada Jumat pagi dipuji kelompok Houthi sebagai “operasi militer yang signifikan”.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan “human error” yang tidak dijelaskan secara spesifik atas kegagalan mereka mencegat drone atau setidaknya mengeluarkan peringatan, meskipun menurut media lokal, hal itu telah terdeteksi oleh pertahanan udara sebelumnya.
“Serangan Israel terhadap Yaman menjelaskan kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tangan panjang Israel,” imbuh Netanyahu dalam versi bahasa Ibrani dari pidatonya, seperti yang dikutip oleh Times of Israel, Minggu (21/7/2024).