Jenderal Tertinggi Zionis Desak PM Netanyahu Minta Maaf pada Tentara Israel, Ada Apa?
loading...
A
A
A
Para pejabat di kantor Netanyahu mengatakan mereka tidak mengetahui pernyataan seperti itu dalam rapat keamanan.
Times of Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan pada konferensi pers; “Jika ada kemajuan, jika ada perubahan dalam posisi (Hamas), hal ini disebabkan oleh tekanan militer yang kuat dan desakan yang kuat terhadap kondisi kita, itulah yang membawa perubahan.”
Dia lebih lanjut menolak laporan bahwa dirinya meremehkan peran tempur tentara Israel. "Laporan bahwa saya menunda (kesepakatan pembebeasan sandera), bahwa saya memperkuat (pendirian saya), bahwa saya menghentikan kesepakatan. Justru sebaliknya," katanya.
Sejak dimulainya perang di Gaza, perselisihan antara Netanyahu dan para pemimpin militer telah berulang kali muncul, terutama mengenai tanggung jawab atas operasi kelompok perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.713 warga Palestina tewas dan 89.166 lainnya luka-luka. Selain itu, setidaknya 11.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel mengatakan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober. Namun, media Israel menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa banyak warga Israel terbunuh pada hari itu karena insiden "friendly-fire" oleh helikopter dan tank tempur pasukan Israel.
Netanyahu Bantah Remehkan Militer
Times of Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan pada konferensi pers; “Jika ada kemajuan, jika ada perubahan dalam posisi (Hamas), hal ini disebabkan oleh tekanan militer yang kuat dan desakan yang kuat terhadap kondisi kita, itulah yang membawa perubahan.”
Dia lebih lanjut menolak laporan bahwa dirinya meremehkan peran tempur tentara Israel. "Laporan bahwa saya menunda (kesepakatan pembebeasan sandera), bahwa saya memperkuat (pendirian saya), bahwa saya menghentikan kesepakatan. Justru sebaliknya," katanya.
Sejak dimulainya perang di Gaza, perselisihan antara Netanyahu dan para pemimpin militer telah berulang kali muncul, terutama mengenai tanggung jawab atas operasi kelompok perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 38.713 warga Palestina tewas dan 89.166 lainnya luka-luka. Selain itu, setidaknya 11.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel mengatakan bahwa 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober. Namun, media Israel menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa banyak warga Israel terbunuh pada hari itu karena insiden "friendly-fire" oleh helikopter dan tank tempur pasukan Israel.
(mas)