Emosional, Presiden Ukraina Memohon Putin Bebaskan 24 Pelaut

Jum'at, 28 Juni 2019 - 02:37 WIB
Emosional, Presiden Ukraina Memohon Putin Bebaskan 24 Pelaut
Emosional, Presiden Ukraina Memohon Putin Bebaskan 24 Pelaut
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara emosional mengajukan permohonan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membebaskan 24 pelaut Kiev yang ditangkap pasukan Moskow November lalu di dekat Crimea.

"Saya ingin mengajukan permohonan kepada Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin," kata Zelensky kepada wartawan dalam sebuah briefing pada hari Kamis, yang dilansir AFP Jumat (28/6/2019). Zelensky adalah presiden baru Ukraina yang terpilih dalam pemilu beberapa bulan lalu. Dia sebelumnya adalah seorang pelawak atau komedian.

"Kita semua punya anak. Kembalikan anak ke orang tua mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa dia "sangat emosional".

Pasukan Rusia pada November 2018 menembaki dan menangkap tiga kapal Angkatan Laut Ukraina di dekat Selat Kerch ketika mencoba melintas dari Laut Hitem ke Laut Azov. Para pelaut dari tiga kapal itu kemudian ditangkap dan diadili di Rusia.

Pada akhir Mei, Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut yang berbasis di Jerman, meminta Rusia untuk membebaskan para pelaut segera dan untuk memungkinkan mereka kembali ke Ukraina.

Namun, Rusia tidak mengakui yurisdiksi pengadilan internasional itu dan tidak mengirim wakil ke persidangan.

Zelensky pada awal pekan ini mengecam keputusan Majelis Parlemen Dewan Eropa (PACE) karena menerima kembali Rusia ke majelis yang berbasis di Strasbourg tersebut.

Dia mengaku telah melakukan semua yang dia bisa selama perjalanan baru-baru ini ke Eropa untuk meyakinkan para pemimpin benua tersebut untuk menentang langkah PACE.

"Tapi keputusan ini sudah dibuat sejak lama...Sayangnya, saya tidak didengar," ujarnya.

Moskow dilucuti dari hak pilihnya di PACE pada tahun 2014 atas aneksasi Crimea.

Delegasi Ukraina keluar sebagai protes atas pemulihan kembali keanggotaan Moskow di PACE dan mengumumkan akan menunda pekerjaannya di majelis tersebut.

Rusia dan Ukraina telah terkunci dalam perseteruan pahit sejak pemberontakan rakyat di Kiev tahun 2014 yang memaksa Viktor Yanukovych—presiden Ukraina pro-Kremlin—tersingkir.

Moskow dituduh memicu konflik pemberontak di Ukraina timur yang telah menewaskan sekitar 13.000 orang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4532 seconds (0.1#10.140)