Prancis Peringatkan AS Tak Seret NATO dalam Menggempur Iran

Jum'at, 28 Juni 2019 - 01:19 WIB
Prancis Peringatkan...
Prancis Peringatkan AS Tak Seret NATO dalam Menggempur Iran
A A A
BRUSSELS - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper, mencoba untuk "menginternasionalkan" pertikaian Washington dengan Teheran dengan meyakinkan sekutu NATO untuk membantu Amerika. Prancis menegur langkah bos Pentagon itu dengan mengatakan aliansi tidak boleh diseret ke dalam perang di Teluk.

Esper dijadwalkan melakukan pertemuan dengan para Menteri Pertahanan negara-negara NATO di Brussels minggu ini. Dia berusaha untuk membawa anggota-anggota NATO untuk berpihak pada Washington ketika konfrontasinya dengan Teheran meningkat.

Berbicara dengan wartawan di markas NATO pada hari Kamis setelah sesi tertutup, Esper mengatakan sekutu NATO lainnya perlu secara terbuka mengutuk "perilaku buruk" Iran.

Namun, sekutu NATO di Eropa ragu tentang upaya Washington untuk membangun koalisi untuk melawan Iran. Menurut laporan Reuters yang dilansir Jumat (28/6/2019), selama pertemuan tersebut, Esper diperingatkan oleh Prancis untuk tidak melibatkan aliansi NATO dalam misi militer di Teluk.

Bersama dengan kekuatan Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis meminta AS untuk menegakkan perjanjian nuklir Iran tahun 2015. Washington sendiri telah keluar dari perjanjian nuklir tersebut setahun yang lalu, dan langkah pemerintah Donald Trump itulah yang memantik eskalasi antara Washington dengan Teheran yang sedang berlangsung saat ini.

Pemerintah Prancis secara resmi belum berkomentar atas laporan tersebut. Pemerintah AS juga belum berkomentar.

Masih menurut laporan Reuters, kepala Pentagon juga meminta sekutu NATO untuk mengambil bagian dalam patroli maritim di Teluk Persia. Patroli itu dia yakini akan mencegah serangan lebih lanjut terhadap kapal tanker minyak.

Washington menuduh Iran menggunakan bom limpet untuk merusak enam kapal tanker minyak dalam dua insiden berbeda. Namun, beberapa negara Eropa ragu dengan bukti yang diberikan AS.

Iran sendiri menolak tuduhan itu dan menyiratkan bahwa insiden tersebut adalah operasi bendera palsu yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan dan membenarkan eskalasi militer Amerika di Timur Tengah.
(mas)
Berita Terkait
Iran Akan Pertimbangkan...
Iran Akan Pertimbangkan Negosiasi Langsung dengan Amerika Serikat
Prancis Sebut AS dan...
Prancis Sebut AS dan Eropa akan Bertemu Bahas Kesepakatan Nuklir Iran
Tuding Iran Buat Senjata...
Tuding Iran Buat Senjata Nuklir, Prancis Desak Perjanjian Nuklir Dihidupkan Kembali
Prancis: Hanya Tersisa...
Prancis: Hanya Tersisa Beberapa Pekan untuk Selamatkan Kesepakatan Nuklir Iran
Prancis dan Jerman Desak...
Prancis dan Jerman Desak AS Kembali ke Pendekatan Bersama Terhadap Iran
Rouhani Sebut Iran Dapat...
Rouhani Sebut Iran Dapat Perkaya Uranium Hingga 90%
Berita Terkini
Siapa Emmanuel Lidden?...
Siapa Emmanuel Lidden? Penggila Sains Australia yang Dihukum 10 Tahun karena Ingin Membuat Senjata Nuklir
1 jam yang lalu
6 Negara yang Merayakan...
6 Negara yang Merayakan Idulfitri pada Senin 31 Maret 2025
4 jam yang lalu
Hamas Bantah Pernyataan...
Hamas Bantah Pernyataan Khaled Meshaal tentang Penyerahan Kekuasaan di Gaza
4 jam yang lalu
Mahasiswi PhD Asal Turki...
Mahasiswi PhD Asal Turki Ini Diculik saat Hendak Berbuka Puasa, Terancam Dideportasi dari AS karena Dituding Mendukung Hamas
6 jam yang lalu
Iran Siapkan Operasi...
Iran Siapkan Operasi True Promise III Menarget Israel, Berikut 3 Skenarionya
7 jam yang lalu
Israel Ancam Bombardir...
Israel Ancam Bombardir Lebanon setelah Hizbullah Tembakkan Roket
8 jam yang lalu
Infografis
NATO Eropa Takut Trump...
NATO Eropa Takut Trump akan Hentikan Dukungan Senjata AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved