Jeremy Hunt Tuding Boris Johnson Pengecut

Selasa, 25 Juni 2019 - 08:38 WIB
Jeremy Hunt Tuding Boris Johnson Pengecut
Jeremy Hunt Tuding Boris Johnson Pengecut
A A A
Jeremy Hunt, salah satu kandidat perdana menteri (PM) Inggris, mengkritik rivalnya, Boris Johnson, sebagai pengecut karena tidak mau berdebat mengenai isu Britain Exit (Brexit). Dalam perebutan kursi nomor satu di pemerintahan Inggris itu, Johnson kerap menghindari perdebatan.

“Ditanya mengenai debat, dia (Johnson) selalu pengecut,” kata Menteri Luar Negeri Hunt. “Itu adalah tindakan pengecut tidak mau tampil dalam debat yang saling berhadapan,” ujarnya.

Hunt, 52, menegaskan upaya menghindari debat yang dilakukan Johnson justru mengabaikan kesempatan untuk menunjukkan program kepada publik. Sebelumnya debat kedua kandidat PM tersebut seyogianya akan dilaksanakan di stasiun televisi Sky. Namun, debat tersebut dibatalkan karena Johnson menolak untuk ikut ambil bagian.

“Masyarakat perlu mengetahui apa yang akan kamu lakukan dan kamu harus menjawab pertanyaan itu,” ujar Hunt. “Saya berjanji akan bertarung dengan Boris Johnson dan dia akan mengalami kekalahan,” ujarnya.

Johnson, 55, memang difavoritkan untuk memenangkan pemungutan suara Partai Konservatif yang otomatis akan menggantikan PM Theresa May yang telah mengumumkan pengunduran dirinya. Pemungutan suara itu akan dilaksanakan oleh 160.000 anggota Partai Konservatif. Dalam bursa judi, Johnson difavoritkan sekitar 79%, sebelumnya mencapai 92%.

Selama ini Johnson selalu memosisikan dirinya sebagai satu-satunya kandidat yang bisa mewujudkan Brexit pada 31 Oktober baik dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan. Dia juga menghadapi ancaman elektoral dari Ketua Partai Brexit Nigel Farage dan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn.

Hunt juga menyinggung kehidupan personal Johnson yang tidak relevan sebagai pemimpin Inggris. Dia mengungkapkan, pemimpin baru Inggris seharusnya menjelaskan tentang kesepakatan Brexit. Jika tidak, anggota parlemen akan kembali menghancurkan pemerintahan baru bila tidak ada kesepakatan Brexit.

Sementara itu, Johnson mengungkapkan dalam kolom koran Daily Telegraph bahwa Inggris akan menghadapi "ledakan demokratik" jika tidak meninggalkan Uni Eropa (UE) pada 31 Oktober. "Saat ini kita tidak akan menyimpannya. Kita tidak akan gagal," ujar Johnson.

Dia kemarin juga menegaskan kembali bahwa dirinya akan memprioritaskan Inggris keluar UE pada 31 Oktober baik dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan. “Kita akan keluar dari UE pada 31 Oktober,” tegasnya. Seperti Hunt, Johnson juga berjanji akan menurunkan pajak jika dia menjabat sebagai PM Inggris. (Andika Hendra).
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2834 seconds (0.1#10.140)