Tiga Maskapai China Tuntut Ganti Rugi Boeing

Kamis, 23 Mei 2019 - 09:33 WIB
Tiga Maskapai China Tuntut Ganti Rugi Boeing
Tiga Maskapai China Tuntut Ganti Rugi Boeing
A A A
BEIJING - Tiga maskapai terbesar di China menuntut Boeing Co memberi kompensasi atas kerugian akibat penghentian operasional dan penundaan pengiriman jet 737 Max.

Tuntutan itu muncul saat para regulator berkumpul untuk membahas perubahan desain pada pesawat bermasalah itu. Di sisi lain, hubungan Amerika Serikat (AS) dan China juga sedang memburuk akibat perang dagang. Maskapai Air China Ltd dan China Southern Airlines Co Ltd menyatakan, mereka telah menuntut kompensasi kepada Boeing.

Sehari sebelumnya, China Eastern Airlines Corp Ltd telah mengajukan tuntutan ganti rugi kepada perusahaan AS tersebut. Tuntutan terbaru itu dilaporkan pertama kali oleh televisi negara China. China menjadi negara pertama yang menghentikan opera sional 737 Max dua bulan lalu, setelah kecelakaan di Etiopia yang menewaskan 157 orang pada Maret. Insiden sebelumnya dialami oleh maskapai Lion Air di Indonesia.

“China telah menghentikan operasional 96 pesawat, yang sekitar 4% dari pesawatnya. Penghentian ini mengakibatkan kerugian besar bagi maskapai-maskapai China,” ungkap pakar penerbangan China Li Xiaojin kepada Reuters.Menurut Li, kerugian per hari diperkirakan minimal 100.000 yuan per pesawat untuk setiap maskapai. “Potensi kerugian besar juga. Pertumbuhan lebih lambat dalam volume penumpang di penjuru bandara besar China pada Maret dan April sebagian besar karena penghentian operasional jet 737 Max, menurut kalkulasi saya,” tutur dia.
Regulator aset negara China menyebut jumlah jet 737 Max yang dioperasikan tiga maskapai terbesar China sebanyak 53 pesawat.

Selain di China, sejumlah maskapai yang telah meminta ganti rugi termasuk Turkish Airl ines, United Air ines, Ryanair, dan Flydubai. Bloomberg pekan lalu melaporkan bahwa maskapai-maskapai besar di China mempertimbangkan bersatu meminta kompensasi kepada Boeing. Surat kabar People’s Daily menjelaskan, China Eastern tidak berkomunikasi dengan maskapai lain tentang isu itu, sebelum mengajukan tuntutannya.

China Eastern mengonfirmasi isi laporan itu kepada Reuters. Meski demikian, tabloid Global Times melaporkan bahwa tindakan itu merupakan upaya yang terkoordinasi. “China tampaknya siap memberikan lebih banyak tekanan kepada Boeing karena perusahaan itu memiliki masalah keamanan murni dan konflik dagang antara AS dan China yang terus memburuk,” ujar Shen Yuxin, mitra di firma hukum Freshfields Bruckhaus Deringer.

Permintaan kompensasi terbaru itu terjadi sehari sebelum Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menjadi tuan rumah regulator global di Dallas untuk memeriksa ulang software dan proposal pelatihan 737 Max sebelum regulator memutuskan untuk mengakhiri penghentian operasional. Sementara seorang janda asal Prancis Nadege Dubois-Seex yang suaminya tewas dalam kecelakaan Boeing 737 Max di Etiopia, mengajukan gugatan terhadap Boeing di AS. Dia meminta ganti rugi minimal USD276 juta. Puluhan keluarga telah meng gugat Boeing terkait kecelakaan Lion Air. Beberapa gugatan juga telah diajukan terkait kecelakaan di Etiopia.

Gugatan atas nama Nadege Dubois-Seex telah diajukan ke Pengadilan Distrik Chicago AS. Suami Dubois-Seex adalah warga Swedia dan Kenya ber nama Jonathan Seex yang me rupakan eksekutif di Tamarind Group of Companies.

Gugatan yang diajukan pada Senin (20/5) itu menuduh Boeing gagal menginformasikan kepada para pilot dengan tepat tentang berbagai risiko yang dimiliki software untuk mencegah 737 Max mengalami stall yang justru berulang kali membuat hidung pesawat menukik turun akibat data sensor yang salah. Jaksa AS Nomaan Husain menjelaskan dalam konferensi pers di Paris bahwa kliennya meminta ganti rugi minimal USD276 juta.

“Kami telah mempelajari bahwa Boeing bergantung pada sensor tunggal yang sebelumnya telah dilaporkan dalam lebih 200 laporan insiden yang diajukan ke FAA,” ujar Husain. Dua juru bicara Boeing di Eropa tidak membalas pesan untuk memberikan komentar. Adapun juru bicara Boeing di AS tidak merespons permintaan komentar terkait gugatan itu. “Keluarga kami telah kehilangan ksatria yang bersinar dan dunia telah kehilangan entrepreneur brilian,” ungkap Dubois-Seex. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4632 seconds (0.1#10.140)