Surat Einstein kepada Presiden AS soal Ancaman Bom Nuklir Hitler Dijual Rp65,6 Miliar

Kamis, 27 Juni 2024 - 10:44 WIB
loading...
Surat Einstein kepada Presiden AS soal Ancaman Bom Nuklir Hitler Dijual Rp65,6 Miliar
Surat Albert Einstein yang memperingatkan tentang ancaman bom nuklir yang sedang dikembangkan rezim Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler akan dijual lebih dari Rp65,6 miliar. Foto/inuth.com
A A A
NEW YORK - Surat fisikawan genius Albert Einstein yang memperingatkan tentang ancaman bom nuklir yang sedang dikembangkan rezim Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler akan dijual senilai USD4 juta atau lebih dari Rp65,6 miliar.

Surat setebal dua halaman yang akan dijual di rumah lelang Christie's pada September nanti merupakan surat yang ditujukan kepada Franklin D Roosevelt, presiden Amerika Serikat (AS) saat itu.

Mengutip The Guardian, Kamis (27/6/2024), dokumen itu ditulis di sebuah kabin di pantai utara Long Island, New York bersama rekan ilmuwannya, Leo Szilard.

Dalam suratnya, Einstein memperingatkan bahwa pemerintah Jerman secara aktif mendukung penelitian nuklir dan dapat membuat bom yang sangat kuat seperti jenis yang akhirnya dikerahkan oleh AS pada akhir Perang Dunia II.



Dia saat itu mendesak pemerintah AS untuk melakukan hal yang sama.

Roosevelt menanggapinya dengan membentuk sebuah komite yang merupakan cikal bakal Proyek Manhattan pimpinan J Robert Oppenheimer yang membuat bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, mengakhiri Perang Dunia II dan mengantarkan era nuklir.

Surat yang dikirimkan Bapak Teori Relativitas Umum tentang ruang dan waktu kepada presiden ada di perpustakaan dan museum Roosevelt di Hyde Park, New York. Namun surat kedua—yang ditandatangani dan sedikit lebih pendek—dijual oleh warisan mendiang salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen.

Allen, seorang kolektor burung murai yang mengumpulkan koleksi karya seni yang baru-baru ini dijual di Christie's seharga USD1,6 miliar serta hampir semua hal yang berkaitan dengan Jimi Hendrix, membeli surat itu dari penerbit dan calon presiden pihak ketiga Malcolm Forbes pada tahun 2002 seharga USD2,1 juta.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa itu adalah dokumen sejarah abad ke-20 pertama yang mencapai angka USD1 juta.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)
pixels